COMMUNITY

Hidupkan Kembali Permainan Tradisional sebagai Warisan Budaya

Elang Riki Yanuar
Sabtu 15 November 2025 / 18:00
Jakarta: Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) menghadirkan Teras Main Indonesia, sebuah festival yang membawa kembali ingatan kolektif masyarakat pada permainan rakyat yang selama ini perlahan tersingkir oleh perkembangan digital.

Selasar Gedung Sasono Utomo di Taman Mini Indonesia Indah dipenuhi oleh suasana ceria yang mempertemukan generasi masa kini dengan warisan masa lalu.

Festival ini lahir dari keprihatinan atas semakin jarangnya permainan tradisional terlihat di kehidupan sehari-hari. Padahal, permainan tersebut bukan hanya bentuk hiburan sederhana, tetapi juga merupakan bagian dari perjalanan panjang pembentukan karakter anak bangsa. 

Di tengah perubahan pola bermain, Teras Main Indonesia hadir sebagai pengingat bahwa tradisi memiliki tempat penting dalam perkembangan sosial dan emosional generasi muda. Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sekaligus Ketua Dewan Pengarah KPOTI, Dr. Rima Agristina, memanfaatkan momen ini untuk menegaskan betapa besarnya kekayaan budaya Indonesia. 

"Bukan saja keberagaman suku bangsa, tetapi juga kita diwariskan permainan dan olahraga tradisional, yang berdasarkan penelitian KPOTI, ada dari 2.600 permainan dan olahraga tradisional di Indonesia, terbanyak di dunia," kata Rima Agustina.

Rima juga menggarisbawahi bahwa ragam permainan tersebut memiliki potensi luar biasa untuk menjadi media penyampai nilai luhur bangsa. Ia menyatakan bahwa setiap permainan membawa prinsip moral yang mencerminkan jati diri Indonesia. 

"Di dalam setiap permainan dan olahragat tradisional tersebut ada nilai-nilai Pancasila. Karena itu, perlu kita lestarikan, perlu kita hidupkan kembali agar anak-anak kita, pewaris bangsa dan calon pemimpin masa depan, tumbuh dengan karakter Indonesia yang sesungguhnya, karakter Pancasila," ucapnya.

Ketua Pelaksana Teras Main Indonesia, Dr. M. Zaini Alif, turut menyoroti perubahan besar yang terjadi di kalangan anak-anak seiring dengan berkembangnya teknologi. Ia mengungkapkan bahwa digitalisasi telah membuat permainan fisik semakin terpinggirkan.

"Anak-anak masa kini lebih akrab dengan gim digital daripada permainan seperti bentengan, kelereng, gobak sodor, atau congklak. Hilangnya tradisi bermain ini tidak hanya mengancam keberlanjutan budaya, tetapi juga mengikis nilai-nilai luhur yang selama ini menjadi jati diri bangsa," ucapnya.

Zaini menegaskan bahwa pembentukan karakter bangsa dimulai sejak usia dini. Baginya, permainan adalah sarana efektif dalam menanamkan nilai sosial yang dibutuhkan anak ketika tumbuh dewasa. Ia menambahkan bahwa permainan tradisional memupuk gotong royong, sportivitas, kebhinekaan, kreativitas, serta rasa kebersamaan sebagai satu bangsa.

"Cara kita bermain, berinteraksi, dan mewariskan nilai menjadi fondasi penting bagi masa depan Indonesia. Nilai seperti gotong royong, sportivitas, kebhinekaan, kreativitas, hingga rasa memiliki sebagai satu bangsa tumbuh dari kebiasaan bermain yang diwariskan turun-temurun," jelasnya.

Rangkaian acara dalam festival ini menghadirkan berbagai permainan yang mewakili 33 provinsi di Indonesia. Para pengunjung dapat merasakan pengalaman memainkan Bodu Bue Duk Doeng dari Aceh, Pacu Upiah dari Sumatera Barat, Balogo dari Kalimantan Selatan, hingga panahan khas Merauke dari Papua Selatan. 

Selain arena permainan, panitia juga menyediakan kegiatan kreatif seperti workshop mewarnai layang-layang dan membuat janur. Aktivitas ini banyak diminati anak karena memberi kesempatan untuk berkreasi sambil melatih kesabaran dan ketelitian. Suasana penuh warna tampak di berbagai sudut festival ketika anak-anak dengan antusias mengecat pola atau merangkai daun janur menjadi karya unik.

Di balik festival yang meriah ini, KPOTI membawa misi yang lebih besar. Mereka ingin permainan tradisional kembali hadir di lingkungan pendidikan. Upaya sistematis dilakukan melalui penyusunan modul pembelajaran, pelatihan fasilitator, dan pembukaan sertifikasi pelatih daerah agar sekolah memiliki pedoman dalam menerapkan permainan rakyat sebagai bagian dari pembentukan karakter.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)

MOST SEARCH