FEATURE

5 Kisah Pilu Saat Invasi Rusia Merobek Keluarga Ukraina

Mia Vale
Senin 14 Maret 2022 / 14:05
Jakarta: Beberapa jam sejak Rusia mulai menyerang Ukraina, ribuan warga di sana telah meninggalkan rumah mereka. Lebih dari 50.000 warga Ukraina melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Polandia dan Moldova. 

Mereka yang belum melarikan diri dari Ukraina, harus rela ditinggalkan dalam ratapan kesedihan atas semua kehancuran yang dirasakan. Mereka (terpaksa) harus rela kehilangan harta benda, bahkan mereka harus rela kehilangan orang-orang terkasih.

Banyak warga sipil yang menjadi korban serangan udara dan penembakan terhitung sejak hari pertama serangan Rusia. 

Tak tahu mimpi apa mereka, sehingga mengalami penyerangan tersebut. Teriakan takut anak-anak, isak tangis karena terpisah dari keluarga, seakan jadi mimpi buruk bagi masyarakat Ukraina. Melansir dari laman People, berikut beberapa kisah pilu yang dialami warga-warga tak bedosa ini.
 

1. "Ibu sudah pergi!"


Seorang pria di kota Horlivka, sebuah kota di Ukraina Timur yang dikendalikan oleh pemberontak pro-Rusia, terdengar sedang bercerita kepada saudara kandungnya. 

Sambil tubuhnya terbaring di luar rumah terdekat, laki-laki itu berkata, "Ibu sudah pergi, itu saja," ujarnya pilu melalui panggilan telepon. Ya, cerita ini diungkapkan oleh Associated Press. 


kisah sedih perang rusia ukraina
(Seorang gadis muda bernama Vlada mengatakan ia tak ingin mati dalam perang Rusia dan Ukraina. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
 

2. "Aku tidak ingin mati..."


Seorang gadis muda bernama Vlada, yang tampak berdoa di depan sebuah biara di kota Mariupol, mengatakan kepada AP, "Aku ingin semua ini berakhir secepat mungkin. Aku tidak ingin mati..." 

Ya, warga yang tetap tinggal di Ukraina berharap serangan itu akan berakhir dengan cepat. Semua tidak ingin meninggal terkena serangan Rusia. 
 

3. Lari bersama putri dan kucingnya


"Saya mencoba untuk tidak menonton TV karena mereka menunjukkan semua mayat di Donetsk dan di mana-mana. Sekarang pun mereka menunjukkan bagaimana mereka menembaki Ukraina," aku Svetlana Lisytsina kepada New York Times. 

Wanita Yahudi berusia 80 tahun ini melarikan diri dari rumahnya bersama putri dan kucingnya. Ia mengaku mencoba untuk membunuh ketakutan internalnya. Lisytsina mengatakan beberapa kerabat dekatnya terbunuh selama Perang Dunia II, dan invasi Rusia kini telah membuatnya takut kehilangan keluarganya lagi. 
 

4. Larangan tinggalkan Ukraina


CBS News melaporkan pasukan Rusia mendekati ibukota Ukraina Kyiv. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan, "Serangan roket Rusia yang mengerikan sedang terjadi." 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memposting video dirinya di luar kantor kepresidenan. Zelenskyy mengatakan ia dan politisi lainnya tetap di Kyiv untuk melindungi kemerdekaan Ukraina. 

"Kami tinggal di rumah. Kami tidak ingin pergi," ujar Andrew, pria 24 tahun kepada CNN. Ya, setelah dimulainya invasi, Zelenskyy melarang pria usia militer meninggalkan Ukraina. 
 

5. "Anakku tidak boleh melintas"


Ibu mana yang tak sedih berpisah dengan putra tercintanya. Apalagi perpisahan itu karena negara tengah berkonflik. "Saya gemetar, saya tidak bisa tenang," aku Vilma Sugar, 68, kepada AP. Ia terpaksa melepas putranya yang berusia 47 tahun saat akan meninggalkan negara itu. 

"Kami melintasi perbatasan tetapi mereka tidak mengizinkannya ikut dengan kami. Kami mencoba untuk tetap berhubungan dengannya melalui telepon tetapi sulit karena salurannya buruk," ratapnya. 

(TIN)

MOST SEARCH