FAMILY
Ketika Anak Dipukul Temannya, Bagaimana Seharusnya Sikap Orangtua?
Yuni Yuli Yanti
Jumat 09 Juli 2021 / 11:38
Jakarta: Sering kali orangtua merasa dilema ketika sang buah hati dipukul temannya. Ego sebagai orangtua rasanya sangat terusik, sehingga secara spontan meminta anaknya untuk balas memukul.
Ada juga yang langsung menegur orangtua si anak yang memukul. Namun, tak sedikit juga orangtua yang cenderung memilih diam dan meminta anak untuk berteman lagi dengan si anak yang memukul tadi.
Seorang Psikolog, Mellissa Grace mengatakan Jika kamu menyarankan anak untuk membalas pukulan temannya, artinya kamu mengajarkan anak untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Dampaknya di kemudian hari anak akan menggunakan cara yang sama untuk menghadapi persoalan atau mencapai tujuannya yaitu dengan kekerasan.

(Ajak anak menenangkan diri, mengenali dan menghadapi emosinya. Tidak apa jika ia merasa sedih, marah, dan terluka. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sedangkan, jika kamu menyarankan anak untuk diam saja, artinya kamu membenarkan kekerasan atau perilaku keliru orang lain terhadap dirinya.
"Di kemudian hari, anak dapat menganggap bahwa perilaku buruk orang lain terhadap dirinya adalah layak. Atau ia dapat tumbuh sebagai pribadi yang terbiasa memendam rasa marahnya dan emosi negatifnya, hanya untuk menyenangkan orang lain. Tentu ini tidak benar ya," tutur Mellisa dikutip dari Instagram @takparenting.
Mellissa menyebutkan lima tips yang dapat dilakukan orangtua, yakni:
1. Latik anak untuk berani berkata pada siapapun yang berbuat buruk pada dirinya "Stop, saya tidak suka."
2. Latih anak untuk pergi segera meninggalkan lokasi kejadian dengan tenang, dan segera laporkan serta minta bantuan pada orang dewasa yang bertanggung jawab di lingkungan tersebut. Katakan pada di kecil pentingnya melaporkan situasi seperti apa adanya tanpa melebih-lebihkan.

(Ingat, hargai dan apresiasi keberanian anak atas sikap tepat yang telah dilakukannya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
3. Ajak anak menenangkan diri, mengenali dan menghadapi emosinya. Tidak apa jika ia merasa sedih, marah, dan terluka. Biarkan anak mengekspresikan rasa marah dengan cara yang tidak menyakiti dirinya dan orang lain. Setelah itu, ajak anak masuk dalam proses memaafkan.
4. Latih kemampuan si kecil untuk menyelesaikan persoalan. Dari Moms sendiri, misalnya jangan panik atau buru-buru mengambil tindakan dan pahami situasinya.
5. Hargai keberanian anak untuk menghadapi situasi yang menantang tersebut dan hargai sikap tepat yang telah diambil anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Ada juga yang langsung menegur orangtua si anak yang memukul. Namun, tak sedikit juga orangtua yang cenderung memilih diam dan meminta anak untuk berteman lagi dengan si anak yang memukul tadi.
Seorang Psikolog, Mellissa Grace mengatakan Jika kamu menyarankan anak untuk membalas pukulan temannya, artinya kamu mengajarkan anak untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Dampaknya di kemudian hari anak akan menggunakan cara yang sama untuk menghadapi persoalan atau mencapai tujuannya yaitu dengan kekerasan.

(Ajak anak menenangkan diri, mengenali dan menghadapi emosinya. Tidak apa jika ia merasa sedih, marah, dan terluka. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sedangkan, jika kamu menyarankan anak untuk diam saja, artinya kamu membenarkan kekerasan atau perilaku keliru orang lain terhadap dirinya.
"Di kemudian hari, anak dapat menganggap bahwa perilaku buruk orang lain terhadap dirinya adalah layak. Atau ia dapat tumbuh sebagai pribadi yang terbiasa memendam rasa marahnya dan emosi negatifnya, hanya untuk menyenangkan orang lain. Tentu ini tidak benar ya," tutur Mellisa dikutip dari Instagram @takparenting.
Lantas, bagaimana seharusnya sikap orangtua yang tepat untuk menghadapi hal tersebut?
Mellissa menyebutkan lima tips yang dapat dilakukan orangtua, yakni:
1. Latik anak untuk berani berkata pada siapapun yang berbuat buruk pada dirinya "Stop, saya tidak suka."
2. Latih anak untuk pergi segera meninggalkan lokasi kejadian dengan tenang, dan segera laporkan serta minta bantuan pada orang dewasa yang bertanggung jawab di lingkungan tersebut. Katakan pada di kecil pentingnya melaporkan situasi seperti apa adanya tanpa melebih-lebihkan.

(Ingat, hargai dan apresiasi keberanian anak atas sikap tepat yang telah dilakukannya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
3. Ajak anak menenangkan diri, mengenali dan menghadapi emosinya. Tidak apa jika ia merasa sedih, marah, dan terluka. Biarkan anak mengekspresikan rasa marah dengan cara yang tidak menyakiti dirinya dan orang lain. Setelah itu, ajak anak masuk dalam proses memaafkan.
4. Latih kemampuan si kecil untuk menyelesaikan persoalan. Dari Moms sendiri, misalnya jangan panik atau buru-buru mengambil tindakan dan pahami situasinya.
5. Hargai keberanian anak untuk menghadapi situasi yang menantang tersebut dan hargai sikap tepat yang telah diambil anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)