COMMUNITY
Pentingnya Konservasi SDA dari Hulu ke Hilir, Bikin Ekosistem Saling Terhubung
A. Firdaus
Sabtu 19 April 2025 / 12:11
Jakarta: Konservasi sumber daya alam, yaitu air merupakan salah satu fokus jangka panjang pemerintah. Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup secara konsisten mendorong berbagai upaya konservasi yang terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan.
Dr. Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup, melihat langsung proses konservasi berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dan implementasi skema Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) yang dikembangkan oleh Aqua Klaten bersama mitra di Sub DAS Pusur. Dalam kesempatan itu, Hanif mengatakan penerapan skema PJL di sub-DAS Pusur yang melibatkan partisipasi aktif multipihak, membentuk sinergi yang mulus dalam upaya konservasi.
"Di sini terjalin kolaborasi yang baik antar kelompok masyarakat seperti Pusur Institute, pelaku industri seperti Aqua, pemerintah Kabupaten Boyolali, serta pemerintah Kabupaten Klaten, membentuk sinergi yang mulus dalam upaya konservasi," ucap Hanif dalam keterangan pers.
"Konservasi sumber daya alam dari hulu ke hilir sangat penting, karena ekosistem bersifat saling terhubung. Saya berharap skema PJL yang melibatkan berbagai sektor seperti ini dapat discale-up dan direplikasi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia," sambungnya.
Baca juga: Cagub Dedi Mulyadi: Mencari Pendapatan Asli Daerah Jangan Fokus Eksploitasi Alam
Kementerian Lingkungan Hidup juga memperkenalkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pengembangan Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan. Peraturan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi multipihak dalam upaya pemanfaatan sumber daya yang efektif dan berkelanjutan.
Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia mengatakan bahwa aksi kolektif pengelolaan sumber daya air terintegrasi dari hulu hingga hilir yang diinisiasi Aqua mempertegas tekad perusahaan dalam membantu pemerintah menciptakan kelestarian lingkungan.
"Kami menyadari bahwa mendorong keberlanjutan merupakan langkah penting untuk memberikan dampak nyata bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang tertuang dalam pilar kedua Danone Impact Journey, melestarikan lingkungan," kata Vera.

Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia. Dok. Ist
"Untuk mewujudkannya, kami secara konsisten terlibat aktif dalam pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah kami melakukan kegiatan operasional, termasuk penerapan pendekatan PJL di sub-DAS Pusur, Klaten," sambungnya.
Skema PJL ini, lanjut Vera, memberikan insentif kepada masyarakat yang berperan aktif dalam konservasi sumber daya alam sekaligus memastikan terjaganya ketersediaan air.
PJL mendorong kolaborasi antara industri, masyarakat, dan lembaga untuk menjaga ketersediaan air melalui insentif atas praktik konservasi terintegrasi. Skema ini telah diinisiasi Aqua bersama pemerintah daerah setempat, mitra LSM dan komunitas di berbagai wilayah Sub DAS seperti Cicatih, Jawa Barat; Kedunglarangan, Jawa Timur; Rejoso, Jawa Timur; Ayung, Bali; serta Pusur, Jawa Tengah.
Pendekatan PJL memberikan penghargaan kepada masyarakat yang menerapkan teknik seperti sumur resapan, rorak, pupuk organik, dan agroforestri. Industri berkontribusi melalui dukungan uang dan/atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang, sementara mitra LSM menjembatani koordinasi antar pihak serta menentukan nilai insentif berdasarkan faktor seperti kepemilikan lahan, pola tanam, dan jenis konservasi yang dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dr. Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup, melihat langsung proses konservasi berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dan implementasi skema Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) yang dikembangkan oleh Aqua Klaten bersama mitra di Sub DAS Pusur. Dalam kesempatan itu, Hanif mengatakan penerapan skema PJL di sub-DAS Pusur yang melibatkan partisipasi aktif multipihak, membentuk sinergi yang mulus dalam upaya konservasi.
"Di sini terjalin kolaborasi yang baik antar kelompok masyarakat seperti Pusur Institute, pelaku industri seperti Aqua, pemerintah Kabupaten Boyolali, serta pemerintah Kabupaten Klaten, membentuk sinergi yang mulus dalam upaya konservasi," ucap Hanif dalam keterangan pers.
"Konservasi sumber daya alam dari hulu ke hilir sangat penting, karena ekosistem bersifat saling terhubung. Saya berharap skema PJL yang melibatkan berbagai sektor seperti ini dapat discale-up dan direplikasi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia," sambungnya.
Baca juga: Cagub Dedi Mulyadi: Mencari Pendapatan Asli Daerah Jangan Fokus Eksploitasi Alam
Kementerian Lingkungan Hidup juga memperkenalkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pengembangan Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan. Peraturan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi multipihak dalam upaya pemanfaatan sumber daya yang efektif dan berkelanjutan.
Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia mengatakan bahwa aksi kolektif pengelolaan sumber daya air terintegrasi dari hulu hingga hilir yang diinisiasi Aqua mempertegas tekad perusahaan dalam membantu pemerintah menciptakan kelestarian lingkungan.
"Kami menyadari bahwa mendorong keberlanjutan merupakan langkah penting untuk memberikan dampak nyata bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang tertuang dalam pilar kedua Danone Impact Journey, melestarikan lingkungan," kata Vera.
Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia. Dok. Ist
"Untuk mewujudkannya, kami secara konsisten terlibat aktif dalam pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah kami melakukan kegiatan operasional, termasuk penerapan pendekatan PJL di sub-DAS Pusur, Klaten," sambungnya.
Skema PJL ini, lanjut Vera, memberikan insentif kepada masyarakat yang berperan aktif dalam konservasi sumber daya alam sekaligus memastikan terjaganya ketersediaan air.
Pendekatan Kolaboratif Terintegrasi Melalui Skema PJL
PJL mendorong kolaborasi antara industri, masyarakat, dan lembaga untuk menjaga ketersediaan air melalui insentif atas praktik konservasi terintegrasi. Skema ini telah diinisiasi Aqua bersama pemerintah daerah setempat, mitra LSM dan komunitas di berbagai wilayah Sub DAS seperti Cicatih, Jawa Barat; Kedunglarangan, Jawa Timur; Rejoso, Jawa Timur; Ayung, Bali; serta Pusur, Jawa Tengah.
Pendekatan PJL memberikan penghargaan kepada masyarakat yang menerapkan teknik seperti sumur resapan, rorak, pupuk organik, dan agroforestri. Industri berkontribusi melalui dukungan uang dan/atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang, sementara mitra LSM menjembatani koordinasi antar pihak serta menentukan nilai insentif berdasarkan faktor seperti kepemilikan lahan, pola tanam, dan jenis konservasi yang dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)