FAMILY

6 Tips Cerdas untuk Cegah Anak Terjerat Bahaya Game Online

Medcom
Rabu 03 September 2025 / 14:08
Jakarta: Di era digital saat ini, bermain game online menjadi salah satu aktivitas favorit anak-anak dan remaja. Namun, dunia game online juga menyimpan risiko yang perlu diwaspadai, seperti interaksi dengan orang asing yang berpotensi berbahaya.

Sebagai orang tua, meskipun tidak bisa mengontrol segala hal, ada banyak langkah proaktif yang dapat kamu ambil untuk membantu anak-anakmu tetap aman saat bermain game. Berikut ini beberapa cara yang mudah dipahami dan bisa diterapkan.
 

1. Gunakan alat keamanan dan kontrol orang tua


Gunakan aplikasi kontrol orang tua, seperti Kidas, untuk memantau aktivitas dan komunikasi anak saat bermain game. Aplikasi ini bisa memberi peringatan jika ada ancaman atau perilaku predator.

Menurut laporan dari Prodigy Education, sekitar 57% anak belum siap menghadapi kontak online yang tidak pantas, aplikasi ini penting untuk melindungi mereka.
 

2. Bicarakan risiko secara terbuka dengan anak


Membahas topik seperti ajakan seksual online memang terasa sulit dan tidak nyaman, tetapi sangat penting untuk dilakukan secara terbuka. Dengan berdiskusi bersama anak, kamu dapat membantu mereka memahami risiko dan cara menghadapinya.

Baca juga: Wajib Tahu! Inilah Risiko Game Online bagi Anak-anak
 

3. Jadikan diri sebagai tempat yang aman untuk anak


Orang tua harus menjadi tempat yang aman bagi anak untuk berbagi masalah. Katakan pada anakmu bahwa selalu mendukung dan mencintai mereka, apapun yang terjadi.

Menurut Titania Jordan, seorang ahli kontrol orang tua, anak yang merasa aman dan tidak takut dimarahi lebih mungkin terbuka dan melapor jika menghadapi bahaya. Ingatkan juga bahwa jika anak menjadi korban eksploitasi, itu bukan kesalahan mereka.
 

4. Bermain game bersama anak


Luangkan waktu untuk bermain game bersama anak agar kamu lebih memahami lingkungan game dan bisa mengenali tanda bahaya, seperti pesan dari orang asing.

Saat bermain, bisa membahas interaksi yang terjadi secara santai tanpa membuat anak merasa diinterogasi, sekaligus melihat bagaimana anak menghadapi situasi dalam game.
 

5. Gunakan kontrol orang tua secara terbuka dan libatkan anak


Daripada mengatur kontrol orang tua secara diam-diam, lebih baik duduk bersama anak dan jelaskan tujuan pengaturan tersebut.

Ajak anak memberikan masukan tentang pengaturan privasi dan keamanan yang penting bagi mereka. Dengan melibatkan anak, mereka akan lebih memahami dan menerima pengaturan sebagai bentuk perlindungan, bukan pembatasan.
 

6. Buat rencana keamanan bersama


Membuat rencana keamanan bersama anak membantu mereka lebih waspada dan berani melapor saat menghadapi situasi tidak nyaman. Orang tua dan anak bisa belajar bersama cara menggunakan fitur pelaporan dan pemblokiran di platform game.

Diskusikan langkah yang harus diambil jika ada pengguna yang meminta informasi pribadi atau membuat anak merasa tidak aman. Dengan berlatih skenario ini, anak akan lebih siap dan percaya diri. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH