FAMILY

Viral Istilah Child Grooming, Orang Tua Harus Waspada dan Kiat Mencegahnya

Antara
Rabu 15 Januari 2025 / 12:11
Jakarta: Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh kisah seorang ibu dengan tujuh anak yang mengaku mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Padahal, suaminya hanya berpenghasilan Rp1 juta per bulan.

Cerita ini menjadi perhatian setelah ia membagikan pengalamannya melalui akun X pribadinya dengan nama pengguna niki_tipaah. Tidak hanya itu, ia bahkan mengklaim bahwa suaminya berhasil membangun sebuah rumah besar dengan tiga lantai.

Dalam salah satu unggahannya, ibu tersebut mengungkapkan bahwa ia dan suaminya memiliki selisih usia yang cukup jauh. Ketika mereka menikah, sang suami telah memasuki usia akhir 30-an, sementara dirinya masih remaja berusia belasan tahun. Hal ini semakin menarik perhatian publik setelah banyak netizen yang mempertanyakan latar belakang hubungan tersebut.

Unggahan-unggahannya pun viral dan memicu diskusi hangat. Beberapa warganet menyoroti kemungkinan adanya unsur child grooming dalam hubungan mereka, meskipun kebenaran cerita ini belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, banyak yang mulai mempertanyakan apa sebenarnya child grooming itu dan mengapa hal seperti ini bisa terjadi?

Baca juga: Catcalling, Pelecehan Seksual Berkedok Pujian

Dilansir dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), child grooming mengacu pada keadaan ketika seseorang mencoba membangun hubungan saling percaya dengan seorang anak (yang bukan darah dagingnya). Bagi para pelaku tindakan tersebut, hal ini bertujuan agar pada nantinya, pelaku dapat melakukan tindak pelecehan seksual terhadap anak tersebut. Anak-anak dan remaja yang menjadi korban grooming bisa mengalami pelecehan seksual, eksploitasi atau bahkan perdagangan manusia.

Siapa saja bisa menjadi pelaku grooming tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang ras. Proses grooming ini bisa berlangsung dalam waktu yang beragam, seperti beberapa minggu atau bahkan terjadi selama bertahun-tahun. Pelaku juga sering berusaha mendekati keluarga atau teman korban agar terlihat dapat dipercaya atau berwibawa sehingga tidak dicurigai.
 

Cara mencegah child grooming

1. Ajarkan anak tentang keamanan diri


Bicara dengan anak tentang batasan tubuh, hubungan sehat dan cara untuk melindungi diri. Buat mereka paham bahwa mereka boleh bilang "tidak" jika merasa tidak nyaman.
 

2. Jaga transparansi aktivitas online
???????

Tempatkan komputer, laptop atau gim konsol di ruang keluarga. Ajak anak cerita tentang apa yang mereka lakukan online tanpa membuat mereka merasa diawasi.
 

3. Gunakan kontrol orang tua di perangkat


Aktifkan parental controls di semua perangkat anak dan pantau aplikasi atau gim yang mereka gunakan. Pastikan Anda tahu dengan siapa mereka berinteraksi.
 

4. Ajarkan anak untuk tidak berbagi informasi pribadi


Ingatkan anak untuk tidak memberikan data seperti alamat, foto atau informasi sekolah kepada orang asing, baik di dunia nyata maupun online.
 

5. Perhatikan perubahan perilaku anak


Waspadai jika anak tiba-tiba menjadi tertutup, sering menerima hadiah dari orang tak dikenal, atau menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Jangan ragu untuk bertanya dan cari bantuan jika diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH