FAMILY
Ini Dampaknya Jika Anak Mengalami Pelecehan Seksual
Aulia Putriningtias
Senin 03 Juni 2024 / 15:58
Jakarta: Berita beredar mengenai anak mengalami pelecehan seksual oleh ibu kandungnya sendiri. Informasi ini berawal dari media sosial dan mulai diusut oleh polisi, per 3 Juni 2024.
Pelecehan seksual terhadap anak sebaiknya tidak dianggap enteng. Karena kejadian-kejadian seperti ini dapat membawa dampak buruk terhadap anak, baik secara fisik maupun psikis.
Baca juga: Ibu Viral di Tangsel Pelaku Pencabulan ke Anak Lelakinya Ditangkap
Bentuk pelecehan seksual pada anak dapat berupa fisik maupun non fisik. Pada kasus fisik ditandai dengan menyentuh area intim atau kemaluan untuk memenuhi hawa nafsu pelaku. Sementara itu, non-fisik ditandai dengan menunjukkan hal-hal berbau pornografi.
Pelecehan seksual sendiri adalah bentuk perilaku tidak menyenangkan yang mengarah pada hal-hal seksual. Misalnya, meraba, memegang, dan rayuan seksual yang tidak diinginkan.
Bagi anak yang mengalami pelecehan seksual, dikhawatirkan membawa dampak buruk dan traumatis, baik dari segi fisik maupun mental. Menurut dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ dari RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, korban dapat mengalami dua fase ketika mendapatkan pelecehan seksual.

(Jika tidak segera ditangani anak yang alami pelecehan seksual akan mengalami gangguan psikologis, seperti cemas, depresi, gangguan kepribadian, bipolar, dan psikotik. Foto: Dok. Ilustrasi/Medcom.id)
Gejala emosional seperti menangis, tersenyum, tertawa-tawa, tenang, gusar, dan lainnya bisa muncul selama dua sampai tiga minggu. Gejala ini bisa datang karena adanya efek ketakutan terhadap keadaan dan diri sendiri, hingga dapat menyalahkan dirinya.
Fase ini dibagi menjadi dua, yakni adaptif, di mana korban dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, maladaptif akan memunculkan gejala tidak nyaman dan takut, sehingga terganggu berjalannya aktivitas.
Anak bisa saja mendapatkan dampak fisik atau psikis yang dapat membahayakan diri mereka. Dampak akibat kekerasan seksual pada anak dapat menimbulkan pengalaman traumatis.
Jika tidak segera ditangani, anak akan mengalami gangguan psikologis, seperti cemas, depresi, gangguan kepribadian, bipolar, dan psikotik. Adapun dampak yang bisa muncul, antara lain:
Gejala fisik pun seperti sesak napas, jantung berdebar, nyeri kepala, sakit perut, dan menegangnya otot
Perubahan emosi seperti mudah marah, merasa dikucilkan, cenderung menyendiri, kesepian, dan sedih
Gejala perilaku dapat muncul seperti malas bergerak, cenderung agresif, sering menunda pekerjaan, dan terganggunya pola makan serta tidur
Gejala kognitif pun seperti mudah lupa, tidak mampu membuat keputusan, pikiran sering berulang, sulit fokus, dan kurangnya konsentrasi.
Bahaya pelecehan seksual pada anak juga bisa memengaruhi perkembangan fungsi otak hingga penyalahgunaan zat adiktif. Oleh karena itu, pentingnya kesehatan mental baik dari sisi anak maupun orang tua.
Korban pelecehan seksual, khususnya pada anak, tentu membutuhkan bantuan dari psikolog dan psikiater untuk membantu proses penyembuhan traumatis. Keluarga dan kerabat pun diharapkan dapat mendukung korban yang mengalami kasus pelecehan seksual ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pelecehan seksual terhadap anak sebaiknya tidak dianggap enteng. Karena kejadian-kejadian seperti ini dapat membawa dampak buruk terhadap anak, baik secara fisik maupun psikis.
Baca juga: Ibu Viral di Tangsel Pelaku Pencabulan ke Anak Lelakinya Ditangkap
Bentuk pelecehan seksual pada anak dapat berupa fisik maupun non fisik. Pada kasus fisik ditandai dengan menyentuh area intim atau kemaluan untuk memenuhi hawa nafsu pelaku. Sementara itu, non-fisik ditandai dengan menunjukkan hal-hal berbau pornografi.
Pelecehan seksual sendiri adalah bentuk perilaku tidak menyenangkan yang mengarah pada hal-hal seksual. Misalnya, meraba, memegang, dan rayuan seksual yang tidak diinginkan.
Bagi anak yang mengalami pelecehan seksual, dikhawatirkan membawa dampak buruk dan traumatis, baik dari segi fisik maupun mental. Menurut dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ dari RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, korban dapat mengalami dua fase ketika mendapatkan pelecehan seksual.

(Jika tidak segera ditangani anak yang alami pelecehan seksual akan mengalami gangguan psikologis, seperti cemas, depresi, gangguan kepribadian, bipolar, dan psikotik. Foto: Dok. Ilustrasi/Medcom.id)
1. Fase akut
Gejala emosional seperti menangis, tersenyum, tertawa-tawa, tenang, gusar, dan lainnya bisa muncul selama dua sampai tiga minggu. Gejala ini bisa datang karena adanya efek ketakutan terhadap keadaan dan diri sendiri, hingga dapat menyalahkan dirinya.
2. Fase jangka panjang
Fase ini dibagi menjadi dua, yakni adaptif, di mana korban dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, maladaptif akan memunculkan gejala tidak nyaman dan takut, sehingga terganggu berjalannya aktivitas.
Dampak dari pelecehan seksual yang didapatkan anak
Anak bisa saja mendapatkan dampak fisik atau psikis yang dapat membahayakan diri mereka. Dampak akibat kekerasan seksual pada anak dapat menimbulkan pengalaman traumatis.
Jika tidak segera ditangani, anak akan mengalami gangguan psikologis, seperti cemas, depresi, gangguan kepribadian, bipolar, dan psikotik. Adapun dampak yang bisa muncul, antara lain:
- Gejala fisik
Gejala fisik pun seperti sesak napas, jantung berdebar, nyeri kepala, sakit perut, dan menegangnya otot
- Perubahan emosi
Perubahan emosi seperti mudah marah, merasa dikucilkan, cenderung menyendiri, kesepian, dan sedih
- Gejala perilaku
Gejala perilaku dapat muncul seperti malas bergerak, cenderung agresif, sering menunda pekerjaan, dan terganggunya pola makan serta tidur
- Gejala kognitif
Gejala kognitif pun seperti mudah lupa, tidak mampu membuat keputusan, pikiran sering berulang, sulit fokus, dan kurangnya konsentrasi.
Bahaya pelecehan seksual pada anak juga bisa memengaruhi perkembangan fungsi otak hingga penyalahgunaan zat adiktif. Oleh karena itu, pentingnya kesehatan mental baik dari sisi anak maupun orang tua.
Korban pelecehan seksual, khususnya pada anak, tentu membutuhkan bantuan dari psikolog dan psikiater untuk membantu proses penyembuhan traumatis. Keluarga dan kerabat pun diharapkan dapat mendukung korban yang mengalami kasus pelecehan seksual ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)