FAMILY

Wajib Tahu! Inilah Risiko Game Online bagi Anak-anak

Medcom
Selasa 02 September 2025 / 13:06
Jakarta: Game online, seperti Minecraft, Roblox, dan Fortnite menjadi hiburan favorit bagi banyak anak-anak dan remaja, terutama generasi Alpha yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024.

Sebuah laporan menunjukkan bahwa sekitar 79% dari generasi ini bermain game setiap minggu. Selain itu, generasi Z juga sangat gemar bermain game, dengan 63% dari mereka lebih memilih bermain game daripada menonton film.

Bermain game memang menyenangkan dan memberikan banyak manfaat, seperti kebahagiaan, interaksi sosial, serta peningkatan kemampuan kognitif. Namun, di balik keseruan tersebut, ada risiko yang perlu diwaspadai, yaitu ancaman predator online yang memanfaatkan platform game untuk mencari korban.

Baca juga: Simak, Cara Mematikan Online di Roblox
 

Ancaman predator di dunia game online


Menurut laporan terbaru dari Thorn, sebuah organisasi nirlaba yang fokus mengembangkan teknologi untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual, sekitar seperempat remaja pernah menerima ajakan seksual melalui internet sebelum berusia 18 tahun.

Ajakan ini sering kali datang sebagai imbalan atas sesuatu yang bernilai dan terjadi di berbagai platform, termasuk platform game online. Melissa Stroebel, Wakil Presiden Riset dan Wawasan di Thorn, menjelaskan bahwa platform game merupakan ruang sosial yang sangat rentan.

“Pelaku jahat menargetkan ruang ini untuk berinteraksi dan membangun hubungan dengan remaja,” ujarnya.

Meskipun beberapa platform game populer seperti Roblox telah mengumumkan fitur kontrol orang tua dan berusaha memoderasi konten dengan teknologi canggih, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar platform ini benar-benar aman bagi pengguna muda.
 

Risiko yang dihadapi anak-anak di platform game


Titania Jordan, penulis buku Parental Control dan Kepala Petugas Orang Tua di Bark Technologies, menjelaskan bahwa meskipun pengembang game berusaha menciptakan lingkungan yang aman, tidak mungkin menjamin 100% keamanan dari orang dewasa yang berniat buruk.

Hal ini karena percakapan dalam game berlangsung sangat cepat dan bisa berpindah ke platform lain seperti Snapchat atau pesan teks, yang sulit untuk dipantau.

Ron Kerbs, pendiri dan CEO Kidas, sebuah perusahaan yang fokus melindungi gamer dari ancaman online, menyoroti beberapa risiko utama yang dihadapi anak-anak saat bermain game online, antara lain:

1. Kecanduan dan waktu layar berlebihan. Hal ini dapat mengganggu pola tidur, prestasi sekolah, dan kehidupan sosial anak. 

2. Paparan konten tidak pantas. Termasuk kekerasan, ujaran kebencian, dan materi seksual yang tidak sesuai usia. 

3. Penipuan dan phishing. Misalnya, penipuan dalam game yang mencuri informasi pribadi atau uang. 

4. Pelanggaran privasi. Anak-anak mungkin tanpa sadar membagikan informasi pribadi yang berisiko. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH