FAMILY

Cara Alyssa Soebandono Batasi Anak Gunakan Gawai

Elang Riki Yanuar
Minggu 05 Oktober 2025 / 13:00
Jakarta: Masa tumbuh kembang anak merupakan periode yang sangat berharga dan singkat. Setiap tahap, mulai dari ekspresi emosi, rasa ingin tahu, hingga proses belajar mengenal dunia sekitarnya, menjadi fondasi penting pembentukan karakter dan jati diri mereka. 

Namun, di tengah derasnya arus informasi dan tantangan zaman, para ibu kerap dihadapkan pada ketidakpastian dalam pengasuhan. Menjawab tantangan tersebut, MY BABY menghadirkan Momversity 2025 yang menjadi sebuah gerakan edukatif dan inspiratif yang menjadi ruang belajar, berbagi, dan saling menguatkan bagi para ibu Indonesia dengan semangat Peer Parenting Education (PPE) metode yang menekankan pentingnya dukungan antarsesama ibu dalam proses pengasuhan.

Studi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa konsep PPE dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu serta memperkuat perilaku pengasuhan positif. Berangkat dari semangat ini, Momversity 2025 menggelar serangkaian kegiatan mulai dari kompetisi digital berbagi pengalaman parenting, kelas daring bersama psikolog, perencana keuangan, dan celebmom inspiratif, hingga roadshow edukatif di Surabaya. 

Puncak acaranya berlangsung meriah dalam Big Bang Momversity 2025 di Bintaro Jaya Xchange Mall, Tangerang Selatan, pada Sabtu (4/10). Psikolog klinis Ayoe Sutomo menjelaskan bahwa melalui Peer Parenting Education, para ibu dapat saling belajar dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan pengasuhan di era digital. 

"Anak-anak tidak hanya perlu melek teknologi, tetapi juga harus memiliki kemampuan mengelola penggunaannya, menyeimbangkan aktivitas online dan offline, serta mengembangkan empati dan karakter yang kuat," katanya.

Baca Juga :
Bekal Sehat dan Pola Asuh Tepat, Kunci Tumbuh Kembang Anak Generasi Alpha

Menurut Ayoe, jika orangtua ingin memberikan izin kepada anak-anak untuk memakai gawai, maka harus benar-benar memberikan pengawasan. Orangtua juiga harus memberikan pendampingan ketika anak menggunakan gawai. 

"Saat kita kemudian mau setidaknya mengizinkan anak untuk memakai atau menggunakan gadget atau akrab mulai berkenalan dengan teknologi, pahami bahwa satu apa yang dikonsumsi anak dari hal tersebut harus sesuai dengan tahapan usianya. Yang kedua, jangan dilupakan adalah harus dengan pendampingan karena justru dengan pendampingan itu proses diskusi itu terbentuk," jelas Ayoe. 

Sementara itu, Alyssa Soebandono membagikan pengalamannya membatasi anak-anaknya menggunakan gawai. Alyssa dan Dude sepakat hanyak mengizinkan anak menggunakan gawai hanya untuk keperluan sekolah di hari kerja. Mereka baru bisa menggunakan gawai untuk keperluan lain di akhir pekan, itupun dengan batasan waktu. 

"Kita memang memiliki batasan-batasan tersendiri. Misalnya, oke untuk di weekdays, anak-anak itu boleh menggunakan gadget hanya untuk kegiatan sekolah. Kenapa? Karena ya memang mereka memerlukan itu. Dan kita kan tidak bisa mematokkan bahwa kegiatan sekolah harus selesai 30 menit ya, selesai enggak selesai kita selesaikan kan enggak mungkin. Kasihan mereka jadinya malah begitu menyelesaikan tugasnya jadi tertekan," jelas Alyssa. 

"Sebagai orang tua memang ada pertimbangan tersendiri kenapa memang belum memberikan anak untuk bermain atau misalkan istilah zaman sekarang itu mabar, karena memang itu memang menjadi keyakinan saya sama suami bahwa untuk anak sepertinya sekarang belum tepat gitu," lanjut Alyssa. 

Alyssa pun menyebut dia dan Dude selalu mengawasi permainan apa dan tontonan apa yang dikonsumsi anak-anaknya. Mereka selalu menerapkan aturan anak-anak memberi tahu orangtua sebelum menggunakan gawainya. 

"Jadi di weekend itu memang kita berikan waktu leluasa untuk mereka bermain dengan gadget, tapi ada batasan waktunya. Jadi kita berikan bahwa boleh main tidak boleh lebih dari satu jam sehari. Mereka mau ngapain aja boleh. Mau main game boleh, mau menonton boleh, tapi sebelum nonton dan sebelum main game kasih tahu ke Ayah dan Bunda dulu apa yang dimainkan dan apa yang ditonton," paparnya. 

Tak hanya membahas isu psikologis dan pengasuhan, Momversity 2025 juga menghadirkan sesi talkshow yang mengulas tips perencanaan keuangan bagi keluarga serta cara menyenangkan mengajarkan anak mengelola uang sejak dini.

Audrey Gandadjaja, Managing Director Brand Creative Content & Communication Cosmetic, Consumer & Health Care Tempo Scan Group, menuturkan bahwa sejak hadir pertama kali pada 2019, Momversity telah menjadi wadah bagi para ibu untuk berbagi pengalaman dan tumbuh bersama. 

"Kami ingin memperkuat keyakinan bahwa setiap ibu memiliki kemampuan luar biasa untuk membesarkan anak hebat, asalkan mereka diberi ruang untuk belajar dan saling mendukung. Melalui Momversity, kami ingin terus mendampingi para ibu Indonesia dalam mencetak Extraordinary Generation,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)

RELATED ARTICLE

MOST SEARCH