COMMUNITY
Mengasah Kreativitas Generasi Muda lewat Kompetisi Menulis
Medcom
Minggu 07 November 2021 / 14:00
Jakarta: Sebagai calon pemimpin masa depan, generasi muda Indonesia saat ini harus memiliki kecakapan emosional, intelegensia, visioner serta memiliki kreativitas dan berpikir kritis. Salah satu cara untuk memacu generasi muda berpikir lebih kritis dan kreatif adalah dengan menulis.
Hal itulah yang mendasari digelarnya Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021. Tahun ini, ajang yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation itu diikuti finalis sebanyak 16 Beswan Djarum. Mereka terpilih dari total 220 perserta yang berkompetisi sejak tahap regional di empat wilayah yaitu, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Ajang kompetisi menulis ini merupakan salah satu sarana keterampilan lunak atau soft-skill yang didapatkan Beswan Djarum dari seluruh rangkaian program Djarum Beasiswa Plus. Lewat program ini para peserta diajak untuk berpikir kritis, menuangkan gagasan dan ide kreatif secara tertulis, kemudian mempresentasikannya di depan para pakar.
"Setelah menerima soft-skills Leadership Development, Beswan Djarum dirangsang untuk memiliki kepekaan dan berpikir kritis terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Mereka ditantang untuk memberikan kontribusi positif sebagai solusi. Menuangkan gagasannya dalam bentuk karya tulis yang merepresentasikan kualitas berpikir kreatif dan inovatif, untuk kemudian diuji melalui sebuah ajang kompetisi, yakni Writing Competition," kata Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/11/2021).
Dari 16 mahasiswa, terpilih para pemenang dari dua kategori yang dikompetisikan yaitu kategori eksakta dan non-eksata. Juara I dari kategori eksakta adalah Nicole Jovanka Kristalisia. Mahasiswi jurusan Teknik Kimia dari Universitas Sriwijaya ini jadi pemenang berkat esainya yang berjudul "Inovasi Katalis Biodiesel Berbasis Silika Hasil Incineration Bottom Ash Limbah Medis".
"Seperti peribahasa, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Saya ingin mengubah fungsi Biodiesel sekaligus mengurangi limbah di bumi ini. Biodiesel merupakan salah satu alternatif energi terbaru dan sangat ramah lingkungan. Biodesel juga dapat memproduksi sumber energi dalam jumlah yang cukup masif," jelas Nicole yang ingin membantu mengurangi limbah plastik dan limbah medis serta biomassa lainnya.

Sementara di kategori Non-Eksata dimenangkan oleh Cindy Aurellie Hutomo, yang merupakan mahasiswi jurusan Komunikasi & Pengembangan Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor. Cindy menang setelah menulis esai berjudul "Growby: Aplikasi Cerdas Pemenuhan Gizi Balita dalam Merespon Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19.
"Indonesia menduduki peringkat 3 masalah stunting di South-East Asian Region. Melihat fenomena stunting yang diperparah dengan penurunan perekonomian di era pandemi, maka saya tergerak menghadirkan GROWBY sebagai aplikasi solutif pertama yang menyediakan akses pangan gizi seimbang dengan mudah dan murah, serta memberikan edukasi dan layanan konsultasi 24 jam bagi penggunanya," papar Cindy.

Cindy dan Nicole menang setelah dianggap yang terbaik oleh dewan juri yang berasal dari beragam latar belakang seperti Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman, M. Rur. Sc, Arifin Asydhad, dan Aditya Brahmana Product Manager Gojek Indonesia (praktisi bisnis) yang juga merupakan alumni Beswan Djarum angkatan 2013/2014.
"Kompetisi menulis ini mencoba untuk menjembatani sekaligus menjadi inkubator generasi milenial yang mendapatkan beasiswa dari Djarum foundation untuk menyempurnakan idenya. Soft-skills seperti komunikasi dan networking seperti inilah yang dibangun agar terjadi sinergi antara hard-skills dan soft-skills sehingga ide kreatif para peserta ini dapat diinkubasi dan disempurnakan untuk menuju tahapan berikutnya yaitu realisasi," terang Ronny.
Para pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021 baik dari kategori Eksakta dan Non-Eksakta diberikan apresiasi sebesar Rp30 juta bagi juara pertama, Rp20 juta untuk juara kedua dan Rp15 juta bagi juara ketiga.
"Pada akhirnya, menjadi pemenang adalah sebuah bonus, tetapi yang lebih penting adalah proses pembelajaran terhadap nilai-nilai kreatif dan kritis yang sangat bermanfaat di kehidupan kita sehari-hari, khususnya di era digital," tutup Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Hal itulah yang mendasari digelarnya Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021. Tahun ini, ajang yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation itu diikuti finalis sebanyak 16 Beswan Djarum. Mereka terpilih dari total 220 perserta yang berkompetisi sejak tahap regional di empat wilayah yaitu, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Ajang kompetisi menulis ini merupakan salah satu sarana keterampilan lunak atau soft-skill yang didapatkan Beswan Djarum dari seluruh rangkaian program Djarum Beasiswa Plus. Lewat program ini para peserta diajak untuk berpikir kritis, menuangkan gagasan dan ide kreatif secara tertulis, kemudian mempresentasikannya di depan para pakar.
"Setelah menerima soft-skills Leadership Development, Beswan Djarum dirangsang untuk memiliki kepekaan dan berpikir kritis terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Mereka ditantang untuk memberikan kontribusi positif sebagai solusi. Menuangkan gagasannya dalam bentuk karya tulis yang merepresentasikan kualitas berpikir kreatif dan inovatif, untuk kemudian diuji melalui sebuah ajang kompetisi, yakni Writing Competition," kata Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/11/2021).
Dari 16 mahasiswa, terpilih para pemenang dari dua kategori yang dikompetisikan yaitu kategori eksakta dan non-eksata. Juara I dari kategori eksakta adalah Nicole Jovanka Kristalisia. Mahasiswi jurusan Teknik Kimia dari Universitas Sriwijaya ini jadi pemenang berkat esainya yang berjudul "Inovasi Katalis Biodiesel Berbasis Silika Hasil Incineration Bottom Ash Limbah Medis".
"Seperti peribahasa, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Saya ingin mengubah fungsi Biodiesel sekaligus mengurangi limbah di bumi ini. Biodiesel merupakan salah satu alternatif energi terbaru dan sangat ramah lingkungan. Biodesel juga dapat memproduksi sumber energi dalam jumlah yang cukup masif," jelas Nicole yang ingin membantu mengurangi limbah plastik dan limbah medis serta biomassa lainnya.

Sementara di kategori Non-Eksata dimenangkan oleh Cindy Aurellie Hutomo, yang merupakan mahasiswi jurusan Komunikasi & Pengembangan Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor. Cindy menang setelah menulis esai berjudul "Growby: Aplikasi Cerdas Pemenuhan Gizi Balita dalam Merespon Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19.
"Indonesia menduduki peringkat 3 masalah stunting di South-East Asian Region. Melihat fenomena stunting yang diperparah dengan penurunan perekonomian di era pandemi, maka saya tergerak menghadirkan GROWBY sebagai aplikasi solutif pertama yang menyediakan akses pangan gizi seimbang dengan mudah dan murah, serta memberikan edukasi dan layanan konsultasi 24 jam bagi penggunanya," papar Cindy.

Cindy dan Nicole menang setelah dianggap yang terbaik oleh dewan juri yang berasal dari beragam latar belakang seperti Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman, M. Rur. Sc, Arifin Asydhad, dan Aditya Brahmana Product Manager Gojek Indonesia (praktisi bisnis) yang juga merupakan alumni Beswan Djarum angkatan 2013/2014.
"Kompetisi menulis ini mencoba untuk menjembatani sekaligus menjadi inkubator generasi milenial yang mendapatkan beasiswa dari Djarum foundation untuk menyempurnakan idenya. Soft-skills seperti komunikasi dan networking seperti inilah yang dibangun agar terjadi sinergi antara hard-skills dan soft-skills sehingga ide kreatif para peserta ini dapat diinkubasi dan disempurnakan untuk menuju tahapan berikutnya yaitu realisasi," terang Ronny.
Para pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021 baik dari kategori Eksakta dan Non-Eksakta diberikan apresiasi sebesar Rp30 juta bagi juara pertama, Rp20 juta untuk juara kedua dan Rp15 juta bagi juara ketiga.
"Pada akhirnya, menjadi pemenang adalah sebuah bonus, tetapi yang lebih penting adalah proses pembelajaran terhadap nilai-nilai kreatif dan kritis yang sangat bermanfaat di kehidupan kita sehari-hari, khususnya di era digital," tutup Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)