COMMUNITY
Kisah Sae Wooden, Tumbuh di Masa Pandemi hingga Jadi Official Merchandise KTT G20 Bali
Yuni Yuli Yanti
Selasa 28 November 2023 / 07:00
Jakarta: Bukan hanya dikenal sebagai pusat mebel kayu jati di Jawa Tengah, Jepara juga termasuk daerah dengan penghasil kerajinan ukiran paling populer di Indonesia. Bahkan, Jepara disebut sebagai The World Craving Centre atau Pusat Ukiran Dunia.
Sae Wooden menjadi salah satu jenama kriya kayu asal Jepara yang tengah berusaha melebarkan kiprah bisnisnya untuk dapat bersaing dengan merek kriya lainnya.
Danang Wahyudi, pendiri Sae Wooden menceritakan bisnisnya berawal pada tahun 2019 dengan menjual cinderamata (merchandise) dari bahan kayu yang berkualitas. Sesuai dengan filosofi namanya yaitu Sae dalam bahasa Jawa memiliki arti 'Bagus' dan Wooden berarti 'Kayu'. Bila diartikan secara keseluruhan berarti 'Kayu yang Berkualitas'.
"Awalnya itu kita ingin jadi vendor penyedia wooden wearnya restoran, hotel, dan cafe. kita sudah melakukan berbagai pendekatan, namun ternyata pandemi Covid-19 jadi kita beralih ke digital marketing jadi dijual secara online. Saat itu, permintaan justru lebih besar daripada waktu B to B," ujar Danang dalam wawancara eksklusif di Grand Studio, Metro TV, Senin, 27 November 2023.
Selain itu, pada Agustus 2020 Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei juga mencari merchandise untuk acara yang ramah lingkungan. Mereka melihat produk Sae Wooden ini sesuai dengan konsepnya.
"Dari situ kita baru terbuka pikirannya, ternyata produk yang kita anggap hanya bisa masuk di retail ternyata juga ada kebutuhan untuk merchandise. Dari situ akhirnya kita memperbaiki diri dari segala macam aspek salah satunya di packaging kita optimasi kembali untuk segmen corporasi. sHingga saat ini sekitar 80 persen penjualan Sae Wooden didominasi oleh korporasi. Dari satu perusahaan sekarang sudah 196 corporate lokal di Jakarta yang pernah kerjasama dengan Sae Wooden," ungkapnya.
"Konsep gotong royong itu yang coba kita gerakan dengan mengajak brand lokal non kayu untuk dikombinasikan dengan produk kita. Yang tadinya cuma jualan tumbler, tapi kita juga sediakan pouch batik, gelang kulit atau kopi. Jadi, kita menggandeng beberapa brand untuk berkolaborasi dan sama-sama bertahan di masa pandemi dan itu berlangsung sampai saat ini," tuturnya.

(Jajaran produk Sae Wooden. Foto: Dok. Yuni)
"Ada juga kalender jam, buku, tempat kartu nama, stand handphone, stand laptop dan lain sebagainya. Tetapi, untuk produk top five kita itu ada tumbler, cangkir, jam meja, jam kalender, dan buku (note book)," papar Danang.
Untuk yang presidensi sendiri memang sejak awal tahun 2022, SekNeg sudah melakukan pendekatan dengan akurasi produk sekaligus survei ke ware house Sae Wooden. Setelah itu, baru dinyatakan lolos seleksi di bulan Agustus dengan sisa waktu hanya 1,5 bulan langsung diminta membuat ribuan tumbler dan dikirim langsung ke Bali.
"Waktu itu ada 13 brand lokal yang dijadikan oleh-oleh untuk kepala negara G20, delegasi dan media. Sae Wooden salah satunya. Uniknya, ada dua brand dari Jawa Tengah yang terpilih satunya dengan usia bisnis tertua yaitu kemeja batik tulis dan Sae Wooden brand dengan usia bisnis termuda," kenangnya.

(Danang saat memperkenalkan produk Sae Wooden kepada para panelis dalam program "Juragan Jaman Now" di Metro TV. Foto: Dok. Yuni)
Apalagi, lanjut Danang produk kriya kayu itu juga pasti sudah banyak. Dan yang membedakan dengan brand kayu lainnya adalah Sae Wooden hanya menggunakan bahan kayu jati yang sesuai regulasi Perhutani. Jadi, tidak pakai bahan kimia, hanya menggunakan pewarna alami.
"Berpartisipasi dalam "Juragan Jaman Now" ini merupakan salah satu strategi kami untuk bisa mengumpulkan market yang lebih luas. Saya yakin jenis usaha seperti juga banyak untuk tetap eksis dan bersaing dengan brand lain bagi saya lakukan yang terbaik aja. Untuk hasil biar Tuhan yang menentukan yang penting kita sudah berusaha," pungkasnya.
Alamat:
Ware House Sae Wooden
Jl. Bale Desa Sukodono RT 3 RW 2, Jepara
Website:
https://saewooden.com/
Instagram:
@saewooden
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Sae Wooden menjadi salah satu jenama kriya kayu asal Jepara yang tengah berusaha melebarkan kiprah bisnisnya untuk dapat bersaing dengan merek kriya lainnya.
Danang Wahyudi, pendiri Sae Wooden menceritakan bisnisnya berawal pada tahun 2019 dengan menjual cinderamata (merchandise) dari bahan kayu yang berkualitas. Sesuai dengan filosofi namanya yaitu Sae dalam bahasa Jawa memiliki arti 'Bagus' dan Wooden berarti 'Kayu'. Bila diartikan secara keseluruhan berarti 'Kayu yang Berkualitas'.
"Awalnya itu kita ingin jadi vendor penyedia wooden wearnya restoran, hotel, dan cafe. kita sudah melakukan berbagai pendekatan, namun ternyata pandemi Covid-19 jadi kita beralih ke digital marketing jadi dijual secara online. Saat itu, permintaan justru lebih besar daripada waktu B to B," ujar Danang dalam wawancara eksklusif di Grand Studio, Metro TV, Senin, 27 November 2023.
Tumbuh di Masa Pandemi
Di tahun 2020 tepatnya saat Pandemi Covid-19, Danang menceritakan saat itu orang banyak berinvestasi di kesehatan, sehingga kebutuhan suplemen dan peralatan makan minum pun meningkat. Seperti botol minum (tumbler), sendok-garpu banyak diincar retail, perusahaan hingga konsumen.Selain itu, pada Agustus 2020 Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei juga mencari merchandise untuk acara yang ramah lingkungan. Mereka melihat produk Sae Wooden ini sesuai dengan konsepnya.
"Dari situ kita baru terbuka pikirannya, ternyata produk yang kita anggap hanya bisa masuk di retail ternyata juga ada kebutuhan untuk merchandise. Dari situ akhirnya kita memperbaiki diri dari segala macam aspek salah satunya di packaging kita optimasi kembali untuk segmen corporasi. sHingga saat ini sekitar 80 persen penjualan Sae Wooden didominasi oleh korporasi. Dari satu perusahaan sekarang sudah 196 corporate lokal di Jakarta yang pernah kerjasama dengan Sae Wooden," ungkapnya.
Kolaborasi 'Gotong-Royong'
Seperti diketahui, tahun 2020 adalah masa sulit untuk semua orang. Namun, saat itu justru menjadi titik awal tumbuhnya Sae Wooden. Danang menceritakan saat itu dirinya mengusung konsep gotong royong yang menurutnya sekarang ini banyak orang Indonesia yang lupa dengan konsep tersebut."Konsep gotong royong itu yang coba kita gerakan dengan mengajak brand lokal non kayu untuk dikombinasikan dengan produk kita. Yang tadinya cuma jualan tumbler, tapi kita juga sediakan pouch batik, gelang kulit atau kopi. Jadi, kita menggandeng beberapa brand untuk berkolaborasi dan sama-sama bertahan di masa pandemi dan itu berlangsung sampai saat ini," tuturnya.

(Jajaran produk Sae Wooden. Foto: Dok. Yuni)
38 SKU Kriya Kayu
Di awal-awal merintis, pria kelahiran Jepara, 19 Mei 1985 ini menyebutkan bahwa Sae Wooden memiliki banyak jenis produk. Awalnya, sekitar 70 SKU, kemudian dipersempit menjadi 38 SKU. Beberapa produknya seperti tumbler, sendok-garpu, Dispenser sabun, sampo dan hand sanitizer yang juga sempat melonjak penjualannya di masa pandemi."Ada juga kalender jam, buku, tempat kartu nama, stand handphone, stand laptop dan lain sebagainya. Tetapi, untuk produk top five kita itu ada tumbler, cangkir, jam meja, jam kalender, dan buku (note book)," papar Danang.
Official Merchandise KTT G20
Danang menuturkan produksi Sae Wooden pernah menembus angka 2.800 tumbler untuk official merchandise presidensi G20 di Bali pada November 2022 lalu. Menurutnya, selama perjalanan G20 itu sebenarnya banyak orderan merchandise dari sekretariat negara untuk acara-acara kementrian.Untuk yang presidensi sendiri memang sejak awal tahun 2022, SekNeg sudah melakukan pendekatan dengan akurasi produk sekaligus survei ke ware house Sae Wooden. Setelah itu, baru dinyatakan lolos seleksi di bulan Agustus dengan sisa waktu hanya 1,5 bulan langsung diminta membuat ribuan tumbler dan dikirim langsung ke Bali.
"Waktu itu ada 13 brand lokal yang dijadikan oleh-oleh untuk kepala negara G20, delegasi dan media. Sae Wooden salah satunya. Uniknya, ada dua brand dari Jawa Tengah yang terpilih satunya dengan usia bisnis tertua yaitu kemeja batik tulis dan Sae Wooden brand dengan usia bisnis termuda," kenangnya.

(Danang saat memperkenalkan produk Sae Wooden kepada para panelis dalam program "Juragan Jaman Now" di Metro TV. Foto: Dok. Yuni)
Berpartisipasi dalam "Juragan Jaman Now"
Danang berharap Sae Woden bisa lebih dikenal secara nasional. Menurutnya, meskipun sudah banyak dipercaya oleh berbagai corporate, tapi tidak menutup kemungkinan banyak orang di luar sana yang belum tahu Sae Wooden itu apa.Apalagi, lanjut Danang produk kriya kayu itu juga pasti sudah banyak. Dan yang membedakan dengan brand kayu lainnya adalah Sae Wooden hanya menggunakan bahan kayu jati yang sesuai regulasi Perhutani. Jadi, tidak pakai bahan kimia, hanya menggunakan pewarna alami.
"Berpartisipasi dalam "Juragan Jaman Now" ini merupakan salah satu strategi kami untuk bisa mengumpulkan market yang lebih luas. Saya yakin jenis usaha seperti juga banyak untuk tetap eksis dan bersaing dengan brand lain bagi saya lakukan yang terbaik aja. Untuk hasil biar Tuhan yang menentukan yang penting kita sudah berusaha," pungkasnya.
Alamat:
Ware House Sae Wooden
Jl. Bale Desa Sukodono RT 3 RW 2, Jepara
Website:
https://saewooden.com/
Instagram:
@saewooden
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)