Jakarta: FOMO atau 'Fear of Missing Out' adalah rasa takut ketinggalan hal-hal seru yang dialami orang lain. Jika terlewatkan, seseorang merasa hidupnya kurang menyenangkan.
Perasaan ini tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak dari berbagai usia. Mulai dari melewatkan pesta ulang tahun teman, playdate yang menyenangkan, hingga melihat postingan di media sosial yang penuh kegembiraan.
Pada era digital saat ini, FOMO semakin sering muncul karena anak-anak mudah terpapar cuplikan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna. Hal ini bisa membuat mereka merasa iri, sedih, dan tidak percaya diri. Orang tua punya peran besar untuk membantu anak mengatasi rasa ini.
Baca juga: Cermati Gejala, Dampak, Sampai Cara Mengurangi FOMO
Dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah sederhana, anak bisa belajar menikmati hidupnya sendiri tanpa terus membandingkan dengan orang lain. Sehingga tumbuh dengan pola pikir yang lebih sehat dan bahagia.
Media sosial sering menjadi pemicu utama FOMO pada anak-anak karena platform, seperti Instagram atau TikTok menampilkan hanya sisi terbaik dari kehidupan teman sebaya.
Irin Rubin, ahli parenting dan penulis buku The MamaZen Parenting Method serta pendiri aplikasi MamaZen, menjelaskan bahwa anak-anak sering melihat foto teman sebaya mereka yang terlihat keren, menghadiri pesta, atau bahkan memamerkan gadget baru yang wajib dimiliki.
“Yang tidak mereka lihat adalah bahwa ini hanyalah cuplikan terpilih yang sangat disunting dan bukan kehidupan nyata,” kata Rubin.
Bagi anak, gambar-gambar itu terasa sangat nyata, sehingga sulit membedakan antara kenyataan dan editan. Akibatnya, mereka bisa merasa tidak cukup atau iri hati yang berdampak pada citra diri negatif.
Bahkan anak yang tidak aktif di media sosial pun bisa mengalami FOMO, misalnya karena cerita dari teman di sekolah tentang acara liburan atau permainan baru. Masalah ini bisa muncul sejak usia dini, seperti anak TK yang sedih karena tidak ikut bermain di taman bersama teman, hingga remaja yang gelisah karena melewatkan tren viral.
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala awal agar bisa campur tangan sebelum perasaan itu memengaruhi kesehatan emosional anak secara keseluruhan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Perasaan ini tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak dari berbagai usia. Mulai dari melewatkan pesta ulang tahun teman, playdate yang menyenangkan, hingga melihat postingan di media sosial yang penuh kegembiraan.
Pada era digital saat ini, FOMO semakin sering muncul karena anak-anak mudah terpapar cuplikan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna. Hal ini bisa membuat mereka merasa iri, sedih, dan tidak percaya diri. Orang tua punya peran besar untuk membantu anak mengatasi rasa ini.
Baca juga: Cermati Gejala, Dampak, Sampai Cara Mengurangi FOMO
Dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah sederhana, anak bisa belajar menikmati hidupnya sendiri tanpa terus membandingkan dengan orang lain. Sehingga tumbuh dengan pola pikir yang lebih sehat dan bahagia.
Media sosial sering menjadi pemicu utama FOMO pada anak-anak karena platform, seperti Instagram atau TikTok menampilkan hanya sisi terbaik dari kehidupan teman sebaya.
Irin Rubin, ahli parenting dan penulis buku The MamaZen Parenting Method serta pendiri aplikasi MamaZen, menjelaskan bahwa anak-anak sering melihat foto teman sebaya mereka yang terlihat keren, menghadiri pesta, atau bahkan memamerkan gadget baru yang wajib dimiliki.
“Yang tidak mereka lihat adalah bahwa ini hanyalah cuplikan terpilih yang sangat disunting dan bukan kehidupan nyata,” kata Rubin.
Bagi anak, gambar-gambar itu terasa sangat nyata, sehingga sulit membedakan antara kenyataan dan editan. Akibatnya, mereka bisa merasa tidak cukup atau iri hati yang berdampak pada citra diri negatif.
Bahkan anak yang tidak aktif di media sosial pun bisa mengalami FOMO, misalnya karena cerita dari teman di sekolah tentang acara liburan atau permainan baru. Masalah ini bisa muncul sejak usia dini, seperti anak TK yang sedih karena tidak ikut bermain di taman bersama teman, hingga remaja yang gelisah karena melewatkan tren viral.
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala awal agar bisa campur tangan sebelum perasaan itu memengaruhi kesehatan emosional anak secara keseluruhan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)