FAMILY

Gadget, Solusi atau Tantangan untuk Moms Menghibur Anak

Medcom
Selasa 18 Februari 2025 / 15:16
Jakarta: Di era digital yang semakin berkembang pesat, peran Moms dalam keluarga dan masyarakat menghadapi tantangan yang kian kompleks. Banyak Moms harus membagi perhatian antara tanggung jawab domestik dan kegiatan sosial.

Di tengah kesibukan tersebut, gadget seringkali menjadi solusi instan untuk menghibur anak. Namun, apakah cara ini benar-benar efektif atau justru membawa dampak negatif bagi perkembangan anak?
 

Gadget: solusi atau tantangan?


Data menunjukkan bahwa 85% anak di bawah usia 12 tahun di Indonesia telah terpapar gadget dengan rata-rata penggunaan selama tiga jam per hari. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Kurangnya interaksi langsung dalam keluarga membuat komunikasi melemah, dan anak lebih akrab dengan layar dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya.

Dampak nyata dari penggunaan gadget tanpa kontrol adalah menurunnya disiplin anak, kesulitan bersosialisasi, serta berkurangnya kesempatan belajar dari lingkungan sekitar. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini juga dapat merenggangkan ikatan emosional antara orang tua dan anak, sehingga memengaruhi kualitas hubungan keluarga secara keseluruhan.

Baca juga: Tantangan Baru Tumbuh Kembang Anak di Era Digital
 

Ketahanan keluarga sebagai solusi


Untuk menghadapi tantangan ini, keluarga perlu membangun ketahanan atau resiliensi. Resiliensi keluarga adalah kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari berbagai masalah dengan komunikasi yang baik serta keterampilan menyelesaikan masalah secara bijak.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menetapkan aturan penggunaan gadget di rumah. Misalnya, menerapkan waktu tanpa gadget saat makan malam atau sebelum tidur guna meningkatkan kualitas interaksi keluarga.

Beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan bahkan telah memberlakukan kebijakan pembatasan penggunaan gadget bagi anak-anak. Meskipun di Indonesia kebijakan serupa belum diterapkan secara resmi, keluarga dapat memulainya dari lingkungan terkecil, yaitu rumah tangga mereka sendiri.

Selain itu, seminar edukasi dan program pemberdayaan masyarakat juga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya mengelola penggunaan gadget dengan bijak. Banyak keluarga yang telah menerapkan strategi ini melaporkan peningkatan kualitas interaksi, penurunan ketergantungan anak pada gadget, serta hubungan yang lebih harmonis dalam keluarga.
 

Langkah nyata untuk membangun ketahanan keluarga


Tidak ada solusi instan untuk mengatasi tantangan ini, tetapi beberapa langkah kecil dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang:

1. Batasi durasi penggunaan gadget dan dorong anak untuk bermain di luar atau melakukan aktivitas fisik.

2. Ciptakan kegiatan keluarga tanpa gadget, seperti bermain board game, membaca buku bersama, atau memasak bersama.

3. Ikuti seminar atau diskusi tentang parenting di era digital untuk mendapatkan wawasan baru tentang pola asuh yang lebih efektif.

Dengan pendekatan yang tepat, gadget tidak perlu menjadi ancaman, melainkan alat yang mendukung perkembangan anak serta mempererat hubungan dalam keluarga. Mari kita wujudkan keluarga yang tidak hanya tangguh menghadapi tantangan zaman, tetapi juga harmonis dan penuh kebersamaan.

Dr. Fransisca Iriani R Dewi, M.Si
Penulis adalah Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH