COMMUNITY

Apa Itu Quite Covering ala Gen Z di Dunia Kerja?

Mia Vale
Minggu 28 September 2025 / 14:08
Jakarta: Studi penelitian baru mengungkap fenomena yang dikenal sebagai quite covering atau “menutupi diri”, di kalangan Gen Z. 

Quite covering merupakan kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan aspek pribadi mereka untuk menghindari penilaian dan stereotip, agar dapat diterima dan tampak lebih mudah dipromosikan. 

Baca juga: Apa Itu Anti-It Bag-nya Gen Z?

Namun, apa yang mungkin disembunyikan Gen Z di balik tatapan tersebut? Sebuah survei Attensi terbaru yang melibatkan 2.000 karyawan dari berbagai industri dan kelompok usia menyebut "quiet covering" sebagai krisis tersembunyi dalam dunia kerja saat ini. 

Sebesar 58 persen mengaku melakukan skill masking, menyembunyikan kesenjangan pengetahuan atau kompetensi untuk menghindari penilaian. 

Hampir setengahnya mengatakan mereka berpura-pura memahami sesuatu di tempat kerja dan 40 persen menghindari meminta bantuan meskipun mereka tidak yakin bagaimana cara melanjutkannya. 

Fenomena covering pertama kali dicetuskan oleh Profesor Kenji Yoshino sebagai praktik menyembunyikan atribut pribadi agar sesuai atau menghindari stereotip, penilaian, dan diskriminasi. 

Beberapa contoh "menutupi" yang paling menonjol adalah ketika karyawan meminimalkan aspek atribut pribadi mereka, seperti ras/etnis, gender, orientasi seksual, usia, agama, disabilitas, atau karakteristik lainnya agar merasa diterima, menghindari PHK, dan mendapatkan promosi. 
 

Alasan melakukan quite covering


Seperti kebanyakan orang, kamu mungkin pernah menggunakan istilah "menutupi" di beberapa titik dalam kehidupan pribadi atau karier. 

Covering dalam tingkat tertentu adalah normal dan wajar, karena mencerminkan kemampuan beradaptasi dan kecerdasan emosional, yang memungkinkan individu untuk menavigasi beragam konteks sosial dan profesional. 


(Profesor Emeritus di Universitas North Carolina sekaligus penulis, Bryan Robinson, PhD mengatakan, quiet covering adalah kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan aspek pribadi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Namun, jika kamu secara berlebihan atau kronis menyembunyikan diri di tempat kerja, hal itu dapat berbahaya. Pasalnya, bisa menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan terputus, yang pada akhirnya merusak kesejahteraan dan kinerja organisasi kamu.

Sebuah studi penelitian baru dari Hu-X x Hi-Bob yang dikutip dari laman Forbes melaporkan, 97 persen karyawan bekerja setidaknya beberapa kali, dan 67 persen bekerja sering. 

Mengapa? Para peneliti menemukan berbagai alasan, untuk menjaga citra profesional (55 persen), untuk penerimaan sosial (48 persen), untuk menghindari diskriminasi (46 persen), untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan promosi, kenaikan gaji, atau bonus (46 persen), atau untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan ulasan akhir tahun yang lebih baik (43 persen). 

Sebagian besar karyawan bekerja dengan atasan seperti pimpinan senior (55 persen) atau manajer langsung (54 persen). 

Seorang partisipan dalam studi tersebut mengatakan ia bekerja karena ia berusia 60 tahun, orang tertua di timnya. Karyawan lain bekerja karena orientasi seksualnya untuk mencegah penilaian. 

Pekerja lain lagi mengatakan mereka bekerja karena malu memiliki ADD, takut akan pandangan politik mereka, dan berbohong bahwa mereka telah mendapatkan vaksin covid wajib perusahaan-padahal belum.
 

Alasan Gen Z lakukan quite covering


Gen Z tidak hanya mengubah cara kerja, mereka diam-diam menulis ulang aturan tempat kerja, sebagian besar di bawah radar. Studi Hu-X x Hi-Bob menunjukkan bahwa hal itu mungkin menjelaskan lebih lanjut tentang tatapan Gen Z, ekspresi yang tampak kosong dan acuh tak acuh di antara beberapa anggota generasi muda. 

Pekerja Gen Z dua kali lebih mungkin dibandingkan generasi boomer untuk menyembunyikan sebagian dari diri mereka di tempat kerja, dengan 56 persen menyebutkan bahwa mereka melakukan ini bahkan dalam percakapan dengan HR. 

Hampir setengah dari Gen Z melaporkan menyembunyikan tantangan kesehatan mental, kebiasaan perawatan diri, atau pengalaman masa lalu untuk memproyeksikan citra profesional yang kuat sehingga mereka lebih mudah dipromosikan. 

Boleh dibilang, ini merupakan respons Gen Z terhadap perlindungan diri dari norma-norma tempat kerja yang dapat terasa menuntut secara emosional.

Intinya, generasi muda lebih sering "quiet covering" dan di hampir setiap aspek identitas mereka. Hal ini menunjukkan tekanan besar yang dirasakan Gen Z untuk menyesuaikan diri, sukses, dan membangun kredibilitas dalam karier mereka. 

Baca juga: Fawning, Strategi Bertahan Hidup Gen Z dari Stres dan Trauma

Ketika keaslian dianggap sebagai beban, perusahaan kehilangan kreativitas, produktivitas, dan inovasi. 

Hal ini juga meningkatkan stres dan menurunkan keterlibatan dengan cara yang sering kali tidak terlihat hingga memengaruhi retensi dan kinerja. Ingat, quiet covering merupakan risiko nyata bagi organisasi!


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH