Anak Kekurangan Zat Besi, Ini 3 Dampak Negatif yang Didapatkan
Jakarta: Ketika anak siap masuk sekolah, penting bagi orang tua untuk mendukung kesiapannya. Sebab sekolah juga merupakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, termasuk kepintarannya.
Selain melengkapi peralatan sekolah dan mendukung semangat belajarnya, orang tua jangan lupa memastikan asupan nutrisi yang tepat untuk membantu si kecil tetap fokus dan aktif belajar di sekolah.
Seorang Guru Taman Kanak-kanak (TK), Miftah Farid, S.Pd, berpendapat bahwa sebagai guru TK, Ia merasa bingung mengapa masih ada siswa SMP yang belum hafal abjad, di mana sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari 40% anak SMP di Bali yang belum dapat menghafal abjad.
"Dari pengalaman menjadi guru TK selama lebih dari 5 tahun, saya menyadari bahwa terkadang salah satu tantangan anak di sekolah adalah susah fokus saat belajar," kata Miftah dalam keterangan pers.
"Padahal, fokus belajar sangat penting agar anak bisa menguasai kemampuan baca tulis. Dengan bisa fokus, anak akan dapat lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran, termasuk huruf, kata, dan konsep membaca serta menulis," sambungnya.
Perlu dipahami bahwa ternyata anak yang susah fokus dalam belajar belum tentu karena malas ataupun metode mengajar yang kurang menyenangkan, tetapi bisa jadi suatu tanda anak mengalami masalah kesehatan, salah satunya kekurangan zat besi.
Sebagian besar orang tua juga belum menyadari bahwa ada hubungan antara kecerdasan anak dengan zat besi. Faktanya, 50% Moms tidak tahu bahwa kekurangan Zat Besi dapat berdampak pada kepintaran anak.
Oleh sebab itu, penting agar orang tua memahami dan memenuhi kebutuhan anak usia prasekolah yang membutuhkan asupan gizi seimbang dan lingkungan yang mendukung, sehingga deteksi serta intervensi dini dapat dilakukan, dan tidak berdampak pada kemampuan belajar dan perkembangan keterampilan anak, terutama pada akhir masa remaja dan awal masa dewasa.
1. Kurang fokus
Hal ini perlu menjadi perhatian serius mengingat fakta penelitian yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 anak yang sulit fokus sering mengalami kesulitan belajar, yang dapat menghambat kemajuan akademis mereka.
Bahkan, tidak jarang Pendidik anak usia dini melaporkan bahwa anak-anak yang sulit berkonsentrasi cenderung kesulitan dalam tugas-tugas dasar seperti membaca, menulis, berhitung (Calistung), dan mengikuti instruksi secara konsisten.
2. Gangguan Perkembangan Kognitif
Kondisi kekurangan zat besi sejak dini dapat berdampak pada gangguan perkembangan kognitif atau kecerdasan anak, karena zat besi merupakan mikronutrien penting untuk mendukung kemampuan belajar, terutama saat mulai bersekolah.
Namun sayangnya, data menunjukkan hampir 30% anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi karena tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi anak di masa prasekolah, karena kekurangan zat besi berdampak jangka pendek dan panjang seperti sulit konsentrasi, lambat belajar, hingga tertunda perkembangannya.
3. Speech delay
Dokumen WHO juga menyatakan, ada bukti kuat melalui penelitian bahwa kekurangan zat besi terlihat secara meyakinkan menunda perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak prasekolah dan anak usia sekolah. Terlebih ada juga fakta yang menunjukkan bahwa 80% anak yang kurang zat besi alami speech delay atau keterlambatan bicara.
Apa saja asupan yang mengandung zat besi
Untuk mempersiapkan anak agar bisa fokus belajar di sekolah, penting bagi orangtua untuk juga bisa memastikan asupan zat besi tercukupi secara rutin. Orang tua bisa memberikan zat besi yang berasal dari sumber makanan hewani, dimana umumnya lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi yang berasal dari sumber nabati, seperti daging sapi, ayam, hati, telur, ikan, dan susu.
Untuk membantu penyerapan zat besi, anak juga bisa konsumsi makanan yang mengandung vitamin C seperti buah jeruk dan tomat juga perlu diperhatikan. Atau, orang tua juga dapat memberikan anak makanan dan minuman yang telah difortifikasi dengan zat besi dan vitamin C, seperti susu pertumbuhan yang mengandung kombinasi unik zat besi dan vitamin C untuk mendukung peningkatan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat.
"Kami memahami bahwa pemenuhan zat besi yang optimal sangat dibutuhkan si Kecil agar siap fokus belajar di sekolah. Oleh karena itu, SGM Eksplor terus berkomitmen mendukung kemajuan anak Indonesia dengan menghadirkan dan mengembangkan inovasi produk untuk berbagai tahapan usia anak," ucap Head of Brand SGM Eksplor, Anggi Morika Septie.
Seperti SGM Eksplor 3Plus yang diformulasikan khusus untuk mendukung si Kecil siap belajar, satu-satunya dengan kandungan IronC, yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, yang berguna untuk dukung penyerapan zat besi hingga dua kali lipat, serta dilengkapi dengan DHA, Minyak ikan tuna, Omega 3&6 untuk dukung perkembangan kognitif si Kecil dan tumbuh maksimal.
"Inovasi ini diharapkan dapat membantu mendukung pemenuhan nutrisi lengkap bagi anak usia 3 tahun ke atas, sehingga mereka siap belajar dengan baik di sekolah," tutup Anggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)