COMMUNITY
AVB Dukung Penelitian tentang Produk Tembakau Alternatif Diperbanyak
Medcom
Rabu 13 Desember 2023 / 13:06
Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Vaporizer Bali (AVB), I Gde Agus Mahartika menyebut masyarakat harus diberikan sosialisasi terkait profil risiko dan pemanfaatan produk tembakau alternatif. Pasalnya, produk ini disebut dia kerap diinformasikan sama berbahayanya dengan rokok.
"Produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok berdasarkan penelitian di dalam maupun luar negeri. Asosiasi pelaku usaha berharap pemerintah dapat mendukung penelitian lebih lanjut agar perokok dewasa dapat memanfaatkan produk tersebut dengan lebih maksimal," kata I Gde Agus Mahartika.
Dia lalu menyinggung diskusi virtual bertajuk "Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), Challenges and Prospects for WHO" beberapa waktu lalu. Dalam diskusi itu Koordinator Corporación Acción Técnica Social Kolombia yang merupakan platform layanan pengurangan bahaya tembakau, Maria Alejandra Medina, mengatakan produk tembakau alternatif adalah suatu pendekatan inovatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
Karena itu, dia menyarankan pemerintah perlu menimbang potensi produk tembakau alternatif sebagai upaya menekan prevalensi merokok. Sebagai langkah awal untuk mengurangi prevalensi merokok, Maria menerima kajian-kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif.
"Kebijakan pengendalian tembakau dengan program berhenti merokok terbukti kurang efektif untuk diterapkan di kalangan perokok dewasa. Oleh karena itu, kita harus memberikan lebih banyak perhatian pada produk inovatif yang menerapkan pengurangan bahaya tembakau," jelas Maria.
Sementara itu, dokter dan Mantan Ketua Asosiasi Medis Dunia, Anders Milton, juga mengatakan pemanfaatan produk tembakau alternatif secara maksimal telah menuai keberhasilan di Swedia. Negara dengan tingkat merokok terendah di Uni Eropa tersebut hampir mencapai status 'bebas asap' karena jumlah perokok hariannya hanya tinggal sekitar 5 persen dari total jumlah penduduk.
"Pemanfaatan produk tembakau alternatif turut berkontribusi dalam keberhasilan penurunan angka perokok di Swedia. Saat ini, negara tersebut juga menjadi studi kasus di dunia terkait pengendalian tembakau karena dapat mengurangi angka kanker paru-paru dan penyakit lain yang berhubungan dengan konsumsi merokok," kata Anders.
Selain Swedia, negara seperti Inggris juga memanfaatkan produk tembakau alternatif untuk menekan angka prevalensi merokok di negaranya. Mereka menerapkan skema swap to stop dengan membagikan perlengkapan produk tersebut secara gratis kepada satu juta perokok.
"Hal ini bertujuan untuk mencapai target menjadi negara bebas asap mulai tahun 2030," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
"Produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok berdasarkan penelitian di dalam maupun luar negeri. Asosiasi pelaku usaha berharap pemerintah dapat mendukung penelitian lebih lanjut agar perokok dewasa dapat memanfaatkan produk tersebut dengan lebih maksimal," kata I Gde Agus Mahartika.
Dia lalu menyinggung diskusi virtual bertajuk "Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), Challenges and Prospects for WHO" beberapa waktu lalu. Dalam diskusi itu Koordinator Corporación Acción Técnica Social Kolombia yang merupakan platform layanan pengurangan bahaya tembakau, Maria Alejandra Medina, mengatakan produk tembakau alternatif adalah suatu pendekatan inovatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
Karena itu, dia menyarankan pemerintah perlu menimbang potensi produk tembakau alternatif sebagai upaya menekan prevalensi merokok. Sebagai langkah awal untuk mengurangi prevalensi merokok, Maria menerima kajian-kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif.
"Kebijakan pengendalian tembakau dengan program berhenti merokok terbukti kurang efektif untuk diterapkan di kalangan perokok dewasa. Oleh karena itu, kita harus memberikan lebih banyak perhatian pada produk inovatif yang menerapkan pengurangan bahaya tembakau," jelas Maria.
Sementara itu, dokter dan Mantan Ketua Asosiasi Medis Dunia, Anders Milton, juga mengatakan pemanfaatan produk tembakau alternatif secara maksimal telah menuai keberhasilan di Swedia. Negara dengan tingkat merokok terendah di Uni Eropa tersebut hampir mencapai status 'bebas asap' karena jumlah perokok hariannya hanya tinggal sekitar 5 persen dari total jumlah penduduk.
"Pemanfaatan produk tembakau alternatif turut berkontribusi dalam keberhasilan penurunan angka perokok di Swedia. Saat ini, negara tersebut juga menjadi studi kasus di dunia terkait pengendalian tembakau karena dapat mengurangi angka kanker paru-paru dan penyakit lain yang berhubungan dengan konsumsi merokok," kata Anders.
Selain Swedia, negara seperti Inggris juga memanfaatkan produk tembakau alternatif untuk menekan angka prevalensi merokok di negaranya. Mereka menerapkan skema swap to stop dengan membagikan perlengkapan produk tersebut secara gratis kepada satu juta perokok.
"Hal ini bertujuan untuk mencapai target menjadi negara bebas asap mulai tahun 2030," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)