YOUR FASHION

Apa Itu Anti-It Bag-nya Gen Z?

Mia Vale
Selasa 22 Juli 2025 / 16:57
Jakarta: Mungkin bagi sebagian wanita generasi Milenial atau sebelumnya, memiliki tas branded dari desainer ternama adalah sesuatu yang "bergengsi". 

Namun belum tentu bagi generasi Z. Pasalnya memiliki "It bag" dari rumah mide terkenal bukan preferensi utama bagi gen Z. 

Mereka lebih tertarik pada model tas yang unik, personal, tidak diproduksi secara massal, walaupun tanpa logo atau merek ternama menempel pada bagian luar tas.

Baca juga: 5 Outfit Monokrom Super Simple yang Bikin Penampilanmu Makin Stylish

"It bag" sendiri dalam bahasa Indonesia berarti tas yang sedang tren atau populer di kalangan tertentu, terutama dalam dunia mode. 

Istilah ini merujuk pada tas tangan desainer yang menjadi incaran dan sangat diinginkan pada suatu periode waktu tertentu. 

Dan fenomena "Anti- It bag" yang sedang terjadi di kalangan gen Z. Ya, telah terjadi pergeseran nilai dalam dunia fashion, di mana keaslian dan cerita di balik sebuah barang menjadi lebih penting daripada status.
 

Dikatakan "It bag"


Saat menikmati tempat-tempat publik, mungkin kita akan melihat banyak gen Z sedang menjinjing tas-tas yang modelnya lucu, tas rajutan tangan, tas selempang vintage dari pasar loak, tas berbahan daur ulang, atau bahkan tas hasil kolaborasi seniman lokal. Boleh dibilang, tas tersebut jarang kita lihat.

"Mendefinisikan sebuah 'It bag' sama seperti menemukan cinta, ini adalah sesuatu yang kamu rasakan di dalam hati," ujar Libby Page, direktur pasar di Net-a-Porter, dikutip dari Harpers Bazaar. 

Tidak ada ukuran yang cocok, ini bukanlah sesuatu yang disengaja. Ide utamanya adalah memiliki fitur desain yang kuat, yang membuatnya langsung dikenali. Lantas yang menjadi pertimbangan gen Z, yang bilang lebih pada "anti-it bag"?
 

Menolak logomania, merayakan niche



(Gen Z lebih mendambakan keunikan dan personalisasi dalam setiap aspek gaya mereka. Tas, sebagai salah satu aksesori penting, menjadi media untuk menunjukkan identitas yang otentik dan menolak homogenitas. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Sepertinya salah satu pertimbangan gen Z yaitu berkaitan erat dengan penolakan terhadap 'logomania' atau obsesi terhadap logo brand besar. 

Bagi gen Z, mempertunjukkan sebuat logo dari brand terkenal bukan suatu kemewahan, melainkan kurang orisinal. 

Sebaliknya menurut berbagai sumber, brand independen, perajin lokal, atau produk vintage yang menawarkan nilai cerita dan keunikan yang tak bisa ditiru oleh produksi massal, menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.
 

Cerita di balik tas


Bagi Gen Z, membeli sebuah tas bukan hanya sekadar transaksi seperti membeli sayuran di pasar, melainkan sebuah investasi pada sebuah cerita. 

Tas vintage mungkin menyimpan sejarah dari dekade sebelumnya. Apalagi tas yang dibuat dengan tangan mengandung kisah tentang pengrajin dan dedikasinya. 

Tentunya semua itu akan memiliki ceritanya masing-masing dan menambah nilai dari tas tersebut. Nilai-nilai inilah yang berhubungan dengan filosofi hidup gen Z yang mengutamakan makna dan tujuan. 

Fenomena 'Anti-It Bag' ini bukan hanya sekadar tren mode yang lewat, melainkan sebuah indikator perubahan fundamental cara gen Z dalam memandang konsumsi.
 

Pesona keunikan dan personalisasi


Gen Z lebih mendambakan keunikan dan personalisasi dalam setiap aspek gaya mereka. Tas, sebagai salah satu aksesori penting, menjadi media untuk menunjukkan identitas yang otentik dan menolak homogenitas. 

Mereka tidak ingin menjadi bagian dari "seragam" yang sama dengan ribuan orang lainnya. Para gen Z lebih memilih tas dengan jumlah terbatas, namun bisa membuat orang lain tak lepas memandang tas yang mereka miliki.

Baca juga: Intip Gaya Stylish Lucy Gou, Miliader Wanita Termuda di Dunia

Dengan pertimbangan yang dimiliki gen Z, mereka lebih memilih untuk berinvestasi pada keunikan, personalisasi, dan nilai-nilai otentik, saat memilih tas. 

Bukan sekadar label dan status. Ini adalah perayaan individualitas, di mana setiap tas adalah pernyataan gaya yang jujur dan personal. Bukan hanya merek ternama, harga mahal, dan gengsi semata.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH