FAMILY

7 Panduan Melatih Anak Menggunakan Toilet secara Mandiri

A. Firdaus
Sabtu 28 Desember 2024 / 11:15
Jakarta: Toilet training adalah proses mengajarkan anak untuk buang air di toilet dan mengendalikan diri saat ingin buang air. Toilet training dapat membantu anak untuk mandiri, mengenali bagian tubuh, dan memahami tanda-tanda buang air.

Dr. Meitha Pingkan Esther T. Sp.A (K) menyampaikan beberapa kiat dalam melatih anak agar bisa secara mandiri menggunakan toilet untuk berkemih maupun buang air besar. Anggota Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyarankan orang tua untuk mengatur jadwal latihan menggunakan toilet bagi anak.

Berikut ini tips mengajarkan anak untuk melakukan training toilet menurut dr. Meitah yang dilansir Antara:
 

1. Atur jadwal


Orang tua bisa mengajak anak ke kamar mandi setiap 90 menit. Kalau tidak buang air kecil, interval berikutnya kita mungkin pendekkan kita bisa bikin 60 menit.

"Kalau anak itu buang air kecil, jadwal ke toiletnya itu kita kembalikan ke 90 menit, sehingga di sini anak akan diajar menunggu sampai dia dibawa ke toilet," ujar dr. Meitha.
 

2. Beri penguatan


Orang tua juga perlu memberikan penguatan agar anak bisa bertahan duduk di toilet selama tiga menit atau lebih. Menurut dr. Meitha, orang tua bisa mengajak anak bernyanyi atau membawakan anak mainan agar anak lebih tenang, tetapi tetap ingat bahwa dia sedang berada di toilet karena perlu berkemih atau buang air besar.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Anak Tertunda Melakukan Toilet Training?
 

3. Lakukan koreksi


Jika selama jeda ke kamar mandi anak berkemih di celana atau mengompol, maka orang tua bisa melakukan koreksi dengan melibatkan anak dalam mengatasi konsekuensi.

"Kita bisa melakukan prosedur koreksi berupa minta anak membantu membersihkan sebanyak anak mampu. Dan hal ini jangan dilakukan secara menghukum, ini dilakukan agar anak mengalami konsekuensi alami dan dapat dijadikan pencegahan terjadinya accident lagi," kata dr. Meitha.
 

4. Perhatikan frekuensi mengompol


Orang tua perlu memperhatikan frekuensi anak mengompol. Kalau anak terlalu sering berkemih di celana, maka orang tua sebaiknya mempersingkat jadwal kunjungan ke toilet.
 

5. Pakai popok saat tidur saja


Dokter Meitha juga menyarankan orang tua tidak memakaikan popok atau celana dalam selain pada waktu tidur siang atau malam pada tahap awal toilet training.
 

6. Alat pendukung


Guna mendukung pelaksanaan pelatihan menggunakan toilet, orang tua bisa menyediakan alat pendukung seperti sisipan di dudukan toilet agar anak lebih nyaman atau menaruh tangga di bangku toilet untuk memudahkan anak.
 

7. Apresiasi


"Perlunya orang tua dan anggota keluarga mengapresiasi setiap kemajuan yang dicapai anak dalam tahapan toilet training sampai tujuan pelatihan tercapai," kata dr. Meitha.

Proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil kalau anak secara alami pergi ke toilet ketika hendak berkemih atau buang air besar, serta bisa melakukan keperluannya secara mandiri, termasuk membersihkan diri dan mengenakan celana sendiri.

"Jadi ini sudah pada kondisi alami hingga begitu anak itu merasa untuk toileting maka dia akan dengan sendirinya ke kamar mandi," pungkas dr. Meitha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH