FAMILY

Bukan Hanya Orang Dewasa, Si Kecil pun Perlu Mental yang Sehat

Mia Vale
Senin 20 November 2023 / 11:05
Jakarta: Banyak orang tua yang memahami pentingnya kebiasaan makan yang sehat dan tetap aktif untuk kesehatan fisik anak mereka.

Namun, dengan meningkatnya angka masalah kesehatan mental pada anak-anak, semakin banyak pula orang tua yang menyadari pentingnya mendukung dan memelihara kesehatan mental anak mereka sebagai bagian dari kesehatan dan kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Meskipun kesehatan mental anak-anak mungkin disalahpahami sebagai hanya kekhawatiran bagi anak-anak yang didiagnosis atau tampaknya berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, seorang psikolog kepada Children's Health menganjurkan perspektif yang berbeda. 

Dalam memperingati Hari Anak Sedunia yang jatuh pada hari ini, Nicholas J. Westers, Psy.D., ABPP, psikolog klinis Kesehatan Anak dan Associate Professor di UT Southwestern, menjelaskan, "Kesehatan mental yang baik adalah tentang menciptakan, mendorong, dan menggunakan kebiasaan sehat sehari-hari."

"Yang terpenting, memberikan teladan positif dan menanamkan kebiasaan sehat sehingga anak-anak dapat menghadapi kesulitan di kemudian hari." Dan Westers menguraikan beberapa cara untuk membantu meningkatkan kesehatan mental anak-anak.
 

Ciptakan rasa aman 


Dengan memerhatikan isyarat verbal dan nonverbal anak, akan membantu mengidentifikasi kapan si kecil membutuhkan dukungan atau kapan mereka membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Ingat, anak bisa merasakan apakah orang tua mereka tertarik pada mereka dan apakah orang tua mereka menyetujui atau tidak menyetujuinya. 

Berikan landasan yang aman di mana anak dapat merasakan perasaannya dengan aman, bahkan sebelum mereka dapat mengidentifikasi dan mengartikulasikannya secara verbal. Ketika rasa aman tercipta, anak akan leluasa mengungkapkan perasaannya. 


(Dalam memperingati Hari Anak Sedunia yang jatuh pada hari ini, Nicholas J. Westers, Psy.D., ABPP, psikolog klinis Kesehatan Anak memberikan pesan soal orang tua yang memberikan landasan yang aman pada anak. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

Bangun hubungan kedekatan


Hubungan yang baik dengan orang tua merupakan salah satu faktor perlindungan terkuat terhadap gangguan kesehatan mental. Carilah peluang setiap hari untuk memimpin dengan empati dan memupuk kedekatan. Hal ini dapat membantu menciptakan hubungan yang memudahkan anak datang kepada orang tuanya ketika mereka menghadapi masalah.
 

Perkenalkan kata gagal


Wajar bila orang tua ingin mengambil tindakan dan mencegah anak mengalami sakit hati atau kegagalan. Namun, pengalaman menyedihkan tersebut justru kunci untuk membangun kesehatan mental anak. 

“Kegagalan membangun ketahanan dan mendorong pertumbuhan, pemahaman, dan bahkan empati,” jelas Dr Westers. Selama anak Anda aman, pertimbangkan untuk berdiri di pinggir lapangan dan bersiap untuk mendukung dan menyemangati mereka saat mereka sangat membutuhkannya – daripada menyelesaikan masalah segera setelah masalah itu terjadi.
 

Biarkan anak merasa bosan


Kebosanan, kata Dr Westers, adalah saat kreativitas berakar. Saat itulah anak-anak belajar bagaimana mengelola konflik dengan teman dan saudara kandungnya, bagaimana memecahkan masalah, mengatur waktu, menggunakan imajinasinya, mengembangkan pengendalian diri dan menjadi mandiri. 

Ini semua adalah ciri-ciri utama dalam membangun ketahanan dan mendukung kesehatan mental anak. Jangan merasa wajib untuk mengisi setiap jam hari anak dengan aktivitas.
 

Menyediakan batasan


Penting memperkenalkan kepada anak bahwa ada batasan dan rutinitas dalam kehidupan. Hal ini mencakup batasan waktu tidur, batasan penggunaan perangkat elektronik, aturan waktu bermain, dan ekspektasi terhadap cara kita memperlakukan orang lain dan diri kita sendiri. 

Tidak apa-apa untuk memberikan fleksibilitas, tetapi menempatkan batasan dan struktur akan menunjukkan kepada anak bahwa orang tua menyayanginya.
 

Teladan perilaku yang baik


Salah satu cara terpenting orang tua untuk memelihara kesehatan mental anak mereka adalah dengan memberikan teladan perilaku sehat. Itu termasuk bersikap terbuka tentang perasaan orang tua, walau tidak berlebihan. 

Ini juga berarti menunjukkan bagaimana orang tua bangkit kembali dari kesalahan. Orang tua dan anak bisa berbuat kesalahan, di mana akan menyakiti orang yang kita sayangi. 

“Kita harus menyadari hal itu dan menyampaikan penyesalan kita. Ketika anak-anak kita melihat bahwa tidak apa-apa jika kita melakukan kesalahan, mereka belajar untuk tidak memikirkan kesalahan masa lalu. Mereka bisa menjadi lebih tangguh dan beralih ke kenangan yang lebih baik dan cerah," ujar Dr Westers.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH