FEATURE
Terancam Lumpuh Membuat Suci Arumsari Luncurkan Aplikasi Alodokter
Raka Lestari
Jumat 13 Agustus 2021 / 16:11
Jakarta: Layanan telemedicine di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ada berbagai aplikasi berbasis kesehatan dengan fitur yang lengkap untuk berkonsultasi mengenai kondisi kesehatan tanpa harus datang langsung ke rumah sakit atau dokter.
Kehadiran layanan telemedicine cukup membantu pada masa-masa pandemi covid-19 seperti sekarang, sehingga kita bisa menghindari kontak dengan orang lain, dan bisa tetap aman karena tidak harus pergi keluar rumah.
Salah satu layanan telemedicine yang cukup populer di Indonesia adalah aplikasi Alodokter dengan berbagai fitur kesehatan yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Siapa yang tahu bahwa sang pendiri sekaligus CEO Alodokter, Suci Arumsari memiliki cerita menarik di balik pembuatan aplikasi Alodokter ini.
Menurut Suci, pembuatan aplikasi Alodokter ini dimulai pada 2014 lalu. Pengalamannya yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dirinya, membuat ia tergerak untuk menghadirkan aplikasi berbasis kesehatan. meskipun ia sendiri tidak memiliki background di dunia medis.
“Jadi awalnya dari pengalaman pribadi saya, di mana saya sempat mengalami keluhan kesehatan yang cukup serius dan sempat mengalami lumpuh sementara di bagian tulang belakang. Pada saat itu rasanya kaya stres banget, bingung, apa yang terjadi sama diri sendiri,” ujar Suci saat diwawancarai Medcom/Gaya beberapa waktu lalu.

Pada masa-masa tersebut, Suci mengaku mencari berbagai informasi mengenai penyakitnya tersebut. Akan tetapi, ia merasa ragu apakah informasi yang ia dapatkan tersebut apakah sumbernya kredibel dan bisa dipercaya atau tidak.
“Di situlah saya merasa bahwa, saya ini harus membuat Alodokter supaya tidak ada lagi orang seperti saya. Tidak ada lagi keluarga modern Indonesia yang putus asa ketika mencari informasi kesehatan yang online dan akurat karena saat itu susah banget,” tutur wanita berambut panjang ini.
Dari pengalamannya tersebut, Suci akhirnya membuat Alodokter dan aplikasi kesehatan yang lengkap, yang bisa diakses secara online. Tujuan utama membuat Alodokter, agar memberikan solusi dan dukungan kesehatan terlengkap bagi keluarga modern Indonesia.
"Dengan mengedepankan keunggulan medis, masyarakat bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga cepat,” katanya.
Baca juga: Catat, Ini 11 Link Telemedicine Gratis untuk Pejuang Isoman
Ia juga menceritakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan tulang belakangnya tersebut sudah dirasakan semenjak 2011. Namun baru benar-benar dirasakan secara intens setahun kemudian. Dan pada saat itu juga diketahui bahwa dirinya mengalami kondisi Herniated Nucleus Pulposus (HNP).
“Di situ saya berpikir, kalau misalkan amit-amit saya gabisa jalan lagi ini otak masih bisa dipake kan. Otak masih bisa mikir kan. Terus saya termotivasi lah untuk membuat fitur Alodokter yang dimulai dengan website-nya dulu,” tutur Suci.
Setelah membuat website Alodokter pada 2014, dua tahun kemudian Suci melakukan pengembangan untuk fitur konsultasi di aplikasi pada tahun 2016.
“Di situ kami kerjasama dengan dokter umum dan juga dokter spesialis. Gunanya untuk apa, supaya nanti ketika orang sudah melihat informasi di Alodokter mereka bisa langsung bertanya dengan dokter spesialis atau dokter umum supaya tidak salah langkah dalam mengambil keputusan,” kata Suci.
Baca juga: 5 Langkah Mendapatkan Layanan Telemedicine dan Obat Isolasi Mandiri Gratis dari Kemenkes
Website awal dari Alodokter pada saat itu berisikan tentang artikel-artikel kesehatan. Saat ia saya berpikir kalaupun membuat website itu harus yang benar-benar berdasarkan medis.
"Bukan informasi yang memang ingin didengar oleh saya. Bukan informasi yang disponsori oleh siapa, tapi memang informasi yang benar-benar secara medical itu sudah terbukti dan jelas,” jelas Suci.
“Layanan telemedicine di Indonesia saat ini sudah sangat cukup berkembang, apalagi di era pandemi seperti sekarang ini, terima kasih juga kepada pemerintah kita yang sudah memudahkan perusahaan telemedicine menjadi lebih berkembang dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih percaya terhadap telemedicine,” kata Suci.
Dan untuk perkembangan Alodokter sendiri, menurut Suci dibandingkan pada 2014 saat ia baru memulai Alodokter sudah cukup signifikan sekali. “Karena masyarakat kita polanya sudah berubah nih semenjak pandemi,” tutur Suci.
Akan tetapi, meskipun saat ini layanan telemedicine sudah berkembang dengan sangat luas bukan berarti bisa menggantikan peran dokter. “Saat ini masyarakat Indonesia sudah lebih percaya telemedicine ini, tapi perlu diingatkan juga bahwa telemedicine bukan untuk menggantikan dokter dan tidak semua jenis penyakit dapat diselesaikan oleh telemedicine,” tutur Suci.
“Jangan berpikir bahwa dengan telemedicine, harus sembuh penyakiti berat yang dialami. Tidak, karena telemedicine adalah sebuah jembatan antara dokter dan pasien untuk menanyakan masalah kesehatan mereka. Untuk menjawab keraguan mereka terhadap apa yang terjadi dalam kesehatan mereka. Tapi bukan untuk menggantikan dokter,” pungkas Suci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kehadiran layanan telemedicine cukup membantu pada masa-masa pandemi covid-19 seperti sekarang, sehingga kita bisa menghindari kontak dengan orang lain, dan bisa tetap aman karena tidak harus pergi keluar rumah.
Salah satu layanan telemedicine yang cukup populer di Indonesia adalah aplikasi Alodokter dengan berbagai fitur kesehatan yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Siapa yang tahu bahwa sang pendiri sekaligus CEO Alodokter, Suci Arumsari memiliki cerita menarik di balik pembuatan aplikasi Alodokter ini.
Ide awal pembuatan Alodokter
Menurut Suci, pembuatan aplikasi Alodokter ini dimulai pada 2014 lalu. Pengalamannya yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dirinya, membuat ia tergerak untuk menghadirkan aplikasi berbasis kesehatan. meskipun ia sendiri tidak memiliki background di dunia medis.
“Jadi awalnya dari pengalaman pribadi saya, di mana saya sempat mengalami keluhan kesehatan yang cukup serius dan sempat mengalami lumpuh sementara di bagian tulang belakang. Pada saat itu rasanya kaya stres banget, bingung, apa yang terjadi sama diri sendiri,” ujar Suci saat diwawancarai Medcom/Gaya beberapa waktu lalu.

Pada masa-masa tersebut, Suci mengaku mencari berbagai informasi mengenai penyakitnya tersebut. Akan tetapi, ia merasa ragu apakah informasi yang ia dapatkan tersebut apakah sumbernya kredibel dan bisa dipercaya atau tidak.
Ingin memberikan solusi kesehatan terlengkap
“Di situlah saya merasa bahwa, saya ini harus membuat Alodokter supaya tidak ada lagi orang seperti saya. Tidak ada lagi keluarga modern Indonesia yang putus asa ketika mencari informasi kesehatan yang online dan akurat karena saat itu susah banget,” tutur wanita berambut panjang ini.
Dari pengalamannya tersebut, Suci akhirnya membuat Alodokter dan aplikasi kesehatan yang lengkap, yang bisa diakses secara online. Tujuan utama membuat Alodokter, agar memberikan solusi dan dukungan kesehatan terlengkap bagi keluarga modern Indonesia.
"Dengan mengedepankan keunggulan medis, masyarakat bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga cepat,” katanya.
Baca juga: Catat, Ini 11 Link Telemedicine Gratis untuk Pejuang Isoman
Ia juga menceritakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan tulang belakangnya tersebut sudah dirasakan semenjak 2011. Namun baru benar-benar dirasakan secara intens setahun kemudian. Dan pada saat itu juga diketahui bahwa dirinya mengalami kondisi Herniated Nucleus Pulposus (HNP).
“Di situ saya berpikir, kalau misalkan amit-amit saya gabisa jalan lagi ini otak masih bisa dipake kan. Otak masih bisa mikir kan. Terus saya termotivasi lah untuk membuat fitur Alodokter yang dimulai dengan website-nya dulu,” tutur Suci.
Dimulai dari website
Setelah membuat website Alodokter pada 2014, dua tahun kemudian Suci melakukan pengembangan untuk fitur konsultasi di aplikasi pada tahun 2016.
“Di situ kami kerjasama dengan dokter umum dan juga dokter spesialis. Gunanya untuk apa, supaya nanti ketika orang sudah melihat informasi di Alodokter mereka bisa langsung bertanya dengan dokter spesialis atau dokter umum supaya tidak salah langkah dalam mengambil keputusan,” kata Suci.
Baca juga: 5 Langkah Mendapatkan Layanan Telemedicine dan Obat Isolasi Mandiri Gratis dari Kemenkes
Website awal dari Alodokter pada saat itu berisikan tentang artikel-artikel kesehatan. Saat ia saya berpikir kalaupun membuat website itu harus yang benar-benar berdasarkan medis.
"Bukan informasi yang memang ingin didengar oleh saya. Bukan informasi yang disponsori oleh siapa, tapi memang informasi yang benar-benar secara medical itu sudah terbukti dan jelas,” jelas Suci.
Layanan telemedicine di Indonesia saat ini
“Layanan telemedicine di Indonesia saat ini sudah sangat cukup berkembang, apalagi di era pandemi seperti sekarang ini, terima kasih juga kepada pemerintah kita yang sudah memudahkan perusahaan telemedicine menjadi lebih berkembang dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih percaya terhadap telemedicine,” kata Suci.
Dan untuk perkembangan Alodokter sendiri, menurut Suci dibandingkan pada 2014 saat ia baru memulai Alodokter sudah cukup signifikan sekali. “Karena masyarakat kita polanya sudah berubah nih semenjak pandemi,” tutur Suci.
Layanan telemedicine bukan untuk menggantikan dokter
Akan tetapi, meskipun saat ini layanan telemedicine sudah berkembang dengan sangat luas bukan berarti bisa menggantikan peran dokter. “Saat ini masyarakat Indonesia sudah lebih percaya telemedicine ini, tapi perlu diingatkan juga bahwa telemedicine bukan untuk menggantikan dokter dan tidak semua jenis penyakit dapat diselesaikan oleh telemedicine,” tutur Suci.
“Jangan berpikir bahwa dengan telemedicine, harus sembuh penyakiti berat yang dialami. Tidak, karena telemedicine adalah sebuah jembatan antara dokter dan pasien untuk menanyakan masalah kesehatan mereka. Untuk menjawab keraguan mereka terhadap apa yang terjadi dalam kesehatan mereka. Tapi bukan untuk menggantikan dokter,” pungkas Suci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)