Jakarta: Anak-anak membutuhkan masa kanak-kanak yang aman, penuh kasih dan terstruktur, tetapi mereka juga membutuhkan otonomi, kompetensi, dan hak pilihan untuk berkembang.
Selain itu anak-anak berhak berhasil, walaupun mereka hidup dalam penuh cobaan. Ingat, sukses itu dibuat, bukan dilahirkan.
Setelah menyisir tumpukan penelitian tentang sifat-sifat yang paling berkorelasi dengan mengoptimalkan kemampuan berkembang anak-anak, ada lima keterampilan yang dibutuhkan anak-anak untuk meningkatkan ketangguhan mental, ketahanan, kompetensi sosial, kesadaran diri, dan kekuatan moral.
Seperti yang dipaparkan laman CNBC, rasa percaya diri sejati adalah hasil dari melakukan dengan baik, menghadapi rintangan, menciptakan solusi, dan mengambil keputusan sendiri.
Anak-anak yang memiliki kepercayaan diri tahu bahwa mereka bisa gagal tetapi juga bangkit kembali, dan itulah mengapa kita harus melepaskan diri dari melayang, membajak salju, dan menyelamatkan.
.jpg)
(Dengan mengajarkannya berempati, diharapkan anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol emosinya dengan baik. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
Anak-anak membutuhkan kosakata emosional untuk mengembangkan empati. Berikut adalah cara orang tua dapat mengajarkan bahwa: Beri label emosi: Namai emosi secara sengaja dalam konteks untuk membantu mereka membangun kosakata emosi: “Kamu bahagia!” “Kamu sepertinya kesal.”
Ajukan pertanyaan: “Bagaimana perasaan kamu?” “Sepertinya kamu ketakutan. Apakah saya benar?" Bantu anak mengenali bahwa semua perasaan itu normal.
Salah satu cara untuk mengajarkan pengendalian diri adalah dengan memberikan isyarat. Misal, membunyikan bel. Teknik lain adalah dengan menggunakan jeda stres. Ajarkan "permintaan jeda" yang dapat digunakan anak untuk mengingatkan mereka agar berhenti dan berpikir sebelum bertindak: "Jika kamu marah, hitung sampai 10 sebelum menjawab." "Jika ragu, berhenti, berpikir, tenang."
Integritas adalah seperangkat keyakinan, kapasitas, sikap, dan keterampilan yang dipelajari yang menciptakan kompas moral yang dapat digunakan anak-anak untuk membantu mereka mengetahui — dan melakukan — apa yang benar. Sebutkan integritas, lalu jelaskan tindakannya sehingga anak tahu apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan pengakuan.
Ketekunan membantu anak-anak tetap bertahan ketika segala sesuatunya membuatnya lebih mudah untuk menyerah. Jadi, bantu membidik dan mengidentifikasi kesalahan mereka. Misal, memotong tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil membantu anak-anak yang mengalami kesulitan fokus atau memulai.
Seperti, dengan menutupi semua soal matematikanya dengan selembar kertas, kecuali baris paling atas. Turunkan kertas tertutup di baris berikutnya dan berikutnya saat setiap baris selesai. Kepercayaan diri dan ketekunan terbentuk saat anak-anak menyelesaikan bagian yang lebih besar sendirian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Selain itu anak-anak berhak berhasil, walaupun mereka hidup dalam penuh cobaan. Ingat, sukses itu dibuat, bukan dilahirkan.
Setelah menyisir tumpukan penelitian tentang sifat-sifat yang paling berkorelasi dengan mengoptimalkan kemampuan berkembang anak-anak, ada lima keterampilan yang dibutuhkan anak-anak untuk meningkatkan ketangguhan mental, ketahanan, kompetensi sosial, kesadaran diri, dan kekuatan moral.
1. Percaya diri
Seperti yang dipaparkan laman CNBC, rasa percaya diri sejati adalah hasil dari melakukan dengan baik, menghadapi rintangan, menciptakan solusi, dan mengambil keputusan sendiri.
Anak-anak yang memiliki kepercayaan diri tahu bahwa mereka bisa gagal tetapi juga bangkit kembali, dan itulah mengapa kita harus melepaskan diri dari melayang, membajak salju, dan menyelamatkan.
.jpg)
(Dengan mengajarkannya berempati, diharapkan anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol emosinya dengan baik. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
2. Empati
Anak-anak membutuhkan kosakata emosional untuk mengembangkan empati. Berikut adalah cara orang tua dapat mengajarkan bahwa: Beri label emosi: Namai emosi secara sengaja dalam konteks untuk membantu mereka membangun kosakata emosi: “Kamu bahagia!” “Kamu sepertinya kesal.”
Ajukan pertanyaan: “Bagaimana perasaan kamu?” “Sepertinya kamu ketakutan. Apakah saya benar?" Bantu anak mengenali bahwa semua perasaan itu normal.
3. Kontrol diri
Salah satu cara untuk mengajarkan pengendalian diri adalah dengan memberikan isyarat. Misal, membunyikan bel. Teknik lain adalah dengan menggunakan jeda stres. Ajarkan "permintaan jeda" yang dapat digunakan anak untuk mengingatkan mereka agar berhenti dan berpikir sebelum bertindak: "Jika kamu marah, hitung sampai 10 sebelum menjawab." "Jika ragu, berhenti, berpikir, tenang."
4. Integritas
Integritas adalah seperangkat keyakinan, kapasitas, sikap, dan keterampilan yang dipelajari yang menciptakan kompas moral yang dapat digunakan anak-anak untuk membantu mereka mengetahui — dan melakukan — apa yang benar. Sebutkan integritas, lalu jelaskan tindakannya sehingga anak tahu apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan pengakuan.
5. Ketekunan
Ketekunan membantu anak-anak tetap bertahan ketika segala sesuatunya membuatnya lebih mudah untuk menyerah. Jadi, bantu membidik dan mengidentifikasi kesalahan mereka. Misal, memotong tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil membantu anak-anak yang mengalami kesulitan fokus atau memulai.
Seperti, dengan menutupi semua soal matematikanya dengan selembar kertas, kecuali baris paling atas. Turunkan kertas tertutup di baris berikutnya dan berikutnya saat setiap baris selesai. Kepercayaan diri dan ketekunan terbentuk saat anak-anak menyelesaikan bagian yang lebih besar sendirian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)