Jakarta: Siapa yang menyangka bahwa pemeriksaan kesuburan hanya kepada wanita atau istri? Hal ini ternyata salah! Pria atau suami juga perlu untuk memeriksa kesuburan, saat menanti-nanti keturunan.
Pasangan yang belum memiliki keturunan, tetapi sudah melakukan hubungan secara rutin diindikasikan mengalami masalah kesuburan atau infertilitas. Ketika persoalan ini mulai menghantuimu dan pasangan, tidak ada salahnya untuk segera melakukan pemeriksaan kesuburan.
Menurut dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, RS Pondok Indah, pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan pada wanita (istri) selaku pemilik rahim, tetapi juga harus melibatkan pasangannya (suami).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis sangat penting untuk mengevaluasi dan memastikan ada-tidaknya gangguan kesuburan. Dari hasil pemeriksaan, dokter dapat menentukan terapi dan penanganan kesuburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan.
Berbicara periksa fertilisasi, ada setidaknya lima pemeriksaan yang dilakukan oleh pria untuk memeriksa kesuburan, antara lain:
Pemeriksaan fisik lengkap diperlukan jika memang tidak ada kondisi medis yang muncul. Struktur yang dievaluasi meliputi penis, skrotum, testis, epididimis, spermatic cord, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar Cowper’s.
Analisis sperma merupakan pemeriksaan utama fertilitas pria untuk mengukur keberadaan gangguan produksi sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan gangguan kesuburan. Parameter utama yang dilihat adalah konsentrasi, pergerakan (motilitas) sperma, dan morfologi sperma, selain dari parameter lainnya.
Pemeriksaan darah dilakukan dengan mengukur kadar FSH dan testosteron dalam darah. Pada pria, FSH berperan dalam spermatogenesis (pembentukan sperma). Testosteron berperan dalam spermatogenesis dan stimulasi libido.
Pencitraan USG dapat digunakan untuk menemukan gejala gangguan kesuburan secara lebih mendalam. Bagi pria, USG testis/buah zakar dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kongenital dan kelainan obstruktif yang menghambat transportasi sperma.
USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.
Pengujian genetik dapat dilakukan pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan. Pengujian genetik dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi DNA, kerusakan kromosom, atau kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya.
Itulah lima pemeriksaan yang kamu lakukan sebagai pria yang ingin melakukan cek kesuburan. Hal ini tentu diperlukan jika sudah menikah dan tak kunjung memiliki keturunan. Ingat, para suami dianjurkan untuk tetap memeriksakan diri, bukan hanya sang istri, ya!
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Pasangan yang belum memiliki keturunan, tetapi sudah melakukan hubungan secara rutin diindikasikan mengalami masalah kesuburan atau infertilitas. Ketika persoalan ini mulai menghantuimu dan pasangan, tidak ada salahnya untuk segera melakukan pemeriksaan kesuburan.
Menurut dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, RS Pondok Indah, pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan pada wanita (istri) selaku pemilik rahim, tetapi juga harus melibatkan pasangannya (suami).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis sangat penting untuk mengevaluasi dan memastikan ada-tidaknya gangguan kesuburan. Dari hasil pemeriksaan, dokter dapat menentukan terapi dan penanganan kesuburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan.
Berbicara periksa fertilisasi, ada setidaknya lima pemeriksaan yang dilakukan oleh pria untuk memeriksa kesuburan, antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik lengkap diperlukan jika memang tidak ada kondisi medis yang muncul. Struktur yang dievaluasi meliputi penis, skrotum, testis, epididimis, spermatic cord, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar Cowper’s.
2. Analisis sperma
Analisis sperma merupakan pemeriksaan utama fertilitas pria untuk mengukur keberadaan gangguan produksi sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan gangguan kesuburan. Parameter utama yang dilihat adalah konsentrasi, pergerakan (motilitas) sperma, dan morfologi sperma, selain dari parameter lainnya.
3. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan dengan mengukur kadar FSH dan testosteron dalam darah. Pada pria, FSH berperan dalam spermatogenesis (pembentukan sperma). Testosteron berperan dalam spermatogenesis dan stimulasi libido.
4. Pencitraan
Pencitraan USG dapat digunakan untuk menemukan gejala gangguan kesuburan secara lebih mendalam. Bagi pria, USG testis/buah zakar dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kongenital dan kelainan obstruktif yang menghambat transportasi sperma.
USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.
5. Pemeriksaan genetik
Pengujian genetik dapat dilakukan pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan. Pengujian genetik dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi DNA, kerusakan kromosom, atau kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya.
Itulah lima pemeriksaan yang kamu lakukan sebagai pria yang ingin melakukan cek kesuburan. Hal ini tentu diperlukan jika sudah menikah dan tak kunjung memiliki keturunan. Ingat, para suami dianjurkan untuk tetap memeriksakan diri, bukan hanya sang istri, ya!
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)