Video ini memperlihatkan peran aktif Korea Utara dalam konflik Ukraina dengan mengirim ribuan pasukan dan senjata ke Rusia.
Namun, Korea Utara bukan satu-satunya negara yang diduga membantu Rusia. Beberapa negara lain juga dituduh memberikan dukungan militer, ekonomi, atau strategis kepada Moskow dalam invasinya ke Ukraina.
Korea Utara
Menurut laporan The Week UK, Korea Utara telah mengirim ribuan pasukan ke Rusia untuk mendukung operasi militer di Ukraina. Selain itu, jutaan peluru artileri dan rudal balistik juga dikirim sebagai bagian dari kerja sama strategis antara kedua negara."Perang di Ukraina memberikan kesempatan bagi Korea Utara untuk menguji kemampuan tentaranya dan memperbarui program misil mereka," ujar Gabriel Jonsson, profesor kajian Korea di Universitas Stockholm.
Kerja sama ini juga menghasilkan pendapatan besar bagi rezim Kim Jong-un dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Cina
Cina, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam konflik, telah dituduh memasok barang-barang "dual-use" seperti mikroelektronika dan alat berat yang dapat digunakan untuk produksi senjata.Berdasarkan laporan CNN, "kemitraan tanpa batas" antara Rusia dan Cina telah menghasilkan rekor perdagangan bilateral senilai $240 miliar pada 2024.
Xi Jinping terus menekankan pentingnya kerja sama strategis dengan Rusia, yang dianggap sebagai langkah untuk melawan dominasi Barat.
Iran
Iran telah menjadi pemasok utama drone dan rudal jarak pendek bagi Rusia sejak awal 2023. Wall Street Journal melaporkan bahwa ratusan drone buatan Iran telah digunakan dalam serangan terhadap infrastruktur Ukraina.Selain itu, transfer misil balistik juga dilaporkan pada September 2023, memberikan Rusia keuntungan militer tambahan. Emil Avdaliani, profesor hubungan internasional, menyebut bahwa kerja sama ini "mencerminkan oposisi bersama terhadap Amerika Serikat dan sekutunya."
Belarus
Sebagai sekutu terdekat Rusia, Belarus telah memainkan peran penting dalam mendukung invasi Ukraina. Wilayah Belarus digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Rusia untuk melancarkan serangan pada awal konflik.Berdasarkan laporan media Amerika Serikat, Presiden Belarus Alexander Lukashenko juga mengizinkan Rusia untuk menempatkan senjata nuklir di negaranya, meningkatkan ancaman terhadap keamanan regional.
Meskipun demikian, Belarus tetap mencoba menjaga hubungan seimbang antara Rusia dan Barat.
Dukungan dari negara-negara seperti Korea Utara, Cina, Iran, dan Belarus menunjukkan bagaimana konflik Ukraina melibatkan lebih dari sekadar Rusia dan Ukraina.
Bantuan ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari dukungan militer langsung hingga kolaborasi ekonomi dan strategis.
Peran negara-negara ini memperumit upaya internasional untuk mengakhiri konflik dan menciptakan tantangan baru bagi stabilitas global.
Baca Juga:
Sebarkan Video Interogasi Tawanan Tentara Korut, Ukraina Dituduh Langgar Hukum Internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News