COMMUNITY

Borobudur Writers and Cultural Festival 2022 Undang Peneliti Internasional Kupas Durga

Rosa Anggreati
Jumat 18 November 2022 / 16:22
Jakarta: Acara tahunan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali diselenggarakan secara daring pada 24-27 November 2022. BCWF ke-11 mengangkat  tema “Durga di Jawa, Bali dan India,” sebagai bentuk penghormatan terhadap pemikiran almarhum Prof Hariani Santiko, seorang arkeolog penting di Indonesia.

Hariani Santiko merupakan pengkaji Durga dengan disertasinya yang berjudul Kedudukan Bhatari Durga di Jawa Pada Abad X-XV Masehi. Hariani Santiko merupakan guru besar Universitas Indonesia. Ia juga seorang arkeolog penting di Indonesia yang mengajar arkeologi klasik Hindu-Buddha. Penguasaannya terhadap Bahasa Sansekerta membuat Hariani sangat dalam saat mengkaji arkeologi. Disertasi yang dipertahankan pada 1987 itu ditulis dengan standar ilmiah yang tinggi.

Kultus terhadap Durga, menurut Hariani Santiko, merupakan bagian dari kultus dewi ibu pada masyarakat agraris.

Dalam disertasinya Hariani menyebutkan Durga adalah ibu dunia penyebab adanya
nama dan rupa karena Durga adalah kekuatan Siwa saat mencipta, sekaligus pelindung manusia dari ancaman mara bahaya. Disertasi Hariani dianggap penting karena menyajikan data dan analisa mengenai arca-arca Durga di Jawa Tengah dan Jawa Timur di zaman kuno.

Disertasi Hariani bersifat internasional sehingga memudahkan membuat perbandingan Durga di saat India kuno dan sekarang atau Bali saat ini. 

BWCF merupakan perhelatan untuk mengkaji ulang pemikiran-pemikiran penting para cendikia yang telah melakukan kajian serius dan ilmiah terhadap sejarah dan budaya nusantara kuno. Menjadi wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya, dan keagamaan lintas iman.

Setiap tahun, BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dapat menggugah para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara.

BWCF meyakini, tema Durga menjadi titik tolak perayaan seni kontemporer Asia Tenggara sehingga merayakan disertasi Hariani Santiko setahun sesudah wafatnya adalah hal penting. Diharapkan dengan adanya forum ini di BWCF, pemikiran-pemikiran tua yang tadinya terlupakan dapat terangkat kembali. Ide-ide yang ada pun dapat menjadi inspirasi segar bagi kalangan akademisi, pelaku sastra kontemporer, sampai pekerja seni kontemporer.


Dihadiri Peneliti Internasional


BWCF ke-11 akan mengundang para peneliti Durga dari dalam negeri hingga luar negeri, yakni dari India, Jerman, Italia, Amerika, Inggris, Perancis, dan Australia. Mereka akan membahas Durga dari sudut disiplin dan kajiannya masing-masing.

Peneliti Bali yang meneliti Durga dan menjadi keynote speaker ialah festival Ni Wayan Pasek Ariati yang merampungkan studi doktoralnya di Charles Darwin University, Australia, dengan disertasi mengenai Durga dan dibukukan dengan judul “Journey of the Goddes Durga: India, Java and Bali”.

Turut hadir pembicara lain dari Bali yakni Dr. I Wayan Budi Utama, Dr. Komang Indra Wirawan, Dr. Wayan Jarrah sastrawan, Ida Bagus Made Baskara sampai I Gde Agus Darma Putra yang akan membicarakan Durga di Bali dengan rentang jangkauan tema yang luas. Mulai dari pembahasan prasasti di Bali yang menyebut Durga, kultus Shakti Siwa di pura-pura Bali, sampai pembicaraan tentang rajah yang berkenaan dengan Durga.

Tidak hanya para arkeolog dan filolog dari Jawa dan Bali yang akan tampil di Festival daring BWCF kali ini. Terdapat pula peneliti Durga dari India, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Amerika, dan Australia.

Para peneliti akan membahas Durga dari sudut disiplin dan kajiannya masing-masing. Salah satunya penulis buku “Durga’s Mosque: Cosmology, Conversion and Community in Central Javanese Islam” Dr Stephen C. Headle yang akan membicarakan bagaimana sisa-sisa pemujaan Durga di masa lampau di Jawa Kuno masih meresap sampai sekarang tanpa disadari pada ritual-ritual tradisi Jawa sehari-hari di keraton dan pedesaan Jawa.

Pembicara lain, Dr Bihani Sarkar dari India akan membicarakan kultus Durga di India kuno. Juga dari India terdapat Prof Tapati Guha-Thakurta yang akan membahas kultus Durga atau Durga Puja di Kalkuta di era modern ini.

Dr. Ambra Calo dari Italia akan membahas perspektif Tantrayana pada pemujaan Durga di Bali kuno. Kemudian, Dr. Lydia Kieven dari Jerman akan mencoba melihat adakah unsur Durga dalam relief-relief Panji di Jawa Timur. Cecelia Levin, PhD dari Amerika akan membahas mengenai relief-relief Ramayana di Prambanan. Bettina WitteVeen fotografer dan penulis buku dari Jerman akan memaparkan tentang Sacred Sister, Kali dan Fotografi Kontemporer.

Selain rangkaian diskusi, bedah buku, kuliah, dan sesi meditasi, BWCF juga menghadirkan Durga Dance Film festival. BWCF pun mengundang sembilan koreografer, termasuk dari Thailand, Singapura, hingga Malaysia yang menafsirkan tema Durga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)

MOST SEARCH