FAMILY
Bayi Juga Bisa Hitung-Hitungan dan Paham Bahasa Kedua, Ini Faktanya!
Medcom
Kamis 14 Agustus 2025 / 13:19
Jakarta: Bayi memang dikenal sebagai 'Sponge kecil' karena kemampuannya untuk mempelajari sekitar. Selain dapat mengenali emosi dan memahami bahasa isyarat, bayi juga memiliki potensi luar biasa dalam memahami konsep dasar matematika dan bahasa.
Berikut Leslie Garisto Pfaff dalam Parents memberikan penjelasan mengenai bayi dapat memahami matematika dan dapat memahami bahasa kedua:
Sebuah penelitian mengungkapkan bayi dapat memiliki kemampuan dasar tentang pengurangan. Studi tersebut menguji bayi 6 bulan hingga 9 bulan untuk menonton pertunjukan boneka dengan dua karakter. Kemudian, dihilangkan satu boneka dan tirainya ditutup lalu dibuka kembali satu boneka yang sama tetap ada.
Selanjutnya eksperimen tersebut diulang dan menutup kembali, tetapi dua boneka yang muncul. Tatapan bayi menunjukkan bahwa mereka kebingungan karena memahami bahwa dua dikurangi satu tidak mungkin dua.
Selain itu studi lain menyebutkan bahwa bayi juga mampu memecahkan masalah menggunakan logika ilmiah. Penelitian terhadap bayi berusia 8 bulan yang diperlihatkan dua kotak. Satu kotak berisi lebih banyak bola merah dibandingkan bola putih dan kotak kedua sebaliknya lebih banyak bola putih daripada bola merah.
Peneliti tersebut mengambil lima bola dari kotak satu dan dua (satu merah dan empat putih dalam setiap kasus), bayi melihat ke dalam kotak dan hasilnya bayi menatap lebih lama kotak yang berisi lebih banyak bola merah, menyadari bahwa bola putih yang keluar dari kotak itu merupakan ketidaksesuaian statistik.
Orang tua harus dapat memanfaatkan bakat bayi dengan melakukan eksplorasi sehari-hari agar ia belajar mengenai matematika dan sains. Membelikan bayi mainan balok, kotak dengan tutup, mainan yang menyembunyikan dan memperlihatkan objek disarankan untuk mengasah kemampuan bayi.
Banyak bayi yang memiliki kemampuan dapat mempelajari bahasa kedua. Penelitian menunjukkan pemikiran yang adaptif mendorong untuk memahami bahasa kedua ini karena dapat meningkatkan daya ingat dan mengembangkan konsentrasi anak.
Namun, ajaran tradisional para ahli menyarankan untuk menunda pengenalan bahasa kedua sampai usia 3 tahun. Kontra dengan sebuah penelitian tahun 2017 yang menyebutkan bayi dapat memahami kata-kata dalam bahasa berbeda.
Penelitian tersebut menjelaskan juga bayi bisa memahami bahasa yang berbeda dengan akurat dan efisien.
Para orang tua juga disarankan untuk mengasah kemampuan dua bahasa bayi dengan berbicara menggunakan dua bahasa saat bersama anak. Para ahli percaya bahwa anak perlu terpapar setidaknya 10-20% dari waktu untuk dianggap bilingual walaupun hal ini tidak dapat menentukan seberapa baik anak menggunakan dua bahasa dalam percakapan sehari-hari.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Berikut Leslie Garisto Pfaff dalam Parents memberikan penjelasan mengenai bayi dapat memahami matematika dan dapat memahami bahasa kedua:
Apakah bayi dapat memahami matematika?
Sebuah penelitian mengungkapkan bayi dapat memiliki kemampuan dasar tentang pengurangan. Studi tersebut menguji bayi 6 bulan hingga 9 bulan untuk menonton pertunjukan boneka dengan dua karakter. Kemudian, dihilangkan satu boneka dan tirainya ditutup lalu dibuka kembali satu boneka yang sama tetap ada.
Selanjutnya eksperimen tersebut diulang dan menutup kembali, tetapi dua boneka yang muncul. Tatapan bayi menunjukkan bahwa mereka kebingungan karena memahami bahwa dua dikurangi satu tidak mungkin dua.
Selain itu studi lain menyebutkan bahwa bayi juga mampu memecahkan masalah menggunakan logika ilmiah. Penelitian terhadap bayi berusia 8 bulan yang diperlihatkan dua kotak. Satu kotak berisi lebih banyak bola merah dibandingkan bola putih dan kotak kedua sebaliknya lebih banyak bola putih daripada bola merah.
Peneliti tersebut mengambil lima bola dari kotak satu dan dua (satu merah dan empat putih dalam setiap kasus), bayi melihat ke dalam kotak dan hasilnya bayi menatap lebih lama kotak yang berisi lebih banyak bola merah, menyadari bahwa bola putih yang keluar dari kotak itu merupakan ketidaksesuaian statistik.
Orang tua harus dapat memanfaatkan bakat bayi dengan melakukan eksplorasi sehari-hari agar ia belajar mengenai matematika dan sains. Membelikan bayi mainan balok, kotak dengan tutup, mainan yang menyembunyikan dan memperlihatkan objek disarankan untuk mengasah kemampuan bayi.
Memahami bahasa kedua
Banyak bayi yang memiliki kemampuan dapat mempelajari bahasa kedua. Penelitian menunjukkan pemikiran yang adaptif mendorong untuk memahami bahasa kedua ini karena dapat meningkatkan daya ingat dan mengembangkan konsentrasi anak.
Namun, ajaran tradisional para ahli menyarankan untuk menunda pengenalan bahasa kedua sampai usia 3 tahun. Kontra dengan sebuah penelitian tahun 2017 yang menyebutkan bayi dapat memahami kata-kata dalam bahasa berbeda.
Penelitian tersebut menjelaskan juga bayi bisa memahami bahasa yang berbeda dengan akurat dan efisien.
Para orang tua juga disarankan untuk mengasah kemampuan dua bahasa bayi dengan berbicara menggunakan dua bahasa saat bersama anak. Para ahli percaya bahwa anak perlu terpapar setidaknya 10-20% dari waktu untuk dianggap bilingual walaupun hal ini tidak dapat menentukan seberapa baik anak menggunakan dua bahasa dalam percakapan sehari-hari.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)