COMMUNITY

Masindo Anggap Tembakau Alternatif Terapkan Konsep Pengurangan Bahaya

Medcom
Jumat 28 Oktober 2022 / 13:20
Jakarta: Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) Dimas Syailendra mengatakan bahwa produk tembakau alternatif merupakan hasil inovasi teknologi yang menerapkan konsep pengurangan bahaya. Dia menyebut produk tembakau alternatif seperti produk tembakau dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin telah melalui proses pengembangan, penelitian, pengujian, dan pemutakhiran yang panjang.

“Tidak hanya penelitian dan proses pemutakhiran konsep yang panjang. Setelah diproduksi, produk-produk ini kembali melewati rangkaian pengembangan dan pengujian sehingga penerapan konsep pengurangan bahayanya sudah benar-benar teruji,” kata Dimas.

Menurut Dimas, melalui penelitian yang dilakukan oleh lembaga pemerintah di bawah Department of Health and Social Care Inggris, Public Health England, yang menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko zat berbahaya dan potensi berberbahaya hingga 95 persen lebih rendah daripada rokok.

Sejumlah institusi akademik seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, serta Universitas Padjadjaran juga telah melakukan penelitian yang hasilnya tidak jauh berbeda.

"Produk tembakau alternatif dinilai memiliki potensi besar bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok guna memperbaiki kualitas hidup mereka. Para perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti dari kebiasaan merokok dapat mempertimbangkan untuk beralih ke produk tembakau alternatif," lanjutnya.

Dimas berpendapat pemerintah juga perlu mempelajari regulasi terkait produk tembakau alternatif yang sudah diterapkan di sejumlah negara seperti Inggris, Jepang, dan Filipina. Hal itu bisa sebagai referensi untuk penyusunan kebijakan produk tembakau alternatif di Indonesia.

"Pemerintah juga bisa melakukan kajian ilmiah serupa seperti yang telah dilakukan oleh para peneliti dan akademisi dari dalam dan luar negeri. Hasil kajian ilmiah dan aturan di sejumlah negara tersebut bisa dimanfaatkan sebagai acuan untuk pemetaan strategi dan pembentukan regulasi berbasis ilmiah yang bisa diterapkan di dalam negeri," katanya.

Namun, Dimas mengingatkan pemanfaatan produk tembakau alternatif harus diiringi dengan pembentukan regulasi yang tepat dan sesuai dengan profil risiko dari produk tersebut. Sehingga bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

“Jika pemerintah memilih menutup diri terhadap hadirnya produk tembakau alternatif tanpa adanya regulasi yang jelas dan dibedakan, maka manfaat dari produk ini tidak akan dapat dimaksimalkan dalam menciptakan perbaikan kesehatan publik," tutupnya.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH