FAMILY

Enggak Mau Diajak Nikah, Bisa Jadi Kamu Mengidap Gamophobia

A. Firdaus
Sabtu 14 Desember 2024 / 16:10
Jakarta: Berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk berkomitmen dan menikah merupakan hal yang wajar. Namun, jika takut akan hal itu secara berlebihan, bisa jadi kamu mengalami gamophobia.

Gamophobia adalah fobia atau ketakutan yang berlebihan untuk menjalin komitmen atau menikah. Seseorang yang mengalami gamophobia akan merasa sangat takut untuk menjalin hubungan jangka panjang, dan mungkin mengalami kecemasan atau panik ketika memikirkan pernikahan.

Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh orang dengan gamophobia, di antaranya: sulit membentuk hubungan dengan orang lain, menjauhkan diri dari orang lain, putus dengan orang yang sedang berkencan, menghindari kencan, dan takut memilih orang yang salah.

Baca juga: Apa Itu Birthday Blues dan Mengapa Bisa Terjadi?

Gamophobia bisa disebabkan oleh trauma masa lalu, seperti kegagalan hubungan atau perceraian. Orang dengan gamophobia mungkin berpikir bahwa pernikahan akan menambah masalah baru yang tidak bisa diselesaikan.
 

Tanda-tanda Gamophobia


Melansir Alodokter, sebagian besar orang yang gamophobia beranggapan bahwa pernikahan hanya akan menambah masalah baru yang tidak dapat diselesaikan, dan mereka tidak ingin terjebak dalam suatu hubungan yang dinilai rumit.

Bukan sekadar takut biasa, rasa takut yang dialami seorang gamophobia bersifat jangka panjang dan berdampak langsung pada kehidupan pribadinya, termasuk sekolah atau pekerjaan, setidaknya selama 6 bulan atau lebih.

Seorang gamophobia juga akan menunjukkan beberapa gejala psikis yang terjadi secara konsisten, di antaranya:

- Merasa cemas yang berlebihan dan tidak terkontrol saat memikirkan tentang komitmen dan masa depan hubungan yang sedang dijalani.

- Menghindari semua pembicaraan mengenai pernikahan.

- Selalu memikirkan tentang kehancuran suatu hubungan.

- Merasa tertekan ketika menjalin hubungan.

- Mengakhiri hubungan yang baik karena kebutuhan untuk 'melarikan diri'.

- Menghindari hubungan yang serius dan lebih memilih hubungan tanpa status atau dikenal dengan istilah situationship.

Penderita gamophobia juga mungkin memiliki philophobia, yaitu ketakutan untuk jatuh cinta. Jika memiliki philophobia, penderita juga mungkin akan menghindari situasi-situasi romantis atau hal-hal yang menunjukkan kasih sayang dengan pasangan.


Bagi pengidap gamophobia, menikah hanya menambah masalah dan tanggung jawab. Ilustrasi Freepik

Selain itu, dengan memikirkan tentang komitmen dan pernikahan saja, seorang gamophobia mungkin untuk mengalami gejala fisik, seperti:

- Jantung berdebar-debar.
- Berkeringat.
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Pusing.
- Mual.
 

Cara Menangani Gamophobia


Meski penderita gamophobia sangat takut untuk berkomitmen, bukan berarti mereka enggan menjalin hubungan romantis dengan seseorang. Banyak juga dari mereka yang memilih untuk tetap berkencan dengan pasangannya tanpa ada rencana menikah. Bahkan, ada juga yang senang menjalani hidup dengan tetap melajang.

Jika kamu adalah seorang gamophobia dan sedang menjalin hubungan, yang terpenting adalah memberi tahu pasanganmu sejak awal mengenai keadaanmu dan pilihan hidup yang membuatmu bahagia. Hal ini dilakukan sebagai upaya menghindari ghosting dan menyakiti hati pasanganmu.

Namun, jika kamu ingin mengatasi gamophobia yang kamu alami dan ingin belajar untuk menjalin komitmen yang serius dalam hubungan, ada beberapa cara yang mungkin dapat membantu, di antaranya:
 

Terapi diri sendiri


Terapi diri sendiri adalah salah satu cara yang tepat untuk mengenali kemungkinan alasan mengapa komitmen atau pernikahan menjadi sebuah ketakutan yang besar dalam hidupmu. Setelah itu, pikirkanlah tentang apa yang sebenarnya kamu inginkan dan butuhkan dalam suatu hubungan.
 

Terapi pasangan


Jika kamu dan pasanganmu ingin membuat sebuah hubungan yang berkomitmen untuk menikah, tetapi ada sesuatu yang menghalangi dan mencegahmu mengambil langkah menuju komitmen, terapi pasangan mungkin bisa kamu lakukan.

Supaya kamu dan pasanganmu bisa berlatih untuk membuat komitmen bersama, cobalah lakukan hal-hal berikut:

- Habiskan waktu akhir pekan bersama, misalnya ke luar kota.
- Biasakan berpegangan tangan di depan umum atau di sekitar orang yang dikenal.
- Bicarakan mengenai hal-hal yang ingin dilakukan bersama selama liburan.
- Buatlah rencana tiap akan melakukan kegiatan bersama pasangan pada seminggu, 2 minggu, atau sebulan sebelumnya, untuk menantang diri menjalani rencana itu.
- Cobalah berjalan-jalan sambil melihat apartment atau rumah, dan pikirkan bagaimana rasanya berbagi rumah dengan pasanganmu.
 

Berkonsultasi dengan terapis


Jika kesulitan, kamu bisa meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk menangani fobia yang kamu alami. Psikolog atau psikiater dapat membantu menggali alasan mengapa kamu takut berkomitmen dan menemukan cara untuk mengatasinya. Misalnya, dengan memberikan konseling, psikoterapi, atau terapi perilaku kognitif.

Pengobatan biasanya tidak diperlukan dalam penanganan fobia yang spesifik. Namun, jika kamu mengalami serangan panik, cemas, dan depresi, psikiater mungkin akan meresepkan beberapa obat antidepresan.

Jadi, jika pasanganmu atau dirimu sendiri mengalami kondisi gamophobia dan merasa kesulitan menanganinya sendiri, jangan ragu berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat, agar kamu dan pasanganmu bisa menjalani komitmen bersama tanpa halangan.

Untuk mengatasi gamophobia, kamu bisa melakukan terapi psikodinamik atau terapi bicara. Dalam terapi psikodinamik, kamu bisa mengekspresikan perasaan terdalam tanpa takut dihakimi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH