BEAUTY

Sama-sama untuk Mempercantik Wajah, Inilah Perbedaan Botox dan Filler

Mia Vale
Kamis 13 Juni 2024 / 07:00
Jakarta: Agar menjadi cantik ada banyak cara. Salah satunya melalui perawatan kecantikan yang tidak melibatkan operasi, yakni botox dan filler. Ya, keduanya bisa mempercantik wajah melalui suntikan. 

Botox mengandung bakteri murni yang membekukan otot, sehingga dapat membantu meminimalkan munculnya garis dan kerutan akibat ekspresi wajah. Sementara dermal filler, mengandung bahan yang menambah kepenuhan pada area yang menipis akibat penuaan.

Bila dilihat sekilas, botox dan dermal filler hampir sama, namun keduanya tetap memiliki perbedaan. Apa itu?
 

Botox

Merupakan pembekuan otot untuk menghentikan kerutan yang disebabkan oleh ekspresi wajah. Ini biasanya ditemukan di wajah bagian atas, seperti dahi dan sekitar mata. Botox bekerja dengan memblokir sinyal saraf di otot tempat suntikan dilakukan. 

Ketika sinyal saraf tersebut terganggu, otot yang terkena akan lumpuh atau membeku untuk sementara. Tanpa pergerakan otot-otot tertentu di wajah ini, kerutan tertentu dapat dihaluskan, dikurangi, atau bahkan dihilangkan. 

Botox hanya bekerja pada kerutan yang disebabkan oleh pergerakan otot. Ini dikenal sebagai kerutan dinamis, dan sering disebut “garis ekspresi”. Garis-garis ini disebabkan oleh senyuman, cemberut, menyipitkan mata, dan ekspresi wajah lainnya. 

Botox bukanlah pengobatan permanen. Perawatan berulang diperlukan untuk efek pengurangan kerutan yang berkelanjutan. Kebanyakan orang menemukan bahwa efek relaksasi otot dari Botox bertahan selama tiga hingga empat bulan. Agar efektivitas botox wajah bisa bertahan lama, disarankan pula untuk menghindari berjemur di bawah sinar matahari, melakukan sauna, serta perawatan dengan radiofrekuensi.


(Dermal filler mengandung bahan yang menambah kepenuhan pada area yang menipis akibat penuaan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Filler

Filler dilakukan dengan memasukkan jaringan lunak di bawah permukaan kulit untuk menambah volume pada area wajah tertentu. Menukil laman Medical News Today, filler lebih fokus pada mengisi kekosongan dan memberikan efek wajah yang kencang dan plumpy. 

Dengan menggunakan asam hialuronat dan zat serupa untuk “mengisi” atau mengencangkan area yang kehilangan volume dan kehalusan. Ini termasuk kerutan di sekitar mulut, bibir tipis, dan pipi yang kehilangan kekenyalannya. Produk ini juga dapat digunakan pada kerutan di dahi, bekas luka, dan area lain yang memerlukan volume ekstra untuk tampilan lebih halus. 

Hasil filler berbeda-beda, tergantung filler yang digunakan. Namun, beberapa filler bertahan hingga 6 bulan, sementara yang lain bertahan hingga 2 tahun atau lebih. Orang-orang harus mendiskusikan kebutuhan dan harapan masing-masing dengan dokter mereka untuk menentukan filler apa yang menjadi pilihan terbaik bagi mereka.

Untuk perawatan wajah yang difiller, selain membersihkan dan merawat kulit seperti biasa, hindari penggunakan krim pengelupas, melakukan tindakan mikrodermabrasi dan laser, selama dua minggu setelah proses filler.  

Ingat, kamu harus menyadari semua kemungkinan risiko dan manfaat sebelum menjalani perawatan ini. Botox dan filler tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui. Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat apa pun harus mendiskusikan apakah botox atau filler aman untuk mereka. 

Diskusikan dengan dokter kulit bersertifikat, ahli bedah plastik, atau ahli bedah kosmetik untuk memastikan prosedur dilakukan dengan aman dan benar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH