FAMILY

Ini Panduan si Kecil Berpuasa menurut Dokter Anak

A. Firdaus
Selasa 11 Maret 2025 / 16:15
Jakarta: Mengajari anak berpuasa memang berbeda-beda oleh setiap orang tua. Tapi bagaimana panduan mengajari anak berpuasa menurut dokter anak?

Bulan Ramadan merupakan momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia yang kehadirannya selalu disambut dengan suka cita. Menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang telah memasuki usia akil baligh, yang ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki.

Secara medis, usia pubertas untuk anak perempuan adalah 8-13 tahun dan anak laki-laki 9-14 tahun. Tentunya anak perlu dilatih untuk berpuasa sebelum mereka memasuki usia ini, sehingga ketika tiba saatnya mereka wajib berpuasa, tidak akan terasa berat untuk melaksanakannya.
 

Lalu, kapan seorang anak idealnya mulai berpuasa?


Sampai saat ini tidak ada panduan khusus mengenai usia untuk mulai latihan puasa, karena setiap rumah tangga memiliki tradisi atau kebiasaan yang berbeda-beda untuk hal ini. Sebaiknya Moms memberikan pemahaman mengenai makna dan tujuan puasa terlebih dahulu sebelum mengajak anaknya memulai latihan puasa.

"Rata-rata anak mulai diajak mencoba puasa di usia 5-6 tahun, dimulai dengan puasa beberapa jam dalam sehari dan pelan-pelan dipanjangkan waktunya hingga mencapai setengah hari," ucap dr. Liza Fitria, Sp. A Dokter Spesialis Anak kepada Medcom.id

Baca juga: Anak Harus Makan Apa Saja supaya Kuat Berpuasa?
 
"Jika anak mampu, maka mereka dapat latihan puasa hingga waktu berbuka seperti orang dewasa, dengan catatan tidak dipaksa," sambungnya.

Sementara menurut dr. Liza, durasi puasa Ramadan sendiri berbeda-beda Moms, tergantung di wilayah mana kita tinggal. Di Indonesia biasanya berkisar antara 10-13,5 jam yang dimulai sejak Subuh hingga Magrib.


Bagaimana cara aman berpuasa untuk anak?


Puasa yang aman tentunya dimulai dengan makan sahur, yang disarankan untuk dilakukan sedekat mungkin dengan waktu imsak/menjelang Subuh. Pastikan si kecil mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.

"Jangan lupa sertakan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral," kata dr. Liza yang berpraktek di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.


dr. Liza Fitria, Sp. A Dokter Spesialis Anak. Dok. Ist

Kemudian, Moms bisa memilih makanan dengan indeks glikemiks rendah saat sahur untuk menjaga kadar gula darah stabil sepanjang hari. Utamakan protein dan serat agar si kecil merasa kenyang lebih lama.

"Makanan dengan indeks glikemik rendah contohnya beras merah, roti gandum, oatmeal, buah apel, pisang, brokoli, dan jagung," tutup dr. Liza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH