FAMILY
5 Tips Menjaga Kesehatan Balita yang Sering Dianggap Sepele tapi Penting
A. Firdaus
Sabtu 19 Juli 2025 / 11:38
Jakarta: Menjaga kesehatan Balita bukan cuma soal imunisasi atau cek rutin ke dokter. Ada hal-hal kecil yang kelihatannya sepele, tapi justru sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil.
Moms, Masa balita adalah rentang usia anak dari 0 hingga 59 bulan (0-5 tahun). Masa ini adalah periode penting dalam perkembangan anak, sering disebut 'masa keemasan' karena pertumbuhan fisik dan otak berkembang pesat. Balita juga dikenal sebagai anak-anak di bawah lima tahun.
Kelihatannya sederhana, tapi menurut jurnal The Lancet Global Health (2021), praktik mencuci tangan ibu dengan sabun sebelum menyentuh makanan balita dapat menurunkan risiko diare hingga 40%.
Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Padahal, langkah preventifnya semudah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.
Mainan sering masuk ke mulut balita. Penelitian dari Pediatrics (2019) menunjukkan bahwa permukaan mainan bisa menjadi sarang bakteri dan virus, termasuk norovirus dan rotavirus.
Sterilisasi rutin, cukup dengan air sabun hangat atau disinfektan ramah anak, dapat mencegah infeksi saluran cerna dan pernapasan.
Tidur bukan hanya waktu istirahat, tapi juga saat tubuh memproduksi hormon pertumbuhan dan memperkuat imunitas. Studi dari Sleep Medicine Reviews (2020) menyebutkan balita yang tidur kurang dari 10 jam per hari lebih rentan mengalami gangguan perilaku dan penurunan daya tahan tubuh.
Tipsnya: buat rutinitas tidur yang konsisten, hindari layar gadget satu jam sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang tenang.
Si kecil susah makan? Jangan langsung dipaksa. Ternyata, memaksa anak makan justru bisa menurunkan nafsu makan dan berdampak jangka panjang terhadap kebiasaan makan yang tidak sehat.
Jurnal Appetite (2021) menegaskan bahwa 'responsive feeding' alias memberi makan sesuai sinyal lapar dan kenyang anak, lebih efektif mendukung pertumbuhan ideal.
Vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang dan sistem imun balita. Sinar matahari pagi (sebelum jam 9) membantu tubuh memproduksi vitamin D alami.
Penelitian dari Journal of Pediatric Endocrinology (2018) menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang terpapar sinar matahari berisiko mengalami defisiensi vitamin D dan gangguan pertumbuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Moms, Masa balita adalah rentang usia anak dari 0 hingga 59 bulan (0-5 tahun). Masa ini adalah periode penting dalam perkembangan anak, sering disebut 'masa keemasan' karena pertumbuhan fisik dan otak berkembang pesat. Balita juga dikenal sebagai anak-anak di bawah lima tahun.
5 tips sederhana namun terbukti penting menurut berbagai penelitian ilmiah
1. Cuci Tangan Sebelum Menyusui dan Memberi Makan
Kelihatannya sederhana, tapi menurut jurnal The Lancet Global Health (2021), praktik mencuci tangan ibu dengan sabun sebelum menyentuh makanan balita dapat menurunkan risiko diare hingga 40%.
Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Padahal, langkah preventifnya semudah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.
2. Menjaga Kebersihan Mainan Anak
Mainan sering masuk ke mulut balita. Penelitian dari Pediatrics (2019) menunjukkan bahwa permukaan mainan bisa menjadi sarang bakteri dan virus, termasuk norovirus dan rotavirus.
Sterilisasi rutin, cukup dengan air sabun hangat atau disinfektan ramah anak, dapat mencegah infeksi saluran cerna dan pernapasan.
3. Tidur Cukup dan Teratur
Tidur bukan hanya waktu istirahat, tapi juga saat tubuh memproduksi hormon pertumbuhan dan memperkuat imunitas. Studi dari Sleep Medicine Reviews (2020) menyebutkan balita yang tidur kurang dari 10 jam per hari lebih rentan mengalami gangguan perilaku dan penurunan daya tahan tubuh.
Tipsnya: buat rutinitas tidur yang konsisten, hindari layar gadget satu jam sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang tenang.
4. Tidak Memaksa Anak Makan
Si kecil susah makan? Jangan langsung dipaksa. Ternyata, memaksa anak makan justru bisa menurunkan nafsu makan dan berdampak jangka panjang terhadap kebiasaan makan yang tidak sehat.
Jurnal Appetite (2021) menegaskan bahwa 'responsive feeding' alias memberi makan sesuai sinyal lapar dan kenyang anak, lebih efektif mendukung pertumbuhan ideal.
5. Eksposur Sinar Matahari Pagi
Vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang dan sistem imun balita. Sinar matahari pagi (sebelum jam 9) membantu tubuh memproduksi vitamin D alami.
Penelitian dari Journal of Pediatric Endocrinology (2018) menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang terpapar sinar matahari berisiko mengalami defisiensi vitamin D dan gangguan pertumbuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)