FITNESS & HEALTH

Cegah Penyakit Jantung Bawaan dengan Mengenali Faktor Risikonya sejak Dini

A. Firdaus
Selasa 27 Februari 2024 / 11:10
Jakarta: Congenital Heart Disease atau yang biasa disebut dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan jantung yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir. Dilansir dari buku A Practical Guide to Fetal Echodardiography 2nd Edition 2010 karya Alfred Abuhamad & Chaoui, dari 1000 kelahiran hidup rata-rata terdapat 50 kasus PJB.

Hal-hal yang dapat dilakukan agar tidak terjadi PJB yaitu dengan mengenali faktor risikonya, baik ibu maupun janin. Pola makan, kondisi kesehatan atau penggunaan obat ibu selama kehamilan, serta merokok selama kehamilan dapat memicu Penyakit Jantung Bawaan pada janin. Kemudian untuk faktor risiko pada janin antara lain kelainan gen atau kromosom, kelainan irama jantung, penebalan tengkuk serta plasenta pada kehamilan 1 telur.

Bagi ibu hamil yang mengonsumsi asam folat 0.8mg dapat membantu mencegah Penyakit Jantung Bawaan. Selain itu disarankan melakukan skrining secara berkala seperti skrining kelainan bawaan pada trimester 1.

Kemudian pada trimester 2 dilakukan pemeriksaan Genetic Ultrasound serta Feto Echocardiography. Apabila ditemukan kecurigaan PJB, dokter spesialis kandungan akan bekerjasama dengan dokter spesialis jantung anak membahas kondisi jantung janin dan juga persiapan kelahiran bayi.

Baca juga: Dokter Ungkap Anak Penyakit Jantung Bawaan Berisiko Stunting

Pemeriksaan Fetal Echocardiography kembali akan dilakukan, kali ini oleh dokter spesialis jantung anak guna menegakkan diagnosis dan menentukan penanganan bayi setelah lahir, di mana melibatkan beberapa dokter spesialis seperti dokter spesialis anak neotatologi dan dokter spesialis bedah jantung anak.

Penyakit Jantung Bawaan ada yang sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang harus menjalani tindakan intervensi, baik berupa terapi bedah seperti operasi paliatif Pulmonary Artery Banding pada kasus VSD besar, operasi ligase PDA, dan lain-lain, maupun terapi non-bedah seperti Balloon Atrial Septostomy (BAS) pada kasus TGA, pemasangan coil pada kasus VSD, ASD, PDA, dan tindakan lainnya.

"Jumlah kasus jantung bawaan di Indonesia tidak berbanding seimbang dengan banyaknya fasilitas layanan kesehatan yang mendukung. Untuk itu RS Premier Bintaro akan membuka layanan unggulan baru untuk penyakit seputar jantung, dimana saat ini masih dalam proses penggarapan," ujar Dr. Martha M.L. Siahaan, S.H., MARS, M.H. Kes, CEO RS Premier Bintaro.

"Diharapkan dengan bertambahnya fasilitas layanan unggulan ini, dapat membantu mengatasi banyaknya kasus jantung di Indonesia," sambungnya.

Congenital Heart Disease Awareness Week berlangsung pada 7-14 Februari setiap tahunnya. Untuk memperingatinya, RS Premier Bintaro menyelenggarakan Seminar Awam yang bertajuk Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan sejak Janin, Bayi, dan Anak-anak.

Seminar yang diadakan di RS Premier Bintaro pada Minggu, 18 Februari 2024 lalu yang dihadiri oleh 125 peserta. Untuk pemaparan materi disampaikan oleh 3 orang dokter spesialis yang ahli di bidangnya, yaitu dr. Didi Danukusumo, Sp.OG (K) Fetomaternal, Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K), M.Med (Paed), dan dr. Febtusia Puspitasari, Sp.JP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH