COMMUNITY

Covid-19 dalam Kala Kali Incognito Heri Dono

Arthurio Oktavianus Arthadiputra
Kamis 19 November 2020 / 16:40
Yogyakarta: Seniman Yogyakarta, Heri Dono, memamerkan olah pikirnya lewat kanvas dan seni instalasi. Itu ia pamerkan secara tunggal di ruang galeri Tirtodipuran Link bertajuk Kala Kali Incognito, mulai Jumat 6 November 2020 hingga Minggu 3 Januari 2021.

Pandemi covid-19 yang mewabah dan mengakibatkan berbagai dampak dalam kehidupan manusia, menjadi sumber karya Heri Dono. Melalui goresan kuas, ia menceritakan perang kaum manusia melawan virus korona. Suatu pertempuran buta tanpa harapan melawan roda waktu.

Semua tokoh dalam lukisan Kala Kali Incognito adalah boneka atau wayang. Tokoh Kala sebagai dewa laki-laki, dalam mitologi Jawa ingin menelan bulan dan menjerumuskan bumi dalam kegelapan. Bulan yang ingin ditelan juga bermakna waktu, di mana bulan memiliki arti siklus lunar selama 28 hari.

Menurut seniman kontemporer itu, segala sesuatu dalam hidup adalah paradoks. Dalam kebutaan, tokoh dalam lukisan seolah menjadi pejuang dan pahlawan super yang palsu. Mereka hanya melompat di bawah tatapan penuh belas kasihan planet, lautan, hutan dan langit yang mereka jarah.

Padahal, hanya bumi yang tahu bahwa pada akhirnya bumi sendiri menjadi pemenang dalam perang itu. Tanpa pertempuran apapun.
 

Satire


Lukisan-lukisan Heri Dono seperti menuturkan cerita realitas kehidupan di tengah kepungan pandemi. Tokoh wayang robotik yang dimunculkan seniman kontemporer itu, seolah membungkus satire dalam balutan budaya, akan lakon pejuang dan pahlawan super palsu: sang penjarah.

Seperti lukisan berjudul Corona as a puppet, menuturkan dua wayang robotik penguasa yang bersama- sama memainkan boneka tali virus corona di tangan mereka.


Karya Heri Dono dalam pameran tunggalnya menceritakan kondisi pandemi Covid-19 dalam balutan kuas seni kontemporer. (Foto:arthurio oktavianus)

Satu tokoh penguasa ahli politik dan konspirasi yang memiliki banyak mata, berisi para jenderal sebagai sumber nyawa tontonan di televisi dan duduk manis menyaksikan pertunjukan sandiwara yang mereka skenariokan.

Tokoh lain adalah penguasa rekayasa sosial yang menampilkan warga miskin, dan menderita di panggung pertunjukan bak lakon tokoh kartun Woody Woodpecker yang lucu.

Bunga yang mengapung di udara antara lidah api dan tangan bermata, bak kunci utama yang kecil dan tak terlihat dari pertunjukkan boneka tali: transaksi beraroma wangi.

Gambaran satire lainnya bisa dilihat dalam lukisan berjudul Three Wise Monkeys Find the Vaccine, The Stage of Trade World War dan Battle of the Invisible Enemy.
 

Protokol kesehatan


Pameran seni yang diadakan Srisasanti Syndicate ini bisa dinikmati oleh segala umur dan tidak dipungut biaya bagi pengunjung yang datang melihat pameran.

Namun, di masa pandemi ini, penyelenggara memberlakukan protokol pencegahan covid-19, demi keamanan pengunjung.

Seperti melakukan pemeriksaan suhu tubuh, menyediakan area cuci tangan dan hand sanitizer, membatasi jumlah pengunjung menjadi 20 orang per periode, menggunakan masker dan wajib menjaga jarak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH