FAMILY

Mengenal Gejala dan Penyebab Salpingitis

A. Firdaus
Jumat 22 Juli 2022 / 13:36
Jakarta: Salpingitis adalah salah satu tipe Penyakit Radang Panggul (PRP). Bila dibiarkan penyakit ini dapat menyebabkan infertilitas dan meningkatkan risiko mengalami kehamilan ektopik.

Melansir Bocah Indonesia, Salpingitis merujuk kepada peradangan pada tuba falopi. Ini merupakan salah satu tipe penyakit radang panggul (PRP).

Penyakit ini merujuk kepada infeksi pada organ-organ reproduksi, yang terjadi ketika bakteri berbahaya memasuki saluran reproduksi. Salpingitis dan bentuk lain dari PRP umumnya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) yang melibatkan bakteri seperti Chlamydia atau Gonorrhea.

Berdasarkan jumlah tuba yang terlibat, ada istilah salpingitis unilateral (hanya mengenai satu tuba) dan salpingitis bilateral (mengenai kedua tuba). Sekitar 60 persen kasus bersifat bilateral, oleh karena peradangan dapat menyebar dengan mudah dari satu saluran ke saluran yang lain.
 

Gejala Salpingitis


Tidak semua wanita yang mengalami kondisi ini akan merasakan gejalanya. Ketika bergejala, wanita mungkin mengalami:

- Keputihan berbau menyengat dan berwarna kekuningan.
- Nyeri saat ovulasi, haid atau berhubungan intim.
- Perdarahan di antara dua siklus haid.
- Nyeri tumpul atau kram pada perut bawah.
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Sering buang air kecil.
- Nyeri saat buang air kecil, disertai uretritis (peradangan pada uretra).

Kondisi ini dapat bersifat akut, yakni muncul tiba-tiba dengan gejala yang berat, ataupun kronis, muncul perlahan dengan sedikit atau tanpa gejala. Salpingitis seringkali muncul setelah haid selesai. Terkadang, gejala dapat hilang tanpa pengobatan, memberi kesan yang salah bahwa infeksi yang mendasarinya sudah hilang padahal belum.

Selama infeksi tidak diobati, proses peradangan akan terus berjalan. Nantinya ini akan menyebabkan komplikasi dalam jangka panjang.
 

Penyebab Salpingitis


Salpingitis biasanya mengenai wanita usia reproduksi dan terjadi pada 10-15 persen wanita yang aktif secara seksual. Asal mulanya bisa dari:

- Infeksi menular seksual

Sekitar 40 persen infeksi menular seksual berakhir dengan salpingitis. Ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang didapat melalui hubungan intim penetratif.

Pada sebagian besar kasus, salpingitis disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi bermula pada vagina kemudian naik ke saluran reproduksi bagian atas.

Bakteri lain yang juga ditularkan secara seksual dan menyebabkan salpingitis adalah Gonococcus, dan beberapa tipe Mycoplasma yang lebih jarang. Sekitar 30-40 persen kasus salpingitis bersifat polimikrobial (melibatkan banyak macam bakteri), termasuk juga bakteri yang normalnya ada di dalam vagina.

- Pasca prosedur medis

Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (intrauterine device/IUD) atau tindakan invasif lainnya (kuretase, biopsi endometrium, histerosalpingografi, dan histeroskopi) dapat menarik atau memindahkan bakteri dan kuman lain dari vagina. Meski demikian, salpingitis akibat prosedur medis sangat jarang terjadi.

- Penyebaran infeksi lain

Seperti pada kasus salpingitis akibat tuberkulosis atau akibat apendisitis (usus buntu).

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH