FAMILY

Jangan Terlambat, Inilah Identifikasi Awal Kecemasan pada Anak

Mia Vale
Minggu 07 Januari 2024 / 08:00
Jakarta: Sering kali, anak-anak menunjukkan rasa gugup ketika dihadapkan pada situasi baru sebagai bagian dari pertumbuhan mereka. Dipercaya, selama perkembangan normatifnya, anak-anak dan remaja berperilaku meniru kecemasan yang terlihat.

Namun, perilaku seperti itu perlu mendapat perhatian agar rasa gugup yang ekstrem jangan sampai menjadi sindrom kecemasan.

Yang harus menjadi perhatian, gangguan kecemasan pada masa kanak-kanak merupakan indikator dari berbagai kesulitan psikologis dan emosional di masa dewasa nanti. 

Kecemasan di kalangan anak-anak semakin parah bahkan, survei UNICEF dan Gallup pada tahun 2021 menemukan bahwa 14,5 persen remaja menderita gangguan kecemasan.

Oleh karena itu, penting untuk memelajari dan mengenali pola perilaku di kalangan anak-anak dan remaja yang dapat mengisyaratkan adanya kecemasan.
 

Mengidentifikasi kecemasan pada anak


Ada banyak cara di mana orang tua, wali, dan orang dewasa yang peduli dapat mengidentifikasi kecemasan pada anak-anak melalui perilaku spesifik yang mereka tunjukkan.

Beberapa tanda-tanda awal kecemasan dapat ditemukan ketika anak-anak menunjukkan sikap melekat yang berlebihan atau kemunduran ke tahap-tahap sebelumnya, seperti mengisap jempol dan menggigit kuku, atau menangis terus-menerus karena pemicu kecil.

Demikian pula, mengutip bahasan dari Health Shots, kita harus mewaspadai keengganan mereka untuk berpisah dari pengasuhnya atau keluhan sering sakit dan nyeri yang menyebabkan penolakan untuk pergi ke sekolah atau berpartisipasi dalam aktivitas rutin sehari-hari.

Sering kali, kecemasan juga menutupi dirinya dalam bentuk asupan oral yang tidak menentu, seperti sering kelelahan, kegelisahan, penggunaan toilet yang berlebihan, dan ledakan emosi yang tidak proporsional dengan pemicu apa pun.

Ketidakmampuan berkonsentrasi karena gangguan terus-menerus dan prestasi akademik yang buruk di sekolah, gangguan tidur atau bahkan insomniajuga dapat menjadi beberapa tanda awal kecemasan. 


(Keuntungan dari mengidentifikasi kecemasan pada anak-anak adalah bahwa hal ini dapat ditangani dengan mudah dengan bimbingan yang tepat dari psikolog/psikiater. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)

Remaja yang cemas juga cenderung merasa lebih takut dibandingkan teman sebayanya dan mengembangkan pandangan pesimisme, sehingga memengaruhi hasil akademis atau sosial.

Kekhawatiran mereka terhadap kualitas kinerja di bidang akademik dan kegiatan kokurikuler juga dapat menyebabkan mereka mencari kepastian yang berlebihan dari guru dan orang tua.

Kecemasan juga dapat disertai dengan perubahan perilaku yang tiba-tiba di mana anak-anak menarik diri dan mulai menghindari situasi yang mereka anggap menarik perhatian atau konfrontasi, sehingga menyebabkan isolasi dan interaksi sosial yang buruk. 

Komunikasi yang selektif hanya dengan lingkaran dalam yang terbatas juga bisa menjadi tanda kecemasan pada anak. Kecemasan tersebut juga dapat dipicu ketika menghadapi khalayak yang lebih luas, berbicara dengan pihak berwenang, tampil di panggung, atau sebelum ujian.
 

Intervensi dini


Penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan ini sejak dini sehingga kecemasan dapat didiagnosis dan diatasi dengan segera. Kurangnya deteksi dini gangguan kecemasan dapat menimbulkan implikasi yang luas di masa dewasa.

Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan umum, meningkatnya kecenderungan putus sekolah, menurunnya produktivitas di tempat kerja saat dewasa, dan meningkatnya angka lajang.

Dengan demikian, antara 10 dan 20 persen anak-anak dan remaja menghadapi gangguan kecemasan yang signifikan dan prevalensi seumur hidup jika gangguan tersebut tidak terdeteksi atau ditangani.

Namun, keuntungan dari mengidentifikasi kecemasan pada anak-anak adalah bahwa hal ini dapat ditangani dengan mudah dengan bimbingan yang tepat dari psikolog/psikiater atau pakar kesehatan mental.

Hal ini tentu memerlukan pendekatan yang sensitif, empatik, dan tidak menghakimi ketika mengatasi kecemasan pada anak. Terakhir, rasa cemas tidak membuat anak-anak menjadi lebih rendah dibandingkan teman-temannya.

Orang dewasa harus ingat bahwa ini hanyalah penyakit yang dapat diobati secara efektif pada anak-anak, memberikan mereka gaya hidup sehat dan masa dewasa yang lebih baik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH