FAMILY
Khawatir dengan Anak Stunting, Ahli Gizi Berharap jangan Sampai si Kecil Malah Obesitas
Aulia Putriningtias
Sabtu 07 Oktober 2023 / 09:12
Jakarta: Permasalahan anak stunting masih banyak dibicarakan. Pemantauan gizi yang baik menurut dr. Tan Shot Yen selaku Ahli Gizi Masyarakat merupakan itikad agar anak stunting tak mengalami obesitas.
Menurutnya, pemulihan anak stunting perlu benar-benar dicek riwayatnya. Anak stunting sendiri tak hanya selalu melekat pada asupan makanan. Jadi, tak boleh sembarang untuk terus memberikan makanan.
"Kita harus cek riwayatnya dulu, stunting kalau tidak ada masalah kelebihan berat badan, anak ini tidak boleh didorong terus (untuk makan) sehingga berat badannya melonjak," kata dr. Tan dalam acara Humanitarian Award oleh Yayasan 1000 Cita Bangsa di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2023.
Lebih lanjut, dr. Tan ungkap jika terus memberikan asupan makanan berkalori yang tak sesuai, akan justru menimbulkan masalah baru, yakni obesitas. Angka obesitas anak di Indonesia sendiri pun juga tak kalah mengkhawatirkan.
"Berat badannya akan meledak, itu salah satu mimpi buruk dari stunting, obesitas," tegasnya.
Jika seorang anak telah mengalami stunting, itu sudah bukan tugas kader untuk memberikan pemaparan. namun harus ditangani langsung oleh dokter. Karena jika salah dalam melihat riwayat ke belakang, akan menimbulkan suatu permasalahan kesehatan kompleks.
"Jadi kalau mau lihat anak stunting kita harus cek dulu, makanya stunting harus ditangani dokter, enggak boleh lagi ditangani kader atau bidan," jelasnya.
Berbicara permasalahan stunting, ternyata menurut dr. Tan, sebanyak 70 persen anak mengalami hal ini bukan karena masalah gizi. Maka dari itu, perlunya mengetahui pendekatan spesifik dan sensitif.
"Maka kenapa yang disebut pencegahan dan penanggulangan spesifik dan sensitif, karena kebersihan, imunisasi, perumahan itu sangat berpengaruh, sehingga semua kementerian, lembaga, masyarakat harus bekerja sama," jelasnya.
Pemahaman mengenai stunting menurutnya harus disamaratakan. Bukan hanya kepada ibu, tetapi juga berbagai pendekatan seperti suami dan kerabat keluarga terdekat.
Hal ini dikarenakan masyarakat yang masih terpaku dengan omongan stereotipe seorang ibu, mulai dari hamil hingga membesarkan anak. Jadi, seluruhnya perlu mengetahui wawasan yang baik dalam melakukan pencegahan stunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurutnya, pemulihan anak stunting perlu benar-benar dicek riwayatnya. Anak stunting sendiri tak hanya selalu melekat pada asupan makanan. Jadi, tak boleh sembarang untuk terus memberikan makanan.
"Kita harus cek riwayatnya dulu, stunting kalau tidak ada masalah kelebihan berat badan, anak ini tidak boleh didorong terus (untuk makan) sehingga berat badannya melonjak," kata dr. Tan dalam acara Humanitarian Award oleh Yayasan 1000 Cita Bangsa di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2023.
Lebih lanjut, dr. Tan ungkap jika terus memberikan asupan makanan berkalori yang tak sesuai, akan justru menimbulkan masalah baru, yakni obesitas. Angka obesitas anak di Indonesia sendiri pun juga tak kalah mengkhawatirkan.
"Berat badannya akan meledak, itu salah satu mimpi buruk dari stunting, obesitas," tegasnya.
Jika seorang anak telah mengalami stunting, itu sudah bukan tugas kader untuk memberikan pemaparan. namun harus ditangani langsung oleh dokter. Karena jika salah dalam melihat riwayat ke belakang, akan menimbulkan suatu permasalahan kesehatan kompleks.
"Jadi kalau mau lihat anak stunting kita harus cek dulu, makanya stunting harus ditangani dokter, enggak boleh lagi ditangani kader atau bidan," jelasnya.
Berbicara permasalahan stunting, ternyata menurut dr. Tan, sebanyak 70 persen anak mengalami hal ini bukan karena masalah gizi. Maka dari itu, perlunya mengetahui pendekatan spesifik dan sensitif.
"Maka kenapa yang disebut pencegahan dan penanggulangan spesifik dan sensitif, karena kebersihan, imunisasi, perumahan itu sangat berpengaruh, sehingga semua kementerian, lembaga, masyarakat harus bekerja sama," jelasnya.
Pemahaman mengenai stunting menurutnya harus disamaratakan. Bukan hanya kepada ibu, tetapi juga berbagai pendekatan seperti suami dan kerabat keluarga terdekat.
Hal ini dikarenakan masyarakat yang masih terpaku dengan omongan stereotipe seorang ibu, mulai dari hamil hingga membesarkan anak. Jadi, seluruhnya perlu mengetahui wawasan yang baik dalam melakukan pencegahan stunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)