FAMILY
Perdarahan Setelah Melakukan Hubungan Seks, Apakah Normal?
Raka Lestari
Sabtu 16 Oktober 2021 / 21:13
Jakarta: Perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual disebut juga dengan post-coital bleeding. Ini merupakan hal yang cukup umum dan dapat disebabkan oleh banyak penyebab. Mulai dari perilaku saat seks atau karena alasan medis. Pada umumnya kondisi ini bukanlah hal yang serius.
“Karena perbedaan anatomi dan hormon, perdarahan selama atau setelah berhubungan seks jauh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria,” kata Michael Ingber, MD, ahli urologi, ahli bedah panggul, dan asisten profesor klinis urologi di Weill Cornell Medical College di New York.
Ini terjadi pada sekitar 0,7 - 9 persen wanita, tetapi angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak wanita tidak membicarakannya dengan dokter mereka. Penyebabnya termasuk trauma, penyakit, atau infeksi pada lapisan rahim, leher rahim, vagina, atau labia. Perubahan hormon adalah penyebab umum lainnya.
Jenis post-coital bleeding yang paling umum pada pria adalah hematospermia, atau darah dalam air mani. Sekitar 0,5 persen dari 26.500 pria yang diskrining untuk penyakit prostat melaporkan hematospermia, menurut sebuah penelitian Jerman tahun 2020 yang diterbitkan di Deutsches Ärzteblatt International.
Namun jumlahnya bisa lebih tinggi karena banyak pria ragu-ragu untuk membahasnya. Penyebabnya bisa karena trauma pada penis atau testis, penyakit, gangguan fisik, masalah pembuluh darah, atau infeksi. Pria juga mungkin mengalami goresan pada penis saat berhubungan seks yang menyebabkan perdarahan, meskipun hal ini jarang terjadi.
“Untungnya, sebagian besar kasus post-coital bleeding memiliki penyebab yang tidak berbahaya. Namun bukan berarti kamu harus mengabaikannya,” kata Mary Jane Minkin, MD, OB/GYN dan profesor klinis di Yale University School of Medicine.
Perdarahan setelah berhubungan seks seringkali hanya mengganggu, tetapi dapat dikaitkan dengan beberapa 'hal buruk’. Kamu perlu memperhatikan potensi masalah dan tidak mengesampingkannya.
Jika perdarahan yang menyakitkan terjadi hanya sekali dan rasa sakitnya tidak parah, evaluasi posisi seksual atau metode seksual untuk melihat apakah salah satu dari mereka mungkin menjadi penyebabnya.
“Jika post-coital bleeding disertai dengan demam, keputihan kronis, kemerahan, nyeri, pembengkakan pada daerah genital, gejala-gejala ini dapat mengindikasikan infeksi, penyakit serius, atau cedera organ. Dalam hal ini, kamu perlu ke dokter, tutup Dr Minkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Karena perbedaan anatomi dan hormon, perdarahan selama atau setelah berhubungan seks jauh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria,” kata Michael Ingber, MD, ahli urologi, ahli bedah panggul, dan asisten profesor klinis urologi di Weill Cornell Medical College di New York.
Ini terjadi pada sekitar 0,7 - 9 persen wanita, tetapi angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak wanita tidak membicarakannya dengan dokter mereka. Penyebabnya termasuk trauma, penyakit, atau infeksi pada lapisan rahim, leher rahim, vagina, atau labia. Perubahan hormon adalah penyebab umum lainnya.
Bisa juga terjadi pada pria
Jenis post-coital bleeding yang paling umum pada pria adalah hematospermia, atau darah dalam air mani. Sekitar 0,5 persen dari 26.500 pria yang diskrining untuk penyakit prostat melaporkan hematospermia, menurut sebuah penelitian Jerman tahun 2020 yang diterbitkan di Deutsches Ärzteblatt International.
Namun jumlahnya bisa lebih tinggi karena banyak pria ragu-ragu untuk membahasnya. Penyebabnya bisa karena trauma pada penis atau testis, penyakit, gangguan fisik, masalah pembuluh darah, atau infeksi. Pria juga mungkin mengalami goresan pada penis saat berhubungan seks yang menyebabkan perdarahan, meskipun hal ini jarang terjadi.
Jangan sepelekan
“Untungnya, sebagian besar kasus post-coital bleeding memiliki penyebab yang tidak berbahaya. Namun bukan berarti kamu harus mengabaikannya,” kata Mary Jane Minkin, MD, OB/GYN dan profesor klinis di Yale University School of Medicine.
Perdarahan setelah berhubungan seks seringkali hanya mengganggu, tetapi dapat dikaitkan dengan beberapa 'hal buruk’. Kamu perlu memperhatikan potensi masalah dan tidak mengesampingkannya.
Jika perdarahan yang menyakitkan terjadi hanya sekali dan rasa sakitnya tidak parah, evaluasi posisi seksual atau metode seksual untuk melihat apakah salah satu dari mereka mungkin menjadi penyebabnya.
“Jika post-coital bleeding disertai dengan demam, keputihan kronis, kemerahan, nyeri, pembengkakan pada daerah genital, gejala-gejala ini dapat mengindikasikan infeksi, penyakit serius, atau cedera organ. Dalam hal ini, kamu perlu ke dokter, tutup Dr Minkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)