COMMUNITY

Pentingnya Kesadaran Individual dalam Mengurangi Sampah Plastik di Indonesia

Yuni Yuli Yanti
Kamis 18 November 2021 / 07:00
Jakarta: Di Indonesia, timbunan sampah pada 2020 telah mencapai 67,8 juta ton per tahun, dan diperkirakan akan meningkat 5 persen setiap tahunnya. Dari jumlah ini, 15 persennya adalah sampah plastik. Di pulau Jawa, tercatat 88,17 persen sampah plastik masih diangkut ke TPA atau berserakan di lingkungan. 

Untuk itu, Pemerintah menargetkan angka pengurangan sampah hingga 30 persen tahun 2025, diiringi dengan dicanangkannya berbagai regulasi dan gerakan yang menegaskan pentingnya kolaborasi dari seluruh pihak untuk ikut andil mengurai permasalahan sampah.

Permasalahan sampah di Indonesia sangat pelik dan untuk menyelesaikannya perlu waktu yang tidak sebentar. Semua pihak dalam rantai nilai sampah perlu berbagi peran melakukan aksi nyata.

Berdasarkan ilmu psikologis tentang kajian perilaku seseorang menemukan bahwa mereka yang masih tidak memiliki kepedulian terhadap sampah umumnya kurang memiliki empati atau apatis. Akibat dari rasa ketidaknyamanan untuk mengakui bahwa permasalahan sampah adalah hal nyata dan mengancam kehidupan mereka. 

Tara de Thouars, BA, M. Psi., Psikolog Klinis mengatakan perilaku peduli terhadap masalah sampah adalah pilihan yang sangat subyektif. Pertama-tama perlu ditanamkan kesadaran bahwa bertanggung jawab terhadap sampah adalah langkah kebaikan sederhana namun berdampak besar. Untuk memiliki kesadaran, perlu dimulai dengan adanya sense of purpose karena seseorang baru akan termotivasi jika apa yang dilakukannya memiliki tujuan dan arti.


(Kemampuan mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan adalah penanda peradaban, dan inilah yang menjadi tantangan kita bersama. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


"Lebih bijak mengelola sampah bisa menjadi salah satu bentuk sense of purpose bahwa mereka sudah berhasil mewujudkan purpose yang positif bagi diri dan lingkungannya. Setelah itu, perbuatan bijak ini perlu didukung dan dipertahankan dengan adanya self reward, sesederhana mengapresiasi diri bahwa kita telah melakukan sebuah kebaikan. Pada akhirnya, self reward ini dapat menjadi dorongan bagi seseorang untuk mengubah perilakunya secara jangka panjang," jelas Tara dalam acara virtual diskusi “Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia” yang diadakan oleh PT. PT Unilever Indonesia, Tbk, pada Selasa 16 November 2021. 

Selain itu, Dr. Arie Sujito, S.Sos, M.Si., Sosiolog dan Pengajar FISIPOL Universitas Gadjah Mada menambahkan bahwa kemampuan mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan adalah penanda peradaban, dan inilah yang menjadi tantangan kita bersama.

Masyarakat harus terlebih dahulu mengubah persepsi mengenai lingkungan, bahwa lingkungan harus dijaga agar kualitas kehidupan tetap baik untuk masa kini dan masa mendatang. 

"Hal ini berhubungan pula dengan cara kita memandang sampah plastik sebagai bagian dari masalah lingkungan, bahwa sampah plastik bukan hal yang menjijikkan atau tidak bermakna, melainkan bagian dari keseharian yang jika mampu dikelola dan dikendalikan akan meningkatkan kualitas hidup," pungkas Dr. Arie. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH