FAMILY

Hari Anak Nasional, Yuk Kenalkan Budaya dan Latih Motorik Anak lewat Permainan Tradisional Ini

A. Firdaus
Rabu 23 Juli 2025 / 10:10

Jakarta: Sudah tak dipungkiri lagi kalau anak-anak zaman now seakan terhipnotis dengan gadget. Hampir setiap hari, selalu aja ada aktivitas untuk memainkan gawai.

Nah, dalam memperingati Hari Anak Nasional 2025 ini, bisa menjadi momen buat kamu para orang tua, untuk bisa memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.

5 permainan tradisional yang dapat diperkenalkan ke anak-anak
 

1. Petak umpet


Untuk memainkan permainan ini, dibutuhkan minimal dua orang. Orang pertama akan jadi penjaga dan mencari orang kedua yang bersembunyi.



Setelah penjaga menghitung hingga 10, dia akan mencari orang kedua yang bersembunyi. Jika si penjaga lengah, maka orang kedua segera ke tempat penjaga tadi dan berteriak pong.
Sebaliknya, jika penjaga berhasil menemukan orang kedua yang bersembunyi, maka si penjaga yang akan menjadi pemenang.
 

2. ABC lima jari


Permainan ini bisa menjadi ajang pengetahuan dan kecerdasan si anak. Dalam permainan ini, kamu sekali lagi bisa terlibat atau ikut bermain dengan anakmu.

Cara memainkannya, yaitu dengan menyodorkan jari untuk menentukan huruf terlebih dahulu. Setelah jari terkumpul, mulailah menghitung sesuai abjad sampai jari terakhir. Abjad pada jari terakhir, akan menunjukkan huruf yang akan digunakan untuk bermain.

Setelah itu, pemain harus dengan cepat dan benar menyebutkan satu kata yang menjadi kesepakatan. Pemain yang kalah adalah mereka yang paling terakhir menyebutkan kata yang diminta.

 

3. Ular naga panjang


Dalam permainan ini, setidaknya minimal empat orang yang terlibat. Di mana dua orang membentuk sebuah menara yang saling terhubung, sementara sisanya menjadi ular.

Setelah itu, melingkar melewati penjaga sambil menyanyikan lagu ular naga panjangnya sampai selesai. Ketika nyanyian sudah selesai, saatnya penjaga menangkap satu orang, satu orang yang tertangkap harus keluar dari barisan.

 

4. Dampu sir atau engklek


Permainan ini bertujuan untuk melatih ketepatan dan juga ketangkasan. Sebab di sini si pemain akan melempar sebuah benda, yang biasanya berasal dari pecahan genteng atau pecahan eternit atap rumah ke petak dampu yang ada di tanah.\

Setidaknya ada 10 petak, yang akan menjadi tanda atau level si pemain. Bagi yang lebih dulu sampai ke petak 10, maka ia akan menjadi pemenang.


 

5. Lompat tali karet


Permainan tradisional keempat yang bisa kamu kenalkan ke anak yaitu lompat tali karet. Tali yang menggunakan karet ini disambung satu persatu sehingga menjadi panjang.

Setelah itu, ujung karet diikat dan siap digunakan untuk bermain lompat tali. Permainan ini biasanya dimainkan oleh lebih dari dua orang dan ada dua orang yang akan bertugas memegang tali.



Namun jika tidak ada yang ingin memegang tali, bisa diikatkan pada tiang rumah atau pohon.
Cara bermainnya yaitu, tali ditaruh mulai dari paling bawah lalu lompat, dan seterusnya hingga tali sampai ditaruh di atas kepala.

Jika tidak bisa melompat, harus diulang lagi dari level terbawah. Maka sang pelompat akan memegang tali tersebut. Permainan ini juga cocok dimainkan di rumah saja.

Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog, mengatakan adanya manfaat yang beragam dari permainan tersebut. Lantaran cara memainkannya berbeda, maka manfaatnya pun juga agak berbeda-beda.

Tapi secara keseluruhan bisa disajikan dalam empat aspek seperti diutarakan Psikolog yang akrab disapa Nina ini:

1. Aspek fisik: Mengasah koordinasi motorik kasar dan halus, karena bergerak aktif menjadi lebih sehat.

2. Aspek kognitif: Belajar fokus dan konsentrasi. Misalnya fokuskan perhatian pada kotak yang akan diloncati.

3. Aspek emosional: Mengekspresikan beragam emosi, melepas ketegangan emosional (coping masalah).

4. Aspek sosial: melatih keterampilan sosial seperti bergiliran, bekerja sama, menikmati kebersamaan, dan lain-lain.



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH