FAMILY
Dokter Ungkap Anak Penyakit Jantung Bawaan Berisiko Stunting
Medcom
Selasa 18 Juli 2023 / 16:05
Jakarta: Penyakit jantung bawaan atau PJB dapat menyerang anak saat lahir. Dokter mengatakan anak dengan penyakit jantung bawaan sulit untuk makan sehingga berisiko terganggu tumbuh kembangnya.
Hal ini dikatakan oleh dr. Sisca Natalia Siagian, SpJP(K) selaku Dokter spesialis jantung yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
PJB adalah kelainan pada struktur atau fungsi jantung yang bisa ditemukan sejak seorang anak lahir. Kelainan ini bisa sangat bervariasi, secara anatomi, misalnya seperti terganggunya sekat atau dinding jantung (tidak ada sekat malah ada lubang) atau pembuluh darah keluar dari jantung yang menyempit.
.jpg)
(Dr. Sisca Natalia Siagian, SpJP(K) selaku Dokter spesialis jantung mengatakan pasien PJB dengan malnutrisi kronis, ini bisa mengakibatkan stunting. Stunting sendiri berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Anak PJB dengan keluhan berat seperti sesak napas kadang-kadang enggak gampang minta dia makan, untuk mendapatkan asupan (makanan) cukup agak susah," kata dr. Sisca pada temu media, Senin, 17 Juli 2023.
PJB dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak juga meningkatkan risiko terjadinya stunting. Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.
"Pasien PJB dengan malnutrisi kronis, ini bisa mengakibatkan stunting. Terganggunya tumbuh secara kronis mengakibatkan bukan hanya berat badan kurang tetapi juga tinggi badan," jelasnya.
Stunting pada PJB adalah keadaan terhambatnya pertumbuhan anak di bawah standar usia pada umumnya. Hal ini dikarenakan kurangnya gizi berkepanjangan atau kronis akibat PJB.
Lebih lanjut, dr. Sisca mengatakan stunting dapat dicegah dengan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat terhadap PJB. Hal ini untuk mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak.
"Memastikan stunting yang mana penyebabnya PJB. PJB diobati, didiagnosis secepatnya, kita berharap stuntingnya akan tertangani," pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hal ini dikatakan oleh dr. Sisca Natalia Siagian, SpJP(K) selaku Dokter spesialis jantung yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
PJB adalah kelainan pada struktur atau fungsi jantung yang bisa ditemukan sejak seorang anak lahir. Kelainan ini bisa sangat bervariasi, secara anatomi, misalnya seperti terganggunya sekat atau dinding jantung (tidak ada sekat malah ada lubang) atau pembuluh darah keluar dari jantung yang menyempit.
Adapun tanda-tanda anak mengalami penyakit bawaan jantung adalah:
- - Biru
- - Napas cepat
- - Berat dan tinggi badan sulit naik
- - Menyusu terputus
- - Keringat berlebihan
- - Demam dan batuk pilek berulang
- - Berjongkok tiba-tiba saat aktivitas
.jpg)
(Dr. Sisca Natalia Siagian, SpJP(K) selaku Dokter spesialis jantung mengatakan pasien PJB dengan malnutrisi kronis, ini bisa mengakibatkan stunting. Stunting sendiri berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Anak PJB dengan keluhan berat seperti sesak napas kadang-kadang enggak gampang minta dia makan, untuk mendapatkan asupan (makanan) cukup agak susah," kata dr. Sisca pada temu media, Senin, 17 Juli 2023.
PJB dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak juga meningkatkan risiko terjadinya stunting. Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.
"Pasien PJB dengan malnutrisi kronis, ini bisa mengakibatkan stunting. Terganggunya tumbuh secara kronis mengakibatkan bukan hanya berat badan kurang tetapi juga tinggi badan," jelasnya.
Stunting pada PJB adalah keadaan terhambatnya pertumbuhan anak di bawah standar usia pada umumnya. Hal ini dikarenakan kurangnya gizi berkepanjangan atau kronis akibat PJB.
Lebih lanjut, dr. Sisca mengatakan stunting dapat dicegah dengan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat terhadap PJB. Hal ini untuk mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak.
"Memastikan stunting yang mana penyebabnya PJB. PJB diobati, didiagnosis secepatnya, kita berharap stuntingnya akan tertangani," pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)