FAMILY

Peran Ibu dalam Mencegah Stunting dan Obesitas pada Anak

Raka Lestari
Kamis 20 Januari 2022 / 12:00
Jakarta: Selain upaya pemerintah, ibu juga berperan penting dalam mencegah terjadinya stunting dan obesitas pada si buah hati. Mengingat, dampak stunting dan obesitas tidak hanya akan dirasakan pada jangka pendek saja tetapi juga jangka panjang.

Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof Dr. Hardiansyah mengatakan untuk bisa mencegah secara dini baik itu stunting maupun obesitas perlu memahami bahwa kedua masalah tersebut harus segera dicegah.

Dalam hal ini ibu memiliki peran penting dalam menentukan makanan pada saat hamil dan pemberian gizi serta pola asuh setelah anak lahir. Calon ibu hendaknya melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil dan rutin melakukan pemeriksaan saat hamil.

Untuk mencegah stunting sejak awal adalah jangan sampai penambahan berat badan ibu hamil tidak mencukupi. Jadi penambahan berat badan Bumil itu adalah faktor utama.

Prof Hardiansyah menyebutkan ada pangan yang terbukti mencegah stunting saat ibu hamil yaitu susu, telur, ikan, pangan hewani, dan lauk pauk. Kemudian pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI eksklusif, susu pertumbuhan, telur, ikan, pangan hewani, lauk pauk, dan berbagai MPASI yang diperkaya gizi.


(Untuk mencegah stunting pada anak, Ibu harus memerhatikan pola makan sejak masa kehamilan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


“Berikan ASI dan MPASI yang cukup dengan baik, ASI eksklusif sampai 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI 6 sampai 23 bulan. Jaga kesehatan bayi dan anak melalui imunisasi, kebersihan, stimulasi, kebiasaan baik makan sayur, buah, lauk pauk, dan protein tinggi,” tuturnya dalam konferensi Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual, Selasa, 18 Januari 2022.

Sedangkan untuk mencegah obesitas, orang tua perlu memahami penyebab obesitas atau kegemukan. Obesitas bukan hanya disebabkan karena kurang aktivitas fisik dan makanan, tapi banyak penyebabnya.

Prof. Hardiansyah mengatakan pada orang dewasa atau remaja obesitas bisa terjadi karena stres yang menimbulkan inflamasi dan inflamasi menimbulkan penumpukan lemak. Selain itu, kurang tidur atau kelebihan tidur yang meningkatkan hormon ghrelin yang menyebabkan rasa lapar.

“Mulailah dengan mengelola faktor penyebab utama seperti stres, terus jangan sampai stres, harus perbanyak aktivitas fisik dan mengatur waktu tidur, pantau berat badan dan lingkar pinggang,” saran Prof. Hardiansyah.

Sementara, faktor yang paling berperan sebagai penyebab obesitas pada anak adalah pola makan, aktivitas fisik dan pola istirahat yang diterapkan pada si Kecil. Banyak anak mengalami obesitas karena pola makan dengan porsi yang berlebihan dan pilihan makanan yang terlalu banyak karbohidrat serta lemak, seperti: permen dan coklat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH