FAMILY

Mengenal Infertilitas Idiopatik dan Terapi Penanganannya

Raka Lestari
Selasa 23 Maret 2021 / 14:50
Jakarta: Banyak faktor yang menyebabkan pasangan mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Salah satu penyebab infertilitas yang cukup menjadi perhatian adalah infertilitas idiopatik (unexplained infertility).

"Ketidaksuburan atau infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi," ujar dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, M.RepSc, Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi di RS Pondok Indah.

Menurutnya, kurang lebih 80 persen pasangan suami dan istri (Pasutri) akan hamil dalam 12 bulan pertama berhubungan seksual tanpa kontrasepsi. Apabila sang istri tidak juga mendapat kehamilan setelah setahun, maka pasutri tersebut membutuhkan pelayanan medis lebih lanjut.

"Infertilitas idiopatik merupakan keadaan ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, namun tetap tidak bisa hamil. Infertilitas idiopatik terjadi pada sekitar 10 persen pasangan dengan gangguan kesuburan," tambah dr.Gita.

Menurut dr. Gita, ada beberapa cara untuk mencapai kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik, di antaranya:
 

Manajemen ekspektatif


Tingkat kehamilan spontan pada pasangan dengan infertilitas idiopatik cukup tinggi. Karenanya melakukan hubungan teratur 1-2 hari sekali pada masa subur (10-17 hari setelah hari pertama haid terakhir) sangatlah penting untuk mendapatkan kehamilan. Manajemen ekspektatif terutama dapat dilakukan pada pasangan dengan usia wanita di bawah 35 tahun dan usia pernikahan di bawah 2 tahun.
 

Inseminasi intrauterine


Apabila kehamilan juga tidak didapatkan dengan manajemen ekspektatif saja, maka disarankan untuk melakukan inseminasi intrauterine yang dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan penyubur seperti klomifen sitrat, letrozole, atau gonadotropin.

Inseminasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya langsung ke dalam rongga rahim. Cara ini akan meningkatkan keberhasilan kehamilan dengan meniadakan faktor serviks dan antibodi antisperma yang sering dikaitkan sebagai penyebab infertilitas idiopatik.
 

Program bayi tabung


Program bayi tabung (in vitro fertilization) dapat menjadi salah satu solusi, apabila kehamilan tidak juga didapatkan setelah kegagalan dengan inseminasi intrauterine. Program bayi tabung merupakan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) di mana pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh wanita (in vitro).

Kemudian embrio hasil pembuahan ditempatkan kembali ke dalam rahim. Keberhasilan program bayi tabung pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik mempunyai angka keberhasilan yang cukup tinggi yakni 30-40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH