FAMILY
Pasutri! Inilah Cara untuk Mendapatkan Squirting Bersama Pasangan
Mia Vale
Minggu 15 Juni 2025 / 19:00
Jakarta: Selain multiorgasme, squirting merupakan salah satu orgasme pada wanita dengan sensasi yang sangat luar biasa. Ya, squirting mungkin merupakan salah satu tindakan seks yang paling banyak dibicarakan di internet, tetapi sebenarnya memelajari cara squirting lebih sulit daripada yang terlihat.
Bagi mereka yang belum terbiasa, squirting mengacu pada cairan bening yang terkadang dikeluarkan oleh wanita dengan vulva saat mereka orgasme. Namun, "squirting" bukanlah istilah medis, dan sulit untuk didefinisikan secara spesifik karena dialami dalam banyak cara.
Baca juga: Dijamin Antibosan, Ini Durasi Ideal Berhubungan Seks dengan Pasangan
Belum banyak penelitian tentang squirting, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa, selama orgasme squirting, cairan dilepaskan dari kelenjar paraurethral dan kandung kemih mengosongkan dirinya sendiri selama orgasme squirting.
"Tapi, squirting tidaklah sama dengan urine," Cecilia Villero, seorang pendidik kesenangan queer, memberi tahu Them.
Akan tetapi, bentuk orgasme ini hanya dialami oleh sebagian kecil wanita sehingga muncul anggapan bahwa squirt hanyalah buatan dan tidak benar-benar terjadi. Benarkah begitu?
.jpg)
(Cairan yang keluar saat squirting berbeda dengan urine. Cairan ini cenderung bening, tidak kuning, dan tidak berbau seperti urine. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kadang, squirt sering diartikan sebagai ejakulasi wanita. Padah ternyata, keduanya berbeda. Kalau squirt, merupakan cairan bening yang berasal dari kandung kemih dan mengandung urea, kreatinin, asam urat, dan zat lainnya.
Sementara ejakulasi, cairannya bertekstur kental seperti keputihan dan diyakini berasal dari kelenjar skene atau prostat wanita. Jumlahnya pun tidak banyak dibandingkan cairan squirt. Cairan ejakulasi mengandung prostat fosfatase, glukosa, fruktosa, dan urea.
Beberapa wanita bisa mengalami squirt sebelum maupun sesudah orgasme. Squirt juga bisa terjadi bersamaan dengan orgasme, sehingga sering kali dinilai sebagai tanda wanita orgasme. Padahal, tanda-tanda wanita orgasme beragam, misalnya tubuh gemetar, khususnya bagian bawah tubuh.
Berbagai jenis rangsangan, baik internal maupun eksternal, jumlah tekanan yang kamu sukai, dan semua preferensi lainnya dapat berkontribusi untuk membuat kamu "menyemprotkan" cairan atau squirt saat orgasme.
Cara yang baik untuk memulai adalah dengan mencari tahu sendiri sensasi apa yang paling terasa bagi kamu. Bila para wanita ingin mencapai squirt atau merangsang pasangan seksual agar squirt, menurut Alodokter, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Awali dengan foreplay terlebih dulu
- Stimulasi berbagai titik sensitif tubuh pasangan, seperti bibir, leher, payudara, dan pantat
- Rangsang bagian vagina, seperti klitoris dan vulva
- Temukan area G-spot dengan jari atau sex toys
- Minta pasangan untuk stimulasi berbagai titik pada waktu bersamaan, misal rangsang area G-spot dengan jari tangan kanan dan area klitoris dengan jari tangan kiri
- Masturbasi dengan penuh kesadaran dapat memungkinkan kamu melepaskan rasa malu yang mungkin menghalangi dalam mencapai potensi squirting yang sebenarnya
- Rileks, ingat, squirting bukanlah indikator seberapa kuat orgasme kamu, seberapa besar kamu merasakan kenikmatan, atau apakah kamu melakukan seks dengan 'benar'
Baca juga: 3 Hal yang Bisa Terjadi Jika Vagina yang Kurang Lubrikasi
Yang harus diketahui, jika wanita merasa ingin buang air kecil, jangan ditahan karena terkadang squirt dan buang air kecil memiliki sensasi yang sama. Ingat, squirt memiliki sensasi yang berbeda-beda pada setiap wanita.
Ada yang merasakannya seperti orgasme, tetapi lebih intens. Beberapa wanita juga merasakannya seperti ingin buang air kecil. Beberapa wanita bisa saja mengalami squirt dalam waktu cepat setelah dirangsang di area tubuh tertentu, seperti klitoris atau G-spot.
Namun, ada juga wanita yang harus dirangsang di berbagai bagian tubuh dan membutuhkan waktu lama untuk squirt. So Ladies, siap untuk merasakan sensasi squirt?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Bagi mereka yang belum terbiasa, squirting mengacu pada cairan bening yang terkadang dikeluarkan oleh wanita dengan vulva saat mereka orgasme. Namun, "squirting" bukanlah istilah medis, dan sulit untuk didefinisikan secara spesifik karena dialami dalam banyak cara.
Baca juga: Dijamin Antibosan, Ini Durasi Ideal Berhubungan Seks dengan Pasangan
Belum banyak penelitian tentang squirting, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa, selama orgasme squirting, cairan dilepaskan dari kelenjar paraurethral dan kandung kemih mengosongkan dirinya sendiri selama orgasme squirting.
"Tapi, squirting tidaklah sama dengan urine," Cecilia Villero, seorang pendidik kesenangan queer, memberi tahu Them.
Akan tetapi, bentuk orgasme ini hanya dialami oleh sebagian kecil wanita sehingga muncul anggapan bahwa squirt hanyalah buatan dan tidak benar-benar terjadi. Benarkah begitu?
Squirting dan "ejakulasi wanita"
(Cairan yang keluar saat squirting berbeda dengan urine. Cairan ini cenderung bening, tidak kuning, dan tidak berbau seperti urine. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kadang, squirt sering diartikan sebagai ejakulasi wanita. Padah ternyata, keduanya berbeda. Kalau squirt, merupakan cairan bening yang berasal dari kandung kemih dan mengandung urea, kreatinin, asam urat, dan zat lainnya.
Sementara ejakulasi, cairannya bertekstur kental seperti keputihan dan diyakini berasal dari kelenjar skene atau prostat wanita. Jumlahnya pun tidak banyak dibandingkan cairan squirt. Cairan ejakulasi mengandung prostat fosfatase, glukosa, fruktosa, dan urea.
Beberapa wanita bisa mengalami squirt sebelum maupun sesudah orgasme. Squirt juga bisa terjadi bersamaan dengan orgasme, sehingga sering kali dinilai sebagai tanda wanita orgasme. Padahal, tanda-tanda wanita orgasme beragam, misalnya tubuh gemetar, khususnya bagian bawah tubuh.
Cara untuk squirt
Berbagai jenis rangsangan, baik internal maupun eksternal, jumlah tekanan yang kamu sukai, dan semua preferensi lainnya dapat berkontribusi untuk membuat kamu "menyemprotkan" cairan atau squirt saat orgasme.
Cara yang baik untuk memulai adalah dengan mencari tahu sendiri sensasi apa yang paling terasa bagi kamu. Bila para wanita ingin mencapai squirt atau merangsang pasangan seksual agar squirt, menurut Alodokter, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Awali dengan foreplay terlebih dulu
- Stimulasi berbagai titik sensitif tubuh pasangan, seperti bibir, leher, payudara, dan pantat
- Rangsang bagian vagina, seperti klitoris dan vulva
- Temukan area G-spot dengan jari atau sex toys
- Minta pasangan untuk stimulasi berbagai titik pada waktu bersamaan, misal rangsang area G-spot dengan jari tangan kanan dan area klitoris dengan jari tangan kiri
- Masturbasi dengan penuh kesadaran dapat memungkinkan kamu melepaskan rasa malu yang mungkin menghalangi dalam mencapai potensi squirting yang sebenarnya
- Rileks, ingat, squirting bukanlah indikator seberapa kuat orgasme kamu, seberapa besar kamu merasakan kenikmatan, atau apakah kamu melakukan seks dengan 'benar'
Baca juga: 3 Hal yang Bisa Terjadi Jika Vagina yang Kurang Lubrikasi
Yang harus diketahui, jika wanita merasa ingin buang air kecil, jangan ditahan karena terkadang squirt dan buang air kecil memiliki sensasi yang sama. Ingat, squirt memiliki sensasi yang berbeda-beda pada setiap wanita.
Ada yang merasakannya seperti orgasme, tetapi lebih intens. Beberapa wanita juga merasakannya seperti ingin buang air kecil. Beberapa wanita bisa saja mengalami squirt dalam waktu cepat setelah dirangsang di area tubuh tertentu, seperti klitoris atau G-spot.
Namun, ada juga wanita yang harus dirangsang di berbagai bagian tubuh dan membutuhkan waktu lama untuk squirt. So Ladies, siap untuk merasakan sensasi squirt?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0431 [51]
