COMMUNITY

Mengenal Budaya Tuli, Johnson & Johnson Indonesia Ajak Awak Media Belajar Bahasa Isyarat

Yuni Yuli Yanti
Jumat 16 Desember 2022 / 06:41
Jakarta: Dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional, Johnson & Johnson Indonesia mengajak rekan-rekan media untuk mengenal dan mempelajari salah satu dari bahasa isyarat yang umum digunakan oleh kelompok tuli di Indonesia, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).

Berlangsung di HARRIS Suites fX Sudirman, pada Kamis (15/12), acara dihadiri oleh sejumlah awak media dan pembicara dari Precious One, Social Impact Entrepreneur dan Parakerja yang merupakan Platform Pendidikan untuk penyandang Disabilitas & non Disabilitas serta karyawan PT Johnson & Johnson Indonesia. 

Sesi pertama diawali oleh Ratnawati selaku Founder Precious One yang memaparkan lebih jauh tentang 'Disabilities Awareness'. Mulai dari beragam penyebab disabilitas, jenis-jenis alat bantu yang digunakan, hingga bagaimana sikap kita ketika bertemu dengan teman-teman disabilitas. 

Kemudian, dilanjutkan dengan pemahaman tentang budaya tuli yang disampaikan oleh Muhammad Andika Panji, S.H. selaku tutor Tuli dari tim Parakerja. Panji mengenalkan sekilas tentang perbedaan BISINDO dengan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) maupun Bahasa Isyarat Amerika atau American Sign Language (ASL).

Menurut Panji, kebanyakan orang berpikir kata Tuli adalah istilah yang kasar jika digunakan pada orang disabilitas dan lebih memilih menggunakan kata Tunarungu. Padahal, kenyataannya tidak demikian.


(Ratnawati selaku Founder Precious One. Foto: Dok. Yuni)


Panji menjelaskan Tunarungu adalah istilah medis yang berarti kami adalah orang dengan pendengaran yang rusak. Karena pendengaran kami rusak, kami dianggap harus diperbaiki telinganya. Seperti menggunakan ABD, koklea implan, atau pun operasi untuk menyembuhkan kami. Sedangkan, Tuli adalah budaya dan identitas kami. 

"Kami bangga sebagai Tuli, identitas kami. Kami juga mampu hidup berdampingan dengan
orang-orang dengar, melalui bahasa isyarat. Kuncinya, sama-sama belajar, menghargai, dan
sama-sama memperjuangkan inklusivitas," ungkap Panji yang diterjemahkan oleh Juru Bahasa Isyarat.

Selain itu, Panji juga mengajarkan Alphabet dalam BISINDO yang diikuti oleh sekitar 30 peserta dalam acara Media Johnson & Johnson Year End Media Gathering 2022 tersebut. 

Dalam kesempatan yang sama, Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs for Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia & Malaysia  menyampaikan keanekaragaman di Johnson & Johnson adalah tentang perspektif unik. Melihat dunia dari sudut pandang yang unik dan berbeda, perspektif yang memberi Anda ide, solusi & strategi potensial pemecahan masalah. Dan Inklusi adalah tentang menciptakan rasa memiliki yang mendalam. Ini tentang budaya di mana Anda dihargai, ide Anda didengar dan Anda memajukan budaya ini untuk semua orang.

"Misi kami adalah menjadikan keberagaman, kesetaraan dan inklusi sebagai cara kami berbisnis. Kami akan memajukan budaya kebersamaan kami di mana hati dan pikiran yang terbuka bergabung untuk melepaskan potensi dari gabungan orang-orang yang brilian, di seluruh bagian perusahaan Johnson & Johnson," pungkas Devy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH