Untuk mengatasi masalah itu, Tizak mengatakan, pemerintah dan institusi keuangan perlu menggalakkan insentif dan skema-skema pembiayaan yang ramah kantong. "Misalnya subsidi untuk pemasangan (solar panel) di fasilitas umum, cicilan 0 persen, atau skema sewa," ujar Tiza.
Saat pidato di COP26, Jokowi mengatakan Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Di sektor energi, kata Jokowi, Indonesia memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel serta pengembangan industri berbasis energi bersih.
Jokowi memastikan bahwa Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif seperti pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau. Menurut Jokowi, penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News