Muhtesem Endonezya. DOK IG
Muhtesem Endonezya. DOK IG

Muhteşem Endonezya 2025, Festival Budaya Indonesia Menggema di Turki

Renatha Swasty • 02 Desember 2025 18:36
Sakarya: Diaspora pelajar Indonesia di Turki kembali mempersembahkan kekayaan budaya Nusantara melalui Muhteşem Endonezya. Ini merupakan festival tahunan yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sakarya. 
 
Festival budaya ini menampilkan kekayaan tradisi dari berbagai daerah nusantara yang digelar di Kongre Merkezi Sakarya Universitas Sakarya pada Jumat, 28 November 2025. Menuju malam puncak Muhteşem Endonezya, pada 25 November 2025, Diaspora Indonesia bekerja sama dengan mahasiswa lokal menggelar acara Batik x Ebru sebagai wadah untuk mempromosikan acara Muhtesem Endonezya. 
 
Acara dibuka dengan penampilan tari tradisional yang ditampilkan oleh mahasiswa Indonesia dan juga mahasiswa turki. Batik x Ebru merupakan pertukaran budaya antara Indonesia dan Turki. 

Mahasiswa lokal dan mahasiswa internasional berkesempetan mempelajari teknik batik tradisional Indonesia sekaligus mengenal seni Ebru khas Turki. Tidak hanya itu, ada beberapa stand yang terdiri dari stand pengenalan budaya yang memperlihatkan barang-barang tradisional, stand baju-baju tradisional dan stand baju atau kain batik yang sengaja dipamerkan dan diperbolehkan untuk dicoba.
 
Uniknya, Batik dan Ebru memiliki ciri khas yang sama, yaitu sama-sama melukis. Batik dilukis melalui canting di atas kain, sementara itu Ebru ialah teknik melukis di atas air. 
 
Alunan musik Indonesia dan turki berpadu dalam satu rasa bahagia yang menggema melalui tawa pada malam itu. Acara ditutup dengan sesi foto bersama serta pesan untuk tidak lupa menghadiri malam puncak yang lebih spektakuler.
 
Muhteşem Endonezya tahun ini mengusung tema “Story Of Dreamland”, sebuah narasi simbolis untuk menampilkan keragaman budaya, bahasa, dan agama di Indonesia. Melalui photo booth yang menggambarkan peta Indonesia beserta penjelasannya, pengunjung diajak memahami Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh meskipun terdiri dari ribuan pulau dan etnis. 
 
Festival ini menjadi ajang untuk memperkenalkan sejarah, keunikan, dan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Ketua Panitia Muhteşem Endonezya, Reisyaff  Fiermy Cantando Abiyu, menyampaikah Indonesia milik kita bersama. Meskipun melalui proses panjang yang tidak mudah, namun acara ini terselenggara dengan baik.
 
“Semoga dari terselenggaranya acara ini, orang Indonesia sadar bahwa negara Indonesia sangat indah dan patut diperkenalkan ke kancah dunia. Tetaplah menjadi wakil Indonesia di mana pun kita berada serta menjunjung tinggi nama baik Indonesia," kata Reisyaff.
 
Dia berharap melalui acara ini, orang luar dapat memahami bahwa mengenal budaya baru tidak selalu membosankan. Justru, sangat menyenagkan. 
 
"Oleh karena itu kami kemas acara ini melalui beberapa penampilan tari tradisional yang berpadu dengan drama," ujar dia.  
 
Wakil Rektor Universitas Sakarya, Özer Köşeoğlu, meyampaikan apresiasi atas keseriusan mahasiswa Indonesia dalam menyelenggarakan festival budaya tersebut serta menekankan pentingnya budaya dalam suatu bangsa.
 
Momen pembukaan ditandai dengan bunyi angklung yang dimainkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama. Disambung dengan prolog drama berupa narasi pembuka legenda yang menceritakan tentang Arsa yang masih dalam proses pencarian dreamland hingga bertemu sang dewi dreamland. 
 
Melalui keingintahuan Arsa tentang pulau dan sejarah Indonesia berbekal dengan buku milik kakeknya, terceritakanlah sejarah Indonesia yang diikuti oleh tarian tradisional dari berbagai daerah, seperti tari saman, silat, tari piring, tari kembang kipas, tari jejer gandrung, tari dayak, tari 4 etnis dan tarung sarung, kecak dan juga tari timur. Para penonton dari berbagai negara akan mengetahui nama tarian-tarian tersebut lewat drama yang berlangsung bergantian dengan pertunjukan.
 
Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara ini merupakan yang ke-4 kali diadakan. 2018 menjadi awal Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat Turki, khususnya di kota Sakarya. 
 
Muhteşem Endonezya berhasil menggetarkan hati para penonton hingga berdecak kagum, mulai dari cara memasuki area yang terstruktur, disambut dengan pameran setelah pintu gapura, nasi tumpeng yang ditaruh dalam tengah arena, serta aneka kuliner nusantara yang disajikan.
 
Festival ini mendapatkan perhatian luas, tidak hanya dari mahasiswa internasional tetapi juga dari pejabat Kota Sakarya, seperti Kepala Dinas Migrasi Provinsi Sakarya Ramazan Latifoğlu, Kepala Distrik Serdivan Ali Candan, Kepala Dinas Olahraga Provinsi Sakarya Cemil Boz Atandı, serta Wakil Rektor Universitas Sakarya Özer Köşeoğlu.
 
Dubes Rizal menegaskan budaya adalah jembatan sunyi yang mampu mempertemukan bangsa-bangsa tanpa batasan bahasa maupun wilayah. Ia menyoroti peran strategis diaspora pelajar sebagai motor penggerak diplomasi budaya, yang melalui kreativitas dan inisiatifnya mampu menghadirkan ruang perjumpaan antara Indonesia dan Turki. 
 
Festival semacam ini, menurutnya, bukan hanya pertunjukan seni, melainkan momentum membangun pemahaman lintas budaya dan memperkuat hubungan antarmasyarakat.
 
Mahasiswa asal Turki, Aygül Aladı, yang turut hadir menyampaikan keberagaman tarian Indonesia menjadi pengalaman yang sangat memikat baginya. Ia menilai keramahtamahan para panitia dan penampil menciptakan suasana hangat serta membuat ia merasa dekat dengan budaya Indonesia. Ia juga menyatakan ketertarikannya untuk kembali hadir pada penyelenggaraan berikutnya. 
 
“Hal yang paling menarik ialah tarian-tariannya, kalian memiliki banyak tarian tradisional, berbeda dengan kami yang tidak memiliki tarian sebanyak tarian indonesia. Kalian juga sangat ramah dan akan saya pastikan jika nanti ada acara seperti ini lagi, saya akan hadir kembali, I Love Indonesia," kata dia. 
 
Acara yang dihadiri setidaknya 900 pengunjung dari berbagai negara ini ditutup dengan parade seluruh penampil di atas panggung, diiringi musik tabola-bale dan berbagai musik tradisional Indonesia. Energi penonton yang berpadu dengan para talent menjadikan penutup malam puncak Muhtesem Endonezya terasa megah dan menggema luas.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan