COMMUNITY
5 Tahun #OneActionOneTree di Desa Gondoharum, dari Bibit Harapan hingga Panen Mangga
A. Firdaus
Rabu 05 Februari 2025 / 19:56
Kudus: Lima tahun sudah program digital Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) melalui aksi #OneActionOneTree (OAOT) berjalan. Program yang merupakan inisiatif Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) berkomitmen melestarikan lingkungan.
Setengah dekade berselang, dampak dari gerakan #OAOT semakin signifikan bagi pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan petani, khususnya di Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, Kudus yang menjadi penerima bibit.
Saking suksesnya, kini, Desa Gondoharum mulai memiliki target jangka panjang untuk mendirikan agroforestri dan menjadikan daerahnya sebagai salah satu produsen mangga terbesar di Provinsi Jawa Tengah.
Bukan target yang tak bisa dicapai, berdasarkan data BPS 2024, selama 2021–2023, Provinsi Jawa Tengah konsisten menjadi produsen mangga terbesar kedua di level nasional, dengan rata-rata produksi sebesar 512.914,3 ton per tahun. Adapun Kabupaten Kudus, pada 2023, menempati posisi ke-20 di tingkat provinsi dengan 6.840,9 ton.
Baca juga: Kopdar Aksi Darling di Pemogan, Ajak Anak Muda Tanam Mangrove
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara mengatakan, komitmen BLDF yang bukan hanya memberikan bibit, tapi banyak hal terutama mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada para petani di Desa Gondoharum, yang diharapkan dapat berdampak panjang.
"Maka dari itu, dalam inaugurasi kali ini, BLDF memberikan bantuan 26.000 bibit serta sarana dan prasarana seperti gazebo kepada Kelompok Tani Wonorejo," kata Mutiara saat Konferensi Pers Aksi Nyata Penanaman 26 ribu bibit pohon, Rabu 5 Februari 2025 di Desa Gondoharum, Kudus, Jawa Tengah.
%202.jpeg)
Seremonial penyerahan dan penanaman 26.000 bibit multi purpose tree species hasil konversi dari gerakan One Action One Tree ke Komunitas Tani Wonorejo di Perbukitan Patiayam. Dok. A. Firdaus/Medcom
Kegiatan ini bukan hanya berdampak pada kesejahteraan masyarakat di Desa Gondoharum saja, tapi juga menjadi bukti nyata atas dampak program perhutanan sosial. Kepala Seksi Wilayah I Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa Kementerian Kehutanan Ruhiat mengatakan, Ikhtiar masyarakat untuk menanam di area perhutanan ini menunjukkan rasa memiliki yang kuat terhadap alam.
"Sejak 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (saat itu) memang memberi peluang bagi masyarakat untuk mengelola perhutanan sosial agar tetap lestari dan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Harapannya upaya senada dapat direplikasi oleh komunitas petani lain di desa-desa sekitar Perbukitan Patiayam ini,” kata Ruhiat, yang mewakili Kepala BPSKL Wilayah Jawa Danang Kuncara Sakti.
Sementara Ketua Kelompok Tani Wonorejo, Mashuri yang memprakarsai penanaman ini menyebutkan tekadnya yang ingin desanya terhindar dari bencana. Untuk itu, sejak 2020, kelompok tani yang diprakarsainya berkolaborasi dengan BLDF demi bisa menghijaukan wilayahnya.
"Kami berkolaborasi dengan BLDF yang memberikan bantuan bibit untuk menanam dengan sistem tumpang sari agar bernilai ekonomi. Alhamdulillah, setelah lima tahun merawat, kami mulai memanen mangga hingga 30 ton tahun lalu," kata Mashuri.
Sebagai tanda konsistensi mereka menghijaukan Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, pada tahun kelima penyelenggaraan OAOT ini sudah ada 596 peserta terlibat dan 26.000 bibit terkumpul. Sementara untuk panen pada tahun ini di Perbukitan Patiayam yaitu Mangga Gadung. Dinamakan Mangga Dodi (Dowo Gedhi dalam bahasa Jawa, yang artinya tumbuh besar dalam bahasa Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Setengah dekade berselang, dampak dari gerakan #OAOT semakin signifikan bagi pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan petani, khususnya di Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, Kudus yang menjadi penerima bibit.
Saking suksesnya, kini, Desa Gondoharum mulai memiliki target jangka panjang untuk mendirikan agroforestri dan menjadikan daerahnya sebagai salah satu produsen mangga terbesar di Provinsi Jawa Tengah.
Bukan target yang tak bisa dicapai, berdasarkan data BPS 2024, selama 2021–2023, Provinsi Jawa Tengah konsisten menjadi produsen mangga terbesar kedua di level nasional, dengan rata-rata produksi sebesar 512.914,3 ton per tahun. Adapun Kabupaten Kudus, pada 2023, menempati posisi ke-20 di tingkat provinsi dengan 6.840,9 ton.
Baca juga: Kopdar Aksi Darling di Pemogan, Ajak Anak Muda Tanam Mangrove
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara mengatakan, komitmen BLDF yang bukan hanya memberikan bibit, tapi banyak hal terutama mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada para petani di Desa Gondoharum, yang diharapkan dapat berdampak panjang.
"Maka dari itu, dalam inaugurasi kali ini, BLDF memberikan bantuan 26.000 bibit serta sarana dan prasarana seperti gazebo kepada Kelompok Tani Wonorejo," kata Mutiara saat Konferensi Pers Aksi Nyata Penanaman 26 ribu bibit pohon, Rabu 5 Februari 2025 di Desa Gondoharum, Kudus, Jawa Tengah.
%202.jpeg)
Seremonial penyerahan dan penanaman 26.000 bibit multi purpose tree species hasil konversi dari gerakan One Action One Tree ke Komunitas Tani Wonorejo di Perbukitan Patiayam. Dok. A. Firdaus/Medcom
Kegiatan ini bukan hanya berdampak pada kesejahteraan masyarakat di Desa Gondoharum saja, tapi juga menjadi bukti nyata atas dampak program perhutanan sosial. Kepala Seksi Wilayah I Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa Kementerian Kehutanan Ruhiat mengatakan, Ikhtiar masyarakat untuk menanam di area perhutanan ini menunjukkan rasa memiliki yang kuat terhadap alam.
"Sejak 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (saat itu) memang memberi peluang bagi masyarakat untuk mengelola perhutanan sosial agar tetap lestari dan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Harapannya upaya senada dapat direplikasi oleh komunitas petani lain di desa-desa sekitar Perbukitan Patiayam ini,” kata Ruhiat, yang mewakili Kepala BPSKL Wilayah Jawa Danang Kuncara Sakti.
Sementara Ketua Kelompok Tani Wonorejo, Mashuri yang memprakarsai penanaman ini menyebutkan tekadnya yang ingin desanya terhindar dari bencana. Untuk itu, sejak 2020, kelompok tani yang diprakarsainya berkolaborasi dengan BLDF demi bisa menghijaukan wilayahnya.
"Kami berkolaborasi dengan BLDF yang memberikan bantuan bibit untuk menanam dengan sistem tumpang sari agar bernilai ekonomi. Alhamdulillah, setelah lima tahun merawat, kami mulai memanen mangga hingga 30 ton tahun lalu," kata Mashuri.
Sebagai tanda konsistensi mereka menghijaukan Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, pada tahun kelima penyelenggaraan OAOT ini sudah ada 596 peserta terlibat dan 26.000 bibit terkumpul. Sementara untuk panen pada tahun ini di Perbukitan Patiayam yaitu Mangga Gadung. Dinamakan Mangga Dodi (Dowo Gedhi dalam bahasa Jawa, yang artinya tumbuh besar dalam bahasa Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)