COMMUNITY

Kopdar Aksi Darling di Pemogan, Ajak Anak Muda Tanam Mangrove

Yatin Suleha
Jumat 20 September 2024 / 10:19
Jimbaran: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah Indonesia menurut data dari Kementerian Luar Negeri yaitu 1.904.569 km² dengan jumlah pulau sekitar 17.504. 

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menjaga laut dengan pantai adalah dengan penanaman mangrove dari abrasi atau pengikisan daratan di daerah pesisir pantai akibat aktivitas gelombang, arus, dan pasang surut laut. Hal ini penting karena abrasi dapat menyebabkan perubahan garis pantai. 

Dampak dari abrasi juga bisa mengancam pesisir mulai mengalami kondisi tenggelam, dan tentu saja bisa berdampak pada pariwisata yang kian terpuruk. Dan Siap Darling pada Kamis, 19 September 2024 mengajak Kopi Darat anak-anak muda untuk ikut menanam mangrove di sekitar Pemogan, Bali.

Siap Darling sendiri yang merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation sejak November 2018 turut aktif untuk menyebarkan konten-konten positif tentang kegiatan mencintai lingkungan dan bumi.
 

Aksi penanaman ajak anak muda



(Ira Ratnati, Program Officer BLDF menjabarkan bahwa penanaman mangrove punya alasan. "Karena Indonesia negara kepulauan dan harusnya idealnya mangrove jadi tembok di pinggir laut untuk mencegah abrasi dan kerugian lingkungan." Foto: Dok. Siap Darling/BLDF)

Program Officer Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) Ira Ratnati mengatakan, Kopdar Aksi Darling yaitu Kopi Darat merupakan kegiatan pertemuan yang formatnya ngobrol sambil melakukan aksi dengan anak-anak muda. "Sekarang di Bali namanya Kopi Darling-kopi sadar lingkungan. Biasanya formatnya itu, either kita bikin aksi dulu baru ngobrol, atau ngobrol dulu baru aksi."

"Tadi siang kita ngajak ngobrol Robi-Navicula (vokalis dan gitaris sekaligus pendiri grup musik grunge Navicula), dia salah satu aktivis, pencinta lingkungan yang beneran ngelotok ilmunya sama Pak Ketut (I Ketut Darsana-Ketua Kub Simbar Segara)," papar Ira. 

Hal ini dilakukan agar anak-anak muda lebih tertarik lagi yaitu dengan hadirnya influencer (Robi-Navicula) karena lebih dikenal anak-anak muda. 


(Robi-Navicula (vokalis dan gitaris sekaligus pendiri grup musik grunge Navicula) yang jadi pembicara dalam acara Kopi Darling-kopi sadar lingkungan, di KUB Simbar Segara, Kamis, 19 September 2024. Foto: Dok. Siap Darling/BLDF)

"Biasanya kita gitu, hadirin influencer, biasa kan anak-anak biasanya lebih kenal sama mereka dibanding sama praktisinya, biasanya gitu. Kita dampingi gitu. Tadi siang kita ngobrolin soal kenapa mangrove, kenapa kita mulai peduli sama lingkungan," terang Ira lagi.

Ira menjabarkan bahwa penanaman mangrove punya alasan. "Karena Indonesia negara kepulauan dan harusnya idealnya mangrove jadi tembok di pinggir laut untuk mencegah abrasi dan kerugian lingkungan. Bahkan mangrove terkenal sebagai benteng yang lebih kuat untuk menahan tsunami bahkan."

Dan hal ini jadi langkah nyata dari Siap Darling dengan hadirnya 36 orang mahasiswa dari 14 kampus di sekitaran Bali. Mereka menanam sekitar 5.000 bibit mangrove yang dibantu oleh KUB Simbar Segara. 

KUB Simbar Segara sendiri adalah destinasi ekowisata yang unik karena menawarkan pengalaman susur hutan mangrove. Lokasinya di Pemogan, Denpasar Selatan dan sudah beroperasi sejak 2014. Selain keheningan dan hamparan hijaunya pohon mangrove, tempat ini juga jadi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan yang mencari wisata alam.
 

Robi-Navicula: "Mangrove memang harus dipelihara"



(Anak-anak muda menanam mangrove yang dibantu oleh tim dari KUB Simba Segara. Foto: Dok. Siap Darling/BLDF)

Robi yang merupakan vokalis dan gitaris grup musik Navicula mengatakan bahwa keberadaan mangove memang harus dipelihara. "Keberadaan mangrove ini sebenarnya suka tidak suka kalau kita ingin mengikuti peraturan legalnya harus dipelihara," beber Robi di lokasi yang sama. Dan menurutnya disamping pelestarian ini bagus untuk ekosistem secara hukum harus dipelihara. 

Menurut Robi, kerja sama antara lembaga dan pemerintah menjadi sebuah hal yang penting. "Kalau kita melihatnya di sini (soal luasan wilayan mangrove) compare sebelum ini serius direhabilitasi, itu rusak banget. Itu 80-90-an kalau kita lihat gitu kayak masih belum serius. Makanya ada pembabatan, perubahan alih fungsi, dari zona konservasi jadi tambak. Itu sudah ada kencenderungan itu enggak direm, bisa abis."

"Makanya akhirnya dibuatlah keseriusan dari pemerintah setempat, dari Denpasar dari Provinsi harus dijaga. Dan dari pada waktu kerusakan itu terjadi berapa tahun yang lalu, sampai sekarang kalau kita lihat, perkembangan rehabilitasinya sudah bagus," terang lelaki gondrong ini.

"Syukur di sini kalau kita mau lihat sebuah proyek itu efektivitasnya berjalan kan harus ada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat setempat yang di sini, nelayan pesisir yang mendiami tempat ini, dan juga dari masyarakat adat, institusi pendidikan, jadi pusat lembaga, kampus-kampus, sekolah melakukan aktivitas di sini. Berati kolaborasi itu udah ada," jelas Robi. 

Lebih lanjut ia berkesimpulan, "Bisa dibilang proyek ini ideal, karena terjadi kolaborasi antara, pemerintah, korporasi, dan juga masyarakat setempat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH