FAMILY
Agar Tidak Dibully, Lakukan 4 Strategi untuk Pertahanan Diri Anak
Mia Vale
Minggu 19 Mei 2024 / 11:05
Jakarta: Tidak ada seorang pun yang ingin anaknya menjadi tidak berdaya ketika menghadapi penindasan. Namun faktanya, masih banyak anak-anak yang mengalami perundungan. Bahkan parahnya, di sekolah yang notabene tempat menuntut ilmu pun tak lepas dari aksi perundungan ini.
Tak hanya siswa SMA atau SMP, siswa Sekolah Dasar pun melakukan bullying terhadap temannya. Seperti kasus siswi SMP SMP Al Basyariah, Jalan Raya Pabuaran, Bojonggede yang telah menjadi korban bullying dari siswi SMP Wira Buana.
Dari keterangan yang diberikan oleh Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana, aksi perundungan ini dipicu karena permasalahan asmara. Dan sampai saat ini kasus perundungan yang berakhir dengan kekerasan ini masih dalam penyelidikan pihak yang berwajib.
Nah, berangkat dari kasus di atas, tentunya sebagai orang tua tidak ingin buah hati kita mengalami hal tersebut, apalagi bila perundungan yang sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Unruk itu, ada beberaopa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak menghadapi pelaku intimidasi di sekolah dan di tempat lain.
.jpg)
(Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penindasan adalah dengan memiliki rasa percaya diri yang sehat kepada anak. Pasalnya, anak-anak dengan harga diri rendah lebih mungkin menjadi korban perundungan.
Mengutip laman Verywell Family, membangun tingkat kepercayaan diri bisa dimulai dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang, dan berani melakukan kontak mata dengan orang lain.
Ingatkan anak untuk dapat melakukan itu dengan baik, walaupun mungkin saja si anak sebenarnya merasa takut. Kepercayaan diri adalah kunci dalam mempertahankan diri agar tidak ditindas.
Ajari anak untuk waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Meskipun kamu tidak ingin mereka hidup dalam ketakutan, sebaiknya jauhkan ponsel mereka dan waspada jika mereka berada di suatu tempat yang kemungkinan besar akan bertemu dengan pelaku intimidasi.
Jika ada yang tidak beres, si anak harus memercayai nalurinya dan meninggalkan area tersebut. Mewaspadai apa yang terjadi di sekitar mereka dapat membantu anak menghindari penjambretan atau penyerangan saat dewasa.
Kadang-kadang anak-anak tidak menyadari bahwa ketika segala sesuatunya tampak mengarah ke arah yang salah, mereka seharusnya berbalik dan menjauh. Yakinkan anak bahwa pergi menjauh bukanlah tindakan yang pengecut.
Sebaliknya, ingatkan mereka bahwa dibutuhkan keberanian untuk meninggalkan situasi yang semakin buruk. Tekankan kepada anak-anak Anda bahwa mereka perlu melepaskan diri dari suatu situasi sebelum situasi tersebut menjadi tidak terkendali.
Jika anak berpotensi mengalami situasi penindasan, menggunakan suara yang percaya diri dan bersikap asertif dapat membantu meredakan situasi tersebut. Sering kali, pelaku intimidasi mencari sasaran empuk.
Mintalah anak berlatih berbicara dengan tegas di rumah, dan ketika mereka berada dalam situasi sulit, hal itu akan menjadi lebih mudah.
Nah, karena penindasan dapat memiliki dampak yang bertahan lama hingga masa dewasa, penting untuk mendiskusikan dengan anak cara menghindarinya sebelum hal itu terjadi. Atau menanganinya jika hal tersebut tidak dapat dihindari.
Meskipun orang tua tidak bisa mengawasi anak atau remajamu setiap saat, kamu dapat membekali mereka dengan keterampilan untuk merespons penindasan ketika mereka jauh dari rumah. Dengan menunjukkan kepada anak cara menghadapi pelaku intimidasi dari segala usia, mereka akan diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi segala macam situasi sulit dalam hidup secara efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tak hanya siswa SMA atau SMP, siswa Sekolah Dasar pun melakukan bullying terhadap temannya. Seperti kasus siswi SMP SMP Al Basyariah, Jalan Raya Pabuaran, Bojonggede yang telah menjadi korban bullying dari siswi SMP Wira Buana.
Dari keterangan yang diberikan oleh Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana, aksi perundungan ini dipicu karena permasalahan asmara. Dan sampai saat ini kasus perundungan yang berakhir dengan kekerasan ini masih dalam penyelidikan pihak yang berwajib.
Nah, berangkat dari kasus di atas, tentunya sebagai orang tua tidak ingin buah hati kita mengalami hal tersebut, apalagi bila perundungan yang sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Unruk itu, ada beberaopa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak menghadapi pelaku intimidasi di sekolah dan di tempat lain.
1. Perlihatkan kepercayaan diri
.jpg)
(Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penindasan adalah dengan memiliki rasa percaya diri yang sehat kepada anak. Pasalnya, anak-anak dengan harga diri rendah lebih mungkin menjadi korban perundungan.
Mengutip laman Verywell Family, membangun tingkat kepercayaan diri bisa dimulai dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang, dan berani melakukan kontak mata dengan orang lain.
Ingatkan anak untuk dapat melakukan itu dengan baik, walaupun mungkin saja si anak sebenarnya merasa takut. Kepercayaan diri adalah kunci dalam mempertahankan diri agar tidak ditindas.
2. Percaya instingmu
Ajari anak untuk waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Meskipun kamu tidak ingin mereka hidup dalam ketakutan, sebaiknya jauhkan ponsel mereka dan waspada jika mereka berada di suatu tempat yang kemungkinan besar akan bertemu dengan pelaku intimidasi.
Jika ada yang tidak beres, si anak harus memercayai nalurinya dan meninggalkan area tersebut. Mewaspadai apa yang terjadi di sekitar mereka dapat membantu anak menghindari penjambretan atau penyerangan saat dewasa.
3. Hindari berkelahi
Kadang-kadang anak-anak tidak menyadari bahwa ketika segala sesuatunya tampak mengarah ke arah yang salah, mereka seharusnya berbalik dan menjauh. Yakinkan anak bahwa pergi menjauh bukanlah tindakan yang pengecut.
Sebaliknya, ingatkan mereka bahwa dibutuhkan keberanian untuk meninggalkan situasi yang semakin buruk. Tekankan kepada anak-anak Anda bahwa mereka perlu melepaskan diri dari suatu situasi sebelum situasi tersebut menjadi tidak terkendali.
4. Gunakan suara tegas
Jika anak berpotensi mengalami situasi penindasan, menggunakan suara yang percaya diri dan bersikap asertif dapat membantu meredakan situasi tersebut. Sering kali, pelaku intimidasi mencari sasaran empuk.
Mintalah anak berlatih berbicara dengan tegas di rumah, dan ketika mereka berada dalam situasi sulit, hal itu akan menjadi lebih mudah.
Nah, karena penindasan dapat memiliki dampak yang bertahan lama hingga masa dewasa, penting untuk mendiskusikan dengan anak cara menghindarinya sebelum hal itu terjadi. Atau menanganinya jika hal tersebut tidak dapat dihindari.
Meskipun orang tua tidak bisa mengawasi anak atau remajamu setiap saat, kamu dapat membekali mereka dengan keterampilan untuk merespons penindasan ketika mereka jauh dari rumah. Dengan menunjukkan kepada anak cara menghadapi pelaku intimidasi dari segala usia, mereka akan diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi segala macam situasi sulit dalam hidup secara efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)