FEATURE
Sasha yang Kehilangan Lengan: 'Semoga Mereka Tidak Bermaksud Menyakiti Saya...'
Mia Vale
Kamis 17 Maret 2022 / 21:31
Jakarta: Cerita kepiluan yang dialami warga Ukraina seakan tak ada habisnya. Bukan hanya orang dewasa yang harus berpulang, anak-anak pun tak pelak menjadi korban. Seperti yang dialami Sasha, bocah perempuan berusia sembilan tahun.
Hati siapa yang tak tersayat kala ahli bedah di Kyiv dengan berat hati harus mengamputasi lengan gadis cilik ini demi menyelamatkan hidupnya. Sebenarnya, apa yang terjadi pada gadis kecil malang ini?
Diceritakan oleh Nick Fagge kepada MailOnline, sekarang, gadis cantik yang biasa disapa Sasha sedang dalam pemulihan di rumah sakit. Semua ini berawal saat Sasha melarikan diri dari pertempuran di Hostomel pinggiran Kyiv dengan ayah, ibu dan saudara perempuannya minggu lalu.
Kala itu, mobil keluarganya terkena peluru tentara Rusia. Nahas, ayah Sasha terbunuh dalam pelarian itu. Sasha pun tertembak di lengannya. Tapi ia, ibu, dan saudarinya terus melarikan diri ke jalan sampai akhirnya berlindung di ruang bawah tanah.

(Sasha (foto sebelum terjadi perang) tergeletak dengan luka di gudang bawah tanah dua hari sebelum ia diselamatkan ke rumah sakit dan menghadapi amputasi. Foto: Dok. Tim Clarke/Dailymail.co.uk)
Sebagaimana dilansir dari Dailymail, Sasha dikisahkan sempat tak sadarkan diri dan mengigau selama dua hari sebelum akhirnya dibawa dengan tandu darurat ke rumah sakit terdekat.
Ya, Sasha ditolong oleh para sukarelawan yang mengibarkan bendera putih. Dan berbicara dari ranjang rumah sakit, di mana ia berbaring, Sasha bercerita apa yang dialaminya.
"Saya tidak tahu mengapa Rusia menembak saya. Tapi saya berharap itu hanya kecelakaan dan mereka tidak bermaksud menyakiti saya," tutur Sasha mengawali cerita.
Ia pun melanjutkan, "Saya tertembak di lengan. Saat itu, saya berlari mengejar adik. Saya pun melihat ibu terjatuh. Saya pikir itu akhir dari semuanya. Tapi ternyata ibu tidak mati. Dia hanya berlindung dari tembakan. Dia bersembunyi. Dan saat itulah saya hilang kesadaran."
Menurut Sasha ada orang yang membawanya ke ruang bawah tanah. Di sana ia diberi beberapa perawatan, sampai kemudian beberapa orang membawanya dengan balutan handuk ke rumah sakit.
Sementara itu, bertempat di Rumah Sakit Pusat Irpin, Bucha, ahli bedah vaskular Dr Vladislav Gorbovec, menceritakan mengapa lengan Sasha harus diamputasi.
Ia mengaku menemukan gangren atau kondisi matinya jaringan tubuh akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup.

(Keluarga Sasha mencoba untuk berlari dari Hostomel di barat Kyiv, tempat di mana terjadi pertempuran sengit dengan pasukan Rusia. Foto: Dok. AFP/Getty Images/Dailymail.co.uk)
Untuk itulah Gorbovec mengambil keputusan mengamputasi lengan kiri gadis kecil berambut panjang, tepat di atas siku. Karena kalau tidak, nyawa Sasha bisa melayang.
Dari First Volunteer Mobile Hospital, Dr Gennadiy Druzenko, mengatakan kepada MailOnline Sasha adalah salah satu dari sejumlah anak yang menderita luka parah dalam pertempuran di Kyiv.
Dia menjelaskan, "Gadis ini dibawa ke Rumah Sakit Pusat Irpin dengan luka parah. Dia telah ditembak saat akan mengungsi dari Gostomel bersama orang tuanya. Ayahnya ditembak mati saat mengusir mereka dari pertempuran di mobilnya."
Drizenko melanjutkan, Sasha, adik perempuan, dan ibunya beruntung bisa menyelamatkan diri di ruang bawah tanah. Mereka tinggal di sana selama dua hari sementara ada pertempuran di jalan-jalan di atas mereka.
"Sasha terluka parah, kehilangan kesadaran dan mengigau. Tentara Rusia mencoba masuk ke ruang bawah tanah. Mereka menembak ke pintu dan berteriak pada orang-orang untuk keluar," cerita Drizenko.
Masih diceritakan oleh Drizenko, setelah diamputasi, akhirnya Sasha dipindahkan ke klinik swasta Kyiv. Sasha merupakan salah satu dari sejumlah anak yang menderita luka parah. Mereka semua telah kehilangan setidaknya satu dari orang tua mereka.
Sementara itu, seorang perawat yang merawat Sasha di Bangsal 5, Rumah Sakit Pusat Irpen, di Bucha, memujinya karena kekuatan dan keberaniannya.
Perawat itu berkata, "Hal pertama yang Sasha katakan kepada saya adalah, 'Tolong jujur... ??apakah saya memiliki tangan kiri atau tidak?' Jujur, saya tidak tahu harus berkata apa. Saya tidak tahu apakah harus mengatakan berbohong atau mengatakan yang sebenarnya kepadanya."
Sasha juga bertanya kepada perawat, apakah dia akan sehat dan apakah dia dapat memiliki lengan tiruan merah muda baru yang diwarnai dengan bunga.
Perawat tersebut kagum terhadap Sasha, karena dia sangat kuat.
Sasha tidak menangis karena dia tahu hanya orang lemah yang menangis. "Dia berterima kasih kepada kami karena telah menyelamatkan hidupnya dan merawatnya," aku sang Perawat.
Ia menutup pembicaraan dengan berkata, "Saya sangat marah dan sangat membenci siapa pun yang menembak dan melukai anak-anak."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hati siapa yang tak tersayat kala ahli bedah di Kyiv dengan berat hati harus mengamputasi lengan gadis cilik ini demi menyelamatkan hidupnya. Sebenarnya, apa yang terjadi pada gadis kecil malang ini?
Diceritakan oleh Nick Fagge kepada MailOnline, sekarang, gadis cantik yang biasa disapa Sasha sedang dalam pemulihan di rumah sakit. Semua ini berawal saat Sasha melarikan diri dari pertempuran di Hostomel pinggiran Kyiv dengan ayah, ibu dan saudara perempuannya minggu lalu.
Kala itu, mobil keluarganya terkena peluru tentara Rusia. Nahas, ayah Sasha terbunuh dalam pelarian itu. Sasha pun tertembak di lengannya. Tapi ia, ibu, dan saudarinya terus melarikan diri ke jalan sampai akhirnya berlindung di ruang bawah tanah.

(Sasha (foto sebelum terjadi perang) tergeletak dengan luka di gudang bawah tanah dua hari sebelum ia diselamatkan ke rumah sakit dan menghadapi amputasi. Foto: Dok. Tim Clarke/Dailymail.co.uk)
Si kecil Sasha sempat tak sadarkan diri
Sebagaimana dilansir dari Dailymail, Sasha dikisahkan sempat tak sadarkan diri dan mengigau selama dua hari sebelum akhirnya dibawa dengan tandu darurat ke rumah sakit terdekat.
Ya, Sasha ditolong oleh para sukarelawan yang mengibarkan bendera putih. Dan berbicara dari ranjang rumah sakit, di mana ia berbaring, Sasha bercerita apa yang dialaminya.
"Saya tidak tahu mengapa Rusia menembak saya. Tapi saya berharap itu hanya kecelakaan dan mereka tidak bermaksud menyakiti saya," tutur Sasha mengawali cerita.
Ia pun melanjutkan, "Saya tertembak di lengan. Saat itu, saya berlari mengejar adik. Saya pun melihat ibu terjatuh. Saya pikir itu akhir dari semuanya. Tapi ternyata ibu tidak mati. Dia hanya berlindung dari tembakan. Dia bersembunyi. Dan saat itulah saya hilang kesadaran."
Menurut Sasha ada orang yang membawanya ke ruang bawah tanah. Di sana ia diberi beberapa perawatan, sampai kemudian beberapa orang membawanya dengan balutan handuk ke rumah sakit.
Sementara itu, bertempat di Rumah Sakit Pusat Irpin, Bucha, ahli bedah vaskular Dr Vladislav Gorbovec, menceritakan mengapa lengan Sasha harus diamputasi.
Ia mengaku menemukan gangren atau kondisi matinya jaringan tubuh akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup.

(Keluarga Sasha mencoba untuk berlari dari Hostomel di barat Kyiv, tempat di mana terjadi pertempuran sengit dengan pasukan Rusia. Foto: Dok. AFP/Getty Images/Dailymail.co.uk)
Untuk itulah Gorbovec mengambil keputusan mengamputasi lengan kiri gadis kecil berambut panjang, tepat di atas siku. Karena kalau tidak, nyawa Sasha bisa melayang.
Dari First Volunteer Mobile Hospital, Dr Gennadiy Druzenko, mengatakan kepada MailOnline Sasha adalah salah satu dari sejumlah anak yang menderita luka parah dalam pertempuran di Kyiv.
Dia menjelaskan, "Gadis ini dibawa ke Rumah Sakit Pusat Irpin dengan luka parah. Dia telah ditembak saat akan mengungsi dari Gostomel bersama orang tuanya. Ayahnya ditembak mati saat mengusir mereka dari pertempuran di mobilnya."
Drizenko melanjutkan, Sasha, adik perempuan, dan ibunya beruntung bisa menyelamatkan diri di ruang bawah tanah. Mereka tinggal di sana selama dua hari sementara ada pertempuran di jalan-jalan di atas mereka.
"Sasha terluka parah, kehilangan kesadaran dan mengigau. Tentara Rusia mencoba masuk ke ruang bawah tanah. Mereka menembak ke pintu dan berteriak pada orang-orang untuk keluar," cerita Drizenko.
Masih diceritakan oleh Drizenko, setelah diamputasi, akhirnya Sasha dipindahkan ke klinik swasta Kyiv. Sasha merupakan salah satu dari sejumlah anak yang menderita luka parah. Mereka semua telah kehilangan setidaknya satu dari orang tua mereka.
Sementara itu, seorang perawat yang merawat Sasha di Bangsal 5, Rumah Sakit Pusat Irpen, di Bucha, memujinya karena kekuatan dan keberaniannya.
Perawat itu berkata, "Hal pertama yang Sasha katakan kepada saya adalah, 'Tolong jujur... ??apakah saya memiliki tangan kiri atau tidak?' Jujur, saya tidak tahu harus berkata apa. Saya tidak tahu apakah harus mengatakan berbohong atau mengatakan yang sebenarnya kepadanya."
Sasha juga bertanya kepada perawat, apakah dia akan sehat dan apakah dia dapat memiliki lengan tiruan merah muda baru yang diwarnai dengan bunga.
Perawat tersebut kagum terhadap Sasha, karena dia sangat kuat.
Sasha tidak menangis karena dia tahu hanya orang lemah yang menangis. "Dia berterima kasih kepada kami karena telah menyelamatkan hidupnya dan merawatnya," aku sang Perawat.
Ia menutup pembicaraan dengan berkata, "Saya sangat marah dan sangat membenci siapa pun yang menembak dan melukai anak-anak."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)