FAMILY

Mengapa Daddy Issues Semakin Marak di Kalangan Anak Muda? Ini Penyebabnya

Putri Purnama Sari
Rabu 11 Desember 2024 / 17:41
Jakarta: Istilah "Daddy Issues" semakin sering dibicarakan, terutama di kalangan anak muda. Istilah ini mengacu pada masalah psikologis yang muncul akibat hubungan yang tidak sehat atau kurang harmonis dengan sosok ayah.

Ketidakhadiran atau perilaku negatif ayah dalam kehidupan anak dapat meninggalkan dampak emosional yang berlanjut hingga dewasa.

Dilansir dari klikdokter, Daddy Issues bukanlah istilah klinik atau kelainan yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Itu artinya, kondisi ini tidak termasuk sebagai gangguan mental.

Istilah Daddy Issues pertama kali diperkenalkan pada tahun 1910 oleh Sigmund Freud, tokoh utama dalam psikoanalisis, melalui teorinya tentang father complex. Freud menjelaskan bahwa father complex muncul sebagai akibat dari hubungan negatif antara seorang ayah dan anak laki-lakinya.
 
Baca juga: Psikolog UI Ungkap Anak yang Tumbuh di Lingkungan Fatherless Rentan Terjebak Toxic Relationship

Carl Jung, pelopor psikologi analitis, meyakini bahwa anak perempuan juga dapat mengalami kondisi serupa yang ia sebut sebagai Electra complex. Dari kedua teori tersebut, lahirlah istilah Daddy Issues yang terus digunakan hingga saat ini.

Lantas, apa faktor penyebab Daddy Issues terjadi? dan mengapa anak muda rentan terhadap Daddy Issues? Yuk simak penjelasannya!

Faktor yang Menyebabkan Daddy Issues

1. Kurangnya Keterikatan Emosional

Anak yang tidak memiliki hubungan emosional yang kuat dengan ayahnya, baik akibat kehadiran fisik yang terbatas maupun minimnya dukungan emosional, berpotensi mengembangkan daddy issues. Kondisi ini sering dialami oleh anak-anak dari ayah yang sibuk bekerja atau tidak tinggal bersama mereka.

2. Pola Asuh yang Tidak Sehat

Ayah yang bersikap kasar, baik secara fisik maupun verbal, atau terlibat dalam kebiasaan merusak seperti penyalahgunaan zat, menciptakan jarak emosional antara dirinya dan anak. Pola asuh semacam ini membuat anak merasa tidak aman dan kehilangan figur panutan yang seharusnya.

3. Trauma yang Dialami Anak

Pelecehan, baik secara emosional maupun seksual, yang dilakukan oleh ayah atau figur penggantinya, meninggalkan luka mendalam. Anak yang mengalami hal ini kerap menghadapi konflik batin antara keinginan mencintai figur ayah dan rasa sakit akibat pengalaman tersebut.
 
Baca juga: Sering Main dengan Orang Tua, Ini Manfaatnya Buat Anak

Mengapa Anak Muda Lebih Rentan terhadap Daddy Issues?

1. Dinamika Keluarga yang Berubah

Meningkatnya angka perceraian dan keluarga tunggal menyebabkan banyak anak kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan emosional yang sehat dengan ayah mereka.

2. Kekerasan dan Penyalahgunaan di Rumah Tangga

Meningkatnya kasus kekerasan domestik dan penyalahgunaan zat di kalangan orang tua turut memengaruhi stabilitas emosional anak.

3. Pengaruh Media dan Budaya Populer

Media sering kali menonjolkan hubungan ayah-anak yang bermasalah, memperkuat stereotip tentang Daddy Issues. Hal ini dapat memengaruhi persepsi individu terhadap pengalaman pribadinya dan membuat mereka merasa lebih terisolasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(WAN)

MOST SEARCH